(Bab 19) Mengapa

122 50 21
                                    

****

Aku menghirum udara dalam-dalam, ini pertama kalinya aku merasa kenyang.

Es krim yang kumakan barusan sangat enak, aku belum pernah mencoba makanan seperti itu, ketika aku menggigitnya benda itu langsung mencair di mulutku dan rasanya sangat manis sekaligus dingin menyejukkan.

“Kau suka es krim, ya?” tanya Haemi ketika melihatku memakan es krim.

Aku menggeleng, “Aku bahkan baru pertama kali mencoba ini.”

“Kau tidak pernah memakan es krim?”

“Tidak.”

Haemi menatapku lekat-lekat seperti sedang mencari-cari sesuatu, aku tersenyum bingung, apa yang sedang dia pikirkan? Apakah caraku berbicara tidak seperti manusia?

“Es krim ini rasanya sepertimu,” ucapku.

“Apa maksudmu?” perlahan raut wajah Haemi berubah bingung, alisnya juga mengernyit keheranan, ah … sepertinya aku salah bicara.

“Es krim ini manis, dan dingin, sepertimu.”

Lagi-lagi raut wajahnya berubah, dia mendengkus kemudian menatap ke arah lain seperti sedang menghindariku.

“Kau ini benar-benar orang yang aneh. Aku tidak pernah tahu darimana kau berasal, kau tidak tahu ini dan itu, rasanya seperti berasal dari dunia yang berbeda. Sebenarnya kau siapa?” tanyanya sambil menatapku lekat-lekat.

Aku terdiam dan membalas tatapannya, aku tidak tahu harus menjawab apa.

“Aku … hanya Yeonjun.”

Seekor kucing yang kau temukan di rumah baru, sekaligus kucing yang kau rawat selama beberapa hari dan pergi mengejar kunang-kunang sebagai hadiah untukmu.

Aku hanya seekor kucing yang berubah menjadi manusia dan jatuh cinta padamu.

Tanpa sadar kepalaku tertunduk, menutupi segala hal yang seharusnya dia ketahuai, aku buru-buru menghabiskan es krim yang mulai meleleh di tanganku sebagai pengalihkan topik.

“Kau tahu ….”

“Waktu itu aku pernah pergi dari kontrakan selama sehari, saat itu kedua orang tuaku sedang bertengkar dingin dan saling berebut ingin memenangkan hak asuhku, mereka menelfon setiap hari hanya untuk membujukku tetapi aku tidak mau.”

Apakah itu adalah hari di mana dia marah dan pergi dari rumah, meninggalkanku?

“Aku menginap di rumah temanku karena aku merasa kesal dan kesepian, tapi temanku juga sedang bersedih karena kehilangan teman akrabnya. Dia berkata … dia mendapatkan kunang-kunang aneh yang dapat mengabulkan permintaan dan dia menjadi sedih karena kunang-kunang itu hanya ada satu.”

Kedua mataku sontak terbelalak, aku baru mengetahui kalau orang lain bisa saja mendapatkan kunang-kunang dari burung biru, sebenarnya apa yang terjadi? Tidak mungkin kalau teman Haemi mendapatkan kunang-kunang juga.

Kalau seperti ini terus … identitasku bisa ketahuan.

“Sebenarnya saat kau datang ke rumahku, aku tidak bisa benar-benar mengusirmu karena aku merasa bingung, kau mengucapkan kalimat yang sama persis seperti temanku, ‘kunang-kunang dari burung biru bisa mengabulkan permintaan’.”

Dia menoleh padaku, menatap dengan lekat dan dalam, aku mengepalkan kedua tanganku erat-erat tanpa tahu bagaimana harus lari dari situasi ini.

Dia tersenyum.

Jantungku berdetak lebih cepat daripada sebelumnya, aku tidak tahu arti dari senyuman itu sekaligus bagaimana cara untuk mengalihkan pembicaraan, kepalaku langsung tertunduk hanya karena aku ingin lari.

“Ah, aku ingin membeli minuman, kau tunggu di sini.”

Haemi berdiri dari bangku kemudian berjalan pergi tanpa menoleh atau mengatakan apapun lagi, aku hanya bisa menatap punggungnya yang perlahan menjauh.

Apa ini … mengapa tubuhku terasa sakit?

Ngiiiiinnggg

Aku langsung memegang telingaku sambil meringis kesakitan, tiba-tiba saja aku merasa tubuhku seperti sakit dan tenggorokanku terasa sangat kering.

Beberapa kali aku menepuk-nepuk telinga itu tetapi dengingannya tetap tidak bisa berhenti, aku tidak bisa mendengar ataupun menahannya, ini terlalu tiba-tiba, aku tidak mengerti mengapa bisa menjadi seperti ini.

Seperti ada rasa perih dan aneh yang menjalar di dalam tubuhku, kedua tanganku tidak tahu harus melakukan apa, aku ingin berteriak memanggil Haemi tetapi suaraku seakan tidak mampu keluar, berbisik pun tidak bisa.

Kakiku terasa lemas, lututku mulai jatuh ke tanah.

Sayup-sayup aku mendengar suara orang-orang bertanya dan mereka menghampiriku.

TBC

[Spesial Book] Boy From Wonderland [TXT - Yeonjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang