Chapter 2

3 0 0
                                    

ada 2 hal di dunia ini yang gadis ini tidak sukai. direpotkan dan merepotkan. walau kadang, gadis ini sering merepotkan orang-orang sekitarnya tanpa sadar.

1 jam yang lalu
angin mulai menghembus dingin menusuk daging-dagingnya. ia juga mulai merasa tidak enak kepada pria ini yang sedari tadi masih mengopang tubuhnya.

tiba-tiba ia berhenti dan mendudukkan gadis itu di salah satu bangku taman.

"gue lihat apotek disana, buat ngobatin kaki lo. tunggu sini aja, jan kemana-mana"

tegas kata pria itu. angin benar-benar tidak bisa di ajak kerja sama hari ini. menusuk tulang-tulang hingga menggigil.

seketika angin itu tidak kuhiraukan lagi disaat satu kalimat terlintas di benakku 'kapan aku mati ya?' dimana tidak lama kemudian pikiran tersebut harus disingkirkan karena kehadiran pria dengan sepatu pantofelnya yang sedari tadi menarik perhatianku.

"sini kaki lo"

aku bergerak tanpa membantah. ia mulai mengpoles obat yang baru saja ia beli.

"akh-"

"jangan gerak-gerak"

"tapi kan sakit"

"tahan aja, udah mau selesai juga"

rasanya ingin kutendang saja, tapi kutahan.

"mau gue antar pulang kagak?"

"ga usah, makasih"

jawabku cuek berusaha berdiri setelah duduk lumayan lama menunggu krem tersebut kering.

"nama kamu siapa?" teriaknya cukup jauh

gadis itu berdiam cukup lama lalu menjawab

"Fay"

gadis itu terlihat kesusahan tetapi bersikeras melanjutkan. pria tersebut tidak bergeming dan hanya mengawasi.

Gedebuk!

lututnya kembali menyentuh aspal menimbulkan ringisan perih. ia ingin segera bangkit berdiri karena rasanya sangat malu sudah menolak tawaran pria itu tadi.

ia berbalik mengekspektasikan raut angkuh.

angin berhembus kencang meniup pasir tersisa di aspal. gadis ini tidak berkutik.

Tidak ada orang

"Ah.."

ia tertawa 'apa yang kuharapkan?'

"gue belum tanya namanya balik ya"

malam itu pun terasa cepat dan angin makin menjadi-jadi. entah mengapa ia seperti ingin menangis. kaki dan seluruh badannya terlihat menyedihkan. tetapi tidak ada orang disisinya untuk mengatakan bahwa 'kamu akan baik-baik saja' ia mulai bertanya-tanya apakah aku akan baik-baik saja?

sesampainya dirumah, ia segera terbaring. rasanya, ia hanya menutup matanya selama 5 detik. nyatanya dirinya sudah terlelap hingga pagi.

ia mulai bertanya-tanya apakah itu mimpi. tetapi kakinya adalah bukti.

"pria itu nyata"



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

At LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang