Ia menenggelamkan wajahnya didada bidang milik Daniel"daniel" panggil Aca
"apa sayang?" jawab Daniel iseng
Aca menjauhkan wajahnya dari dada bidang Daniel
"sayang sayang! matamu sayang!"
Tiba tiba ngomel? aneh banget, dapet kali ya? pikir Daniel.
"kamu lagi dapet?"
Aca mengangguk
Daniel pun reflek memegang perut Aca. Aca kaget, memang dulu Daniel sering begini sewaktu Aca dapet karena takut Aca sakit perut, tetapi semenjak Aca memiliki hubungan dengan Geonu, Daniel tidak pernah lagi melakukan itu, menghargai Geonu, maybe.
"sakit peurtnya?" tanya Daniel
Aca pun mengangguk
"yaudah aku rebus air dulu buat kompres perut kamu ya?"
saat Daniel beranjak dari kasur Aca, ia pun menahannya.
Aca menggelengkan kepalanya
"disini aja, jangan kemana mana"
"aku rebus air dulu cantik, untuk kompres perutnya biar ga sakit sayang, sebentar aja kok, ok?"
Aca pun melepaskan tangan Daniel
Beberapa menit kemudian Daniel kembali dengan botol yang berisikan air hangat untuk Aca.
Saat sampai dikamar Aca, pemandangan yang pertama ia lihat adalah, Aca yang berbaring menghadap kesamping dan memegang perutnya
"Aca? gapapa kan?" tanya Daniel khawatir
"aku tidur dikamar abang aja ya, biar kamu enak ngompresnya" jelas saja Daniel telah memikirkan ini sejak tadi, masa iya ia harus melihat perut Aca juga saat ia sedang mengompres kan tidak mungkin.
Saat Daniel melangkahkan kakinya, Aca sudah lebih dulu menahan tangannya, ia pun menggelengkan kepalanya
"aku pake selimut, disini aja temenin, jangan tinggalin"
"caa aku ga ninggalin, kamu kompres istirahat ya, aku dikamar abang aja" balas Daniel sambil mengusap tangan Aca
Aca menggelengkan kepalanya dan mengerucutkan bibir nya, siapa yang tega melihat Aca seperti ini? sudah pasti Daniel luluh
"iya deh iya, sekarang kompres ya, aku duduk disini ni" ucap Daniel sambil mengambil kursi belajar Aca untuk ditaro didekat kasur Aca
Aca juga mengambil selimutnya untuk menutupi perutnya
"sakit banget ya?" ucap Daniel sambil mengusap perut Aca yang tertutupi oleh selimut, dan sambil mengusap kepala Aca
Aca menganggukkan kepalanya. Matanya sudah berkaca kaca, ingin menangis saja rasanya, Daniel sudah terbiasa dengan keadaan Aca seperti ini, jangankan Aca, Ey dan mama nya pun seperti ini
"jangan nangis dong" bukannya malah tertahan, air mata Aca malah lolos. Sebetulnya ia menangis bukan karena sakit saja, tapi ia menangis karena rasa bersalah juga terhadap Daniel
"maaf" lirih Aca
"hey? kenapa minta maaf hem?"
"setiap aku sama kamu, aku selalu nganggep kamu Geonu, aku selalu ngerasa kalo kamu itu Geonu, semua perilaku manis yang kamu lakuin itu, aku selalu ngerasa kamu Geonu, niel hiks.. maaf maafin aku hiks" ucap Aca
"aku tau itu ca tanpa kamu bilang, dan kamu ga perlu yang namanya minta maaf, karena aku tau semua nya itu butuh proses untuk ngelupain Geonu" ucap Daniel sambil menyeka air mata dipipi Aca, jujur sangat sakit rasanya bagi Daniel saat Aca mengucapkan itu, tapi ia harus apa? harus mengatakannya? itu hanya akan membuat Aca semakin sakit, pikir Daniel.