6.Apa ni?masalah baru?

75 11 1
                                    

Joy POV

Hufftttt

Tidak terhitung sudah berapa kali aku menghembuskan nafasku kasar

Mengapa?

Beberapa pertanyaan yang muncul dibenakku

Mengapa? Mengapa ini semua bisa terjadi? Mengapa? Mengapa baru sekarang aku mengetahuinya?

Hufftttt

Kacau. Bagaimana mungkin? Semua ini tidak dapat kupercaya

Flashback on

Saat keheningan melanda kamarku ini...

Tiba tiba saja rasa haus menyerangku. Uppsss tampa basa basi aku langsung otw ke dapur

Namun langkahku menuju dapur berhasil diberhentikan oleh jeritan seseorang yang sangat tiba tiba.

"APA MAKSUDMU?"suara dari seseorang yang tentu saja sudah tidak asing lagi bagiku

"BUKAN INI MAUKU. AKUPUN GAMAU KALAU TAU AKAN JADI SEPERTI INI"Suara yang berbeda juga ikut menjerit

Oh jelas. Aku mengenal kedua suara itu. Siapa lagi yang berani menjerit dengan lantang seperti tadi, jika bukan kedua orang tuaku yang terhormat. Iya, papa dan mamaku

Dengan segera,  aku yang tadinya berniat ke dapur membelokkan arah jalanki menuju kamar kedua adikku untuk memastikan sesuatu

Dengan langkah pelan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sekecil apapun aku membuka pintu kamar adikku

Aku membuka kamar adik perempuanku

Ohh syukurlah dia tidur masih dengan earphone yang menempel ditelinganya. Jadi, sudah pasti dia tidak akan mendengarkan kekacauan yang sedang terjadi. Sebenarnya, sudah sering kuperingati untuk melepaskan earphonenya saat tidur, tapi sudahlah. Dalam keadaan seperti ini,begini lebih baik. Tidur dengan eaephone yang menempek manis ditelinganya

Setelah itu ku keluar dari kamar Yuna-adik perempuanku menuju ke kamar Jisung-adik laki lakiku

Ooo dan baru saja kubuka pintu kamarnya, jeritan kembali terdengar

"APA YANG MEMBUATMU BERFIKIR UNTUK MELAKUKAN HAL KOTOR ITU? TIDAK KAH KAU FIKIRKAN NASIB KU, NASIB KELUARGA KITA, NASIB ANAK ANAK KITA"mendengar jeritan itu, aku menutup kembali pintu kamar Jisung, agar jeritanyya tidak ikut masuk ke kamarnya

Setelah diam cukup lama, aku kembali. Membuka pintu kamar Jisung, dan syukurlah... Jisung sudah tertidur dengan tenang. Aku lebih lega. Karena Jisung tipe orang yang bakal susah bangun.Tidak peduli badai apa yang terjadi, Jisung tidak akan terpengaruh jika sudah bersatu dengan kasur,mungkin karena dia sudah sangat sayang dengan kasurnya,but who knowss

Kututup kembali kamar tidur Jisung

Secara diam diam aku menguping pembicaraan orang tuaku

"Oh Tuhan... Astaga hiks kenapa hiks kau tegaa hiks... Kenapa kau hiks kau tidak pernah hiks ceritakan denganku hikss... Apa seti-tidakk berguna itukah hiks diriku?"Jeritan yang tadi kudengar mulai berganti dengan isakan tangis dari mamaku

Eohhh aku semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Semakin semangat juga aku menguping. Kutempelkan telingaku erat erat di dinding satu satunya yang memisahkan keberadaanku dan kedua orangtuaku

"Hikss bagaimana nasib hiks nasib kita eoh? Apa yang hiks harus kita katakan hiks dengan anak anak?"Kembali terdengar ujaran yang diselingi isakan tangis dari mamaku

"Maafkan... Maafkan aku"Hanya itu ujaran yang keluar dari papaku

"Sungguh aku minta maaf. Aku minta maaf sedalam dalamnya. Tidak pernah terpikirkan olehku, apa yang kulakukan akan berakhir seperti ini"lanjut papaku

Kenapa pula papaku meminta maaf? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mereka tidak menyebutkan permasalahan inti yang tengah terjadi. Ck! Kuteruskan lagi acara mengupingku

"Bagaimana hiks bagaimana mungkin? Selama ini hiks kukira keuangan kita hiks baik baik hiks sa-saja. Tapi ternyata hiks dibelakangku hikssssu-suamiku malah me-melalukan hal hiks yang tidak tidak hikss"

"Jangan menangis seperti itu. Aku akan berusaha untuk mengembalikan semua uang itu. Sejujurnya, Aku tidak bermaksud mengambil uang itu. Sungguh aku tidak bermaksud menyalahgunakan uang itu. Aku hanya berniat meminjamnya.Aku bahkan telah menutupnya menimbal uang yang kuambil berkali kali. Tapi malah ketahuan dengan cara seperti ini"

"Mereka hiks mereka sungguh jahat hikss tidakkah mereka berpikir? Hiks berpikir bagaimana dengan nasib kita? Anak anak kita hiksss. Sungguh mereka tidak punya hati"

"Sudahlah sayang kita tidur sekarang yah.Jangan memikirkannya dulu"kulihat ayahku merangkul dan mencium kening ibuku dengan sayang

Sepertinya orang tuaku akan kembali ke kamar mereka

Duhh dengan panik disertai langkah pelan aku berlari kearah kamarku

Flashback off

Jika kalian bertanya bagaimana perasaanku sekarang? Campur aduk. Sedih, kesal, kecewa semua bercampur yang yang paling pasti aku menyesal. Kenapa aku harus menguping pembicaraan orangtuaku? Kini masalah berat mulai menimpaku

Eohhh...Masalah ini beratkah?Bukankah aku sudah terbiasa dengan masalah masalah huhhh... Ataukah aku yang lebay? Sudahlah tidak penting.Bagiku semua masalah yang menghampiriku itu berat. Dan aku sudah terbiasa. Sangat terbiasa. Mungkin(?)entahlah

Daripada memikirkannya aku sebaiknya tidur

Aku sudah terlalu capek untuk hanya sekedar memikirkan masalah masalah yang menimpaku. Hingga rutinitas menangisku pun sekarang tidak diperlukan



………………………………………………………………



Tiffany Young ParkAsMamanya Joy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiffany Young Park
As
Mamanya Joy

Tiffany Young ParkAsMamanya Joy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Siwon
As
Papanya Joy








































Jangan lupa vote dan commentnya
Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kreis || Joy-BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang