Mimpi itu

44 5 3
                                    

Di suatu ruang yang terlihat gelap, namun masih dapat dilihat walau sedikit remang remang karena pantulan dari cahaya lampu tidur. Angin yang bertiup, suara alarm yang senantiasa berbunyi jika waktu telah menunjukan pukul 04.30

Didalam sana terlihat seorang gadis yang tengah terlelap dalam tidurnya, namun gadis itu terlihat sangat menyedihkan karena wajahnya yang terlihat begitu pucat dengan keringat yang dengan setianya mengucur diwajah gadis itu. Tak lama terdengar suara teriakan seseorang, yang tak lain adalah gadis yang tengah tertidur itu.

'akhhhhhhh....tolong aku, tolong selamatkan ayahku bawa dia kerumah sakit agar ia cepat ditangani dokter' ucapnya sambil terengah engah karena mimpi tadi...

'tolong iskh...tolong'.....ucapnya sekali lagi
'kenapa kalian hanya berdiam diri disitu kenapa?' tanyanya lagi sambil menahan isak tangisnya..

Hingga akhirnya munculah seorang pemuda yang terlihat seperti seorang bos muda dengan wajah sedikit khawatir
'tolong anda tenangkan diri anda dahulu nona' ucap pemuda tadi sambil mengelus lembut pundak Sandra, ya gadis itu adalah Sandra.

'Bagaimana aku bisa tenang sedangkan ayahku saja sedang terluka parah...apakah kau tidak punya hati, apakah kau tidak punya perasaan?' tanya Sandra

'tenanglah nona, tenang...mari saya bantu anda membawa ayah anda kerumah sakit' ujarnya sambil mengulurkan tangannya guna membantu Sandra berdiri

Sandra yang mendengar ajakan seseorang pun spontan mengarahkan pandangannya kearah suara tadi, ya tepat saat Sandra mengarahkan kepalanya menghadap atas ia mendapati tangan seseorang, semakin Sandra menatap keatas Sandra melihat seorang pria dengan postur wajah yang terlihat sedikit oval, hidung mancung seperti artis Korea Lee Min Hoo artis kebanggaan Sandra, namun sayang seribu sayang tepat saat Sandra menatap keatas pandangannya memburam dan pada hitungan ke tiga Sandra hilang kesadaran akhibat dari ia menangis tadi...

Setelah Sandra terbangun Sandra bingung karena dihadapannya ada ayah dan ibunya, nampak dengan jelas wajah keduanya sangat khawatir, Sandra pun berusaha sekuat tenaga mengumpulkan sisa roti eh maksudnya sisa tenaganya yang terkuras habis karena mimpi tadi.

"Loh ayah sama ibu kenapa ada disini?,emangnya apa yang terjadi pada Sandra sehingga kalian datang menghampiri Sandra dengan wajah yang seperti itu?"tanya Sandra dengan beruntun sambil menyembunyikan kegugupannya

Ayah dan ibunya pun saling melempar pandang satu sama lain dengan tatapan yang sulit diartikan. Hingga akhirnya ayahnya pun membuka suara bertanya pada Sandra
"Sandra apa yang terjadi padamu nak, kenapa kau tadi berteriak seperti orang kesurupan dan kenapa saat kami datang menghampirimu wajahmu terlihat begitu pucat? Apa yang kau impikan Sandra?tanyanya pada anak semata wayangnya itu dengan nada yang begitu halus namun tak dapat dipungkiri terdengar begitu khawatir

"Sandra nggak papa kok yah bu, Sandra cuma kecapean aja, dan soal pertanyaan ayah tentang mimpi Sandra barusan itu te..ten..ten..tentang..tentang

"Tentang apa sayang?" potong sang ibu sembari mengusap halus pucuk kepala Sandra

"Tadi..tadi Sandra mimpi kalo ayah itu kecelakaan bu" jawab Sandra dengan suara lirih dan air mata yang tak dapat ditahan agar tak menetes

"Hahaha...sayang itu cuman mimpi kamu aja kali, buktinya ini ayah masih sehat dan bisa bernafas normal seperti biasanya kan" ucap sang ayah disertai dengan tawa, namun tak dapat dipungkiri bahwa jauh dalam lubuk hatinya ia merasa ada sesuatu yang aneh, sesuatu itu mengganjal dipikirannya

"Iya bener tu nak apa kata ayah"dukung ibu pada ucapan sang suami

"Haha iya yah bu paling itu tadi cuma mimpi doang, kan katanya kalo kita mimpi tentang sesuatu yang berbau kematian tandanya itu panjang ekor" sambung Sandra dengan tawanya

Ayah dan ibunya pun hanya geleng gelang kepala saja karena ucapan anaknya itu salah bukannya panjang ekor tapi panjang umur

"Yaudah mumpung kamu udah bangun sekalian aja kamu siap siap untuk berangkat sekolah karena kan tinggal berapa menit lagi jam 06.00"perintah Naomi ibu Sandra

"Eh uya ehh maksudnya iya, ko ayah baru sadar ya kalo udah mau jam 06.00 aja"jawab Wildan ayah Sandra disertai tawa

"Eh yaudah deh yah, bu Sandra kekamar mandi dulu ya mau cucu muka eh taypo kan maksudnya cuci muka dulu biar fress dikittan kan soalnya kalo langsung mandi Sandra males hehe"ujar Sandra sambil cengengesan

"Idih padahal udah perawan lo kamu nak ko mandi aja susah banget kayaknya?"tanya Wildan heran, tak pernah disangka saja anak yang dulunya ia gendong kalo mau kemana mana sekarang udah dewasa aja:)

"Yah ayah kan tau Sandra emang dari dulu musuhnya air yah"ujar Sandra dengan wajah cemberut dan bibir yang sedikit dimonyongkan

( "Yeh elu San monyong beneran tau ras tuh bibir:/" author

"Lah eli thor ikut nimbrung aja"sinis Sandra

"Ye suka suka gue dong ayang Sandra" author

"Ayang ayang pala lu peyang, gak sudi eyke kalo harus ama lu yang mukanya kaya modelan pantat wajan"sarkas Sandra

"Eh eh eh tuh mulut kalo ngomong sekate kate aje, udah ah males gue kalo ngomong sama lu, mending balik ke cerita aja" author)

Back to story

"Yaudah yaudah sana cepet siap siap nanti keburu waktu habis" kata Naomi

"Ye ibu kaya lomba masak aja pake waktu habis segala" jawab Wildan

"Yuk yah mending kita keluar aja dari pada disini kelamaan nanti anak perawan kita nggak siap siap lagi" kata Naomi

"Iya tuh bener apa kata ibu..yah udah sana hust hust" usir Sandra

Wildan dan Naomi pun hanya menggeleng geleng kan kapalanya sembari meninggalkan Sandra yang harus bersiap diri untuk kesekolah.

Berawal Dari MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang