1. PENDEKATAN

4 0 1
                                    

Diki Denandra, seorang pria yang tidak pernah ku duga akan masuk ke dalam hidupku. Diki Denandra, seorang pria yang mampu membuatku luluh, walau hanya dengan berbalas pesan. Awalnya aku cuek, karna merasa risih sama kamu, tapi lama lama, kamu bisa buat aku nyaman sama kamu. 8 hari kita berbalas pesan, singkat, namun terasa sangat dekat. Kita memang jarang bertemu, tapi kita juga tak pernah lepas komunikasi, selalu telfonan tiap malam, vidio call, saling berbalas pesan siang dan malam. Karena di masa pandemi ini, kita tidak bisa bertemu, tidak bisa sekolah, dan tanpa di sadari kita di paksa rindu oleh keadaan.
.
.
.
.
Waktu terus berjalan, dan kita terus saling berbagi kabar, saling perhatian, saling bertukar pendapat, saling berbagi setiap hari harinya. Saat itu, aku memang tidak ingin membuka hati lagi kepada siapapun, terlebih lagi setelah putus dengan dafa. Bukan hanya ragu kepada Andra, tapi aku juga ragu ke semua orang, takut semua terjadi lagi.

Andra begitu meyakinkanku, kata kata dan janji janji manisnya, dia bilang dia mau serius, oleh karena itu lama lama aku jadi luluh. Tapi, luluhku bukan untuk menerima andra, lukuhku hanya sekedar membuka hati, belum untuk memberikan hatiku. Bingung? Jujur aku sangat bingung, bukan hanya Andra yang mendekatiku tapi juga sahabat andra Raka. Raka adalah teman karib Andra, mereka selalu bersama, dan mereka berada di geng yang sama. Jujur Raka sama baiknya dengan Andra, mereka sama sama baik. Bedanya, Andra lebih perhatian dan perjuanganya juga lebih besar dari pada Raka. Andra selalu bisa meluangkan waktunya untuku, sedangkan Raka? Membalas pesanku saja sudah malas, apa lagi membalas perasaanku. Andra selalu bisa membuatku yakin, bahwa dialah orang yang tepat untuk aku perjuangkan. Raka juga selalu mendekatiku, tapi entah mengapa, bagiku Andra lebih bisa meyakinkanku.

Bukanya membandingkan antara Raka dan Andra, tapi memang benar, prioritas utama Raka itu gamenya, bukan aku. Cewek mana yang suka di duain? Ya meski cuma game sihh. Belum pacaran aja udah di duain, gimana pacaranya?. Aku juga suka game, tapi aku juga tau kapan waktunya bermain dan kapan waktunya serius. Dia janji kalau dia pacaran denganku dia akan hapus gamenya, lalu apa kabar denganku? Aku juga suka game mana bisa aku menghapus gameku.

***
Waktu berjalan, hari di mana dia mengajaku jalan, makan berdua di warung kaki lima. Awalnya aku fikir kita hanya jalan biasa, tapi ternyata...
"Dar..." Panggil Andra.
"Iya Ndra?" Jawab Dara sambil mengunyah bakso yang ada di depanya.
"Aku mau ngomong boleh? Tanya Andra.
"Ngomong aja kalii, biasanya juga kalo ngomong ngga pake izin" Ucap Dara gurau.
"Aku serius Dar" ucap Andra serius.
"Aku lebih serius malah" Ucap Dara becanda lagi.
"Aku suka kamu" Ucap Andra jujur.
Dara yang sedang makan bakso langsung menatap Andra dengan tatapan bertanya tanya.
"Canda kamu yaaa" jawab Dara mulai serius.
"Aku serius Daraa" jelas Andra.
"Hmm" Dara hanya bergumam.
"Aku suka kamu, sejak pertama kita chatan aku mulai nyaman sama kamu, awalnya aku cuman iseng, tapi lama lama aku beneran nyaman sama kamu" jelas Andra.
"Terus?" Tanya Dara seriua.
"Kamu mau jadi pacar aku?"
Degggg  jantung Dara berasa mau copot, seperti ada banyak kupu kupu di perutnya hingga membuat dia panas dingin.
"Hah? Gimana?" Tanya Dara untuk memastikan apa benar yang ia dengar.
"Kamu tuh yaa nyebelin" Jawab andra sambil mencubit pipi kanan Dara.
"Daraa kamu mau ga jadi pacar Andra?" Sambungnya lagi.














Penasaran yaa? Mau tau lanjutan ceritanya?
Kalian tim Andra or tim Raka?
Tinggalin komentar sama vote yaa🤗
Semoga kalian suka cerita ini.
Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

andra daraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang