Chapter 1

5 0 0
                                    

nafas terengah-engah mulai memenuhi ruangan diikuti sebuah langkah kaki yang cepat menimbulkan bunyi kricik sepatu.

"ini adalah kesempatan terakhirmu. jika kau tidak keluar sekarang juga, akan ku iris lehermu itu." suara serak itu bergema. pisaunya ia gesekkan ketembok dengan paksa.

dengan sekuat tenaga gadis itu mendorong vending machine yang berada di salah satu toko dan bersembunyi di belakangnya bersama box-box besar lainnya.

suara isakan tangis mulai terdengar, membuat sang pemilik pisau terkekeh kemenangan karena mengetahui dimana gadis itu bersembunyi.

"ready or not here i come baby~"

langkah kaki mulai terdengar lebih jelas. nafas gadis tersebut juga mulai memberat. air matanya tidak henti-hentinya bercucuran, membuat mascara yang ia pakai 1 jam yang lalu mulai luntur. ia merasa seperti tidak bernyawa lagi bahkan sebelum pisau tersebut menyentuhnya.

tidak lama kemudian, seiring mendekatnya suara langkah tersebut, tangan gadis itu tiba-tiba di cekam dan ditarik dari samping. gadis tersebut terkejut. ia sempat memberontak. mau tidak mau orang tersebut menerkap mulutnya mencegah keributan.

tak lama kemudian, gadis itu sadar bahwa langkah kaki tersebut belum hilang. melainkan makin terdengar jelas di telinganya.

"where are you babygirl?"

nafas gadis itu tercekat saat psikopat tersebut berjalan tepat di depan toko tempatnya bersembunyi. dia bahkan tidak sadar kalau selama ini ia menahan nafasnya. orang yang ia tebak adalah 'seorang pria' di belakangnya itu, juga mempererat genggaman pada lengannya seakan-akan gadis itu akan lari jika tidak. andai saja lampu toko tersebut tidak mati, mereka sudah pasti tertangkap.

alibinya, tidak terdengar pisau dan suara jejak langkah lagi. mereka menyimpulkan bahwa psikopat itu mungkin sudah pergi. gadis tersebut memberi sinyal kepada pria itu untuk melepaskan dekapannya, yang langsung dituruti.

"kamu baik-baik aja kan?" tanya pria tinggi tadi di hadapannya.

"k-kamu kenal aku?"

belum sempat pria itu menjawab pertanyaannya, suara tawa terdengar, membuat keduanya spontan berbalik.

"i said i'll always comeback baby" sahutnya sembari menyeringai.

terkejut, pria itu mendorong gadis itu ke samping membuatnya tersungkur. spontan meringis merasakan kontak lantai marmer dengan kulit.

keduanya melemparkan tinju satu sama lain. gadis itu merinding melihat pisau yang psikopat itu ayunkan berkali-kali. 'beruntung pria itu bisa kuandalkan' pikirnya.

pisau digenggamannya terlempar tepat dihadapan gadis tersebut. belum sempat psikopat itu meraih pisaunya, badannya terjerembab kebelakang, dikarenakan tendangan keras pria itu.

psikopat itu lalu terkekeh dan menatap pria itu lamat-lamat.

"kau tidak tahu, dengan siapa kau baru saja melibatkan nyawamu anak muda"

pria itu mengkepal tangannya sebelum mendaratkan bogeman mentah ke rahang psikopat tersebut. sebelum psikopat itu dapat membalas tinjuannya,

Jleb

pisau itu tertancap tepat dilehernya. gadis itu menghela nafas legah. psikopat itu tersungkur sembari memegang lehernya yang tak henti mengeluarkan darah menodai ruangan.

tak lama kemudian, tak ada lagi reaksi dari psikopat itu, menandakan gadis itu baru saja membunuh seseorang. entah kejadian ini sudah terjadi berapa kali. ia hilang hitungan.

tanpa sadar air mata pun mulai bercucuran dari kelopak gadis itu. tak tahu jelas apa yang ia rasakan. rasanya ia hanya ingin menangis. mati rasa. pria itu lalu menarik tangan gadis itu keluar dari gedung mall tersebut.

sesampainya di luar, walau awalnya ragu-ragu, pria itu segera mendekap tubuh gadis itu sembari mengusap-usap rambutnya. shhh bisiknya berulang kali kala menenangkan. gadis itu mendorong tubuhnya paksa.

"aku bukan bayi tau"

hidung gadis itu merah diikuti mata bengkaknya. tapi tetap saja marah-marah.

lucu

"bukannya makasih malah marah-marah"

"..."

"kamu bisa jalan gak?"

gadis itu menunduk melihat kakinya yang dipenuhi luka beling yang rasanya seperti mati rasa.

"bisa kok, luka kecil doang"

gadis itu mulai berjalan yang tak lama kemudian diikuti pria itu di sampingnya. tetapi, belum genap dua langkah, gadis tersebut tersujud kedepan. 'ack' ringis gadis tersebut.

gadis itu spontan merasa malu mengingat kalimatnya barusan. pipinya bersemu merah menyamai telapak tangannya yang saat ini terluka karena gesekan aspal.

merasa tidak nyaman, gadis itu mendorong pelan tangan pria 'asing' itu yang masih bertengger di pinggangnya.

"gapapa, t-tadi keseleo doang"

ia mulai berjalan kembali dan hasilnya nihil. ia merasakan pipinya menghangat untuk kedua kalinya. 'benar-benar memalukan'. ia benar-benar sedang tidak bisa berjalan.

pria itu langsung menggendongnya.

"sekali lagi lu jatuh, lu jadi pacar gue"

At LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang