Bab 2

292 51 5
                                    

Di pagi hari Minggu ini banyak dari mereka mereka yang sedang menikmati waktunya dengan berolahraga.

Lain halnya dengan gadis ini, jam menunjukkan pukul 7 dini hari tetapi dirinya sama sekali tidak bergerak sedikitpun dari ranjang.

Keheningan mengisi kamarnya, hingga suara berhasil membangunkannya yang sedang tertidur lelap itu.

Matanya terbuka lebar dengan rambut yang berantakan, kedua tangannya bergerak guna menutup telinganya saat suara itu semakin menjadi jadi.

"yak!Lalisa kau tuli huh?!cepat bangun!!"teriaknya dari arah luar pintu.

Lisa yang kesadarannya sudah penuh berniat untuk menghampiri asal suara tadi, tangannya bergerak cepat membuka pintu. Beruntung kejadian kemarin tidak terulang lagi.

"eonni!kau berisik sekali"ujar Lisa kesal, matanya menatap sinis kakaknya itu. Lalu apa yang di lakukan kakaknya itu hanya diam karena apa?tentu karna ia takut adiknya yang menyebalkan itu akan membuat ulah padanya.

Jika di pikir pikir, setiap pagi Lisa selalu membuat masalah dengannya, beruntung dirinya baik sekali jadi ia tidak perlu repot repot untuk membalas perbuatan tidak menyenangkan adiknya itu.

"Zico menunggumu di bawah"ujarnya lalu segera melenggang pergi sebelum Lisa mengerjainya lagi dan lagi.

Lisa mengerutkan keningnya bingung, jika di pikir pikir kenapa kakak laki lakinya itu kemari?bukankah dia tinggal di tempat lain?2 bulan terakhir kakak laki lakinya itu sama sekali tidak pernah kemari, dia hanya mengirimi uang padanya dan kakak perempuannya.

Jika kalian menanyakan dimana orang tua mereka?jawabannya adalah tidak tahu, karna sejak Lisa masih berumur 7 tahun mereka bercerai dan meninggalkan anak anak mereka sendiri.

Dan yang menghidupi kebutuhan mereka hanya kakek dan neneknya, ah bicara soal kakek dan nenek, Lisa jadi teringat semua kenangan kenangan indah saat dulu.

Kakek dan nenek memperlakukan dirinya seperti putrinya sendiri bukan seperti cucu, setiap ada masalah mereka selalu memberi solusi terbaik.

"kau masih ingin berdiri di situ?"tanya seseorang yang sekarang menatap Lisa dengan malas.

Lisa yang mendengar suara itu seketika menoleh lalu tersenyum lebar, "oppa!kenapa tidak mengunjungi kita disini lebih sering!kau dulu berjanji padaku untuk sering mengunjungi kita!"ujar Lisa kesal.

Zico terkekeh sebentar lalu mengacak rambut Lisa dan mendapat tatapan seramnya oleh sang empu. Ouchh bahkan Zico bergidik ngeri saat Lisa menatapnya seperti itu, tidak berubah sama sekali. Lisa paling anti di sentuh rambutnya.

"oppa!butikku membutuhkan bantuan dana, dan aku tidak memiliki banyak uang saat ini. Umm.. bisakah aku meminjam uangmu.. ah tenang hanya sedikit dan aku akan cepat cepat mengembalikannya padamu"ujar Lisa.

Zico tampak berpikir sebentar lalu menggeleng, "tidak"tolak Zico.

Lisa yang mengerti permintaannya di tolak oleh sang kakak hanya bisa diam dan menundukkan pandangan. Apa mungkin butiknya akan bangkrut?ah itu terlalu berlebihan sekali, tapi jika itu benar bagaimana?usahanya selama ini untuk mendirikan sebuah butik akan hancur begitu saja. Ini tidak akan terjadi!

"dengar, kau adikku. Jika kau membutuhkan berapapun dana kau bisa memintanya padaku tanpa harus mengembalikannya. Kita keluarga"ujar Zico seraya mengeluarkan sebuah kartu kredit dari dompetnya lalu memberikannya ke Lisa.

Lisa yang sudah menggenggam kartu kredit kakaknya itu seketika melompat ke arah Zico, dan Zico menangkapnya begitu saja tanpa merasa ada beban di tubuh Lisa. Apa yang selama ini Lisa makan?bahkan tubuhnya saja seperti kapas. Ringan.

Beberapa menit kemudian Lisa membenarkan posisinya menjadi berdiri tegak, bibirnya tersenyum lebar ke arah Zico lalu mengecup sekilas pipi Zico. Tenang, hanya sebagai rasa terima kasihnya pada sang kakak.

"terima kasih monyet, kau adalah kakak terbaikku!"seru Lisa dan segera memasuki kamarnya tak lupa menutup pintu lalu menguncinya dari dalam.

Zico yang tidak percaya apa yang di ucapkan adik kesayangannya itu seketika naik darah, bagaimana ketidak tau dirian adiknya itu?pasti Yoona kakaknya itu yang mengajarinya. Sial ia di sama samakan dengan monyet, jelas beda!mungkin.




















Lisa berjalan mengelilingi baju pengantin disana, tangannya sibuk menghitung tiap baju. Saat di rasa sudah pas ia berjalan ke arah mejanya di sana lalu duduk di kursinya.

Matanya sibuk meneliti karyawan yang di pekerjakan itu, menatap lamat lamat mereka satu per satu, melihat hasil kerja mereka.

Suara lonceng yang tergantung di pintu berbunyi, menandakan jika ada orang yang memasuki butiknya.

Lisa menolehkan pandangannya lalu bersiap siap untuk menghampirinya, sebelum itu ia sempat menyalakan komputernya.

Lisa membungkukkan badannya lalu saat ia mendongakkan kepalanya, matanya menatap mata elang lelaki itu. Cukup lama Lisa menatapnya, hingga ia di sadarkan oleh karyawannya itu.

Lisa menggelengkan kepalanya lalu bersikap seolah tidak terjadi apa apa, Lisa memberi isyarat pria itu dan gadis yang di sampingnya untuk mengikutinya.

Lisa mempersilahkan mereka duduk lalu menyuruh salah satu karyawan disana untuk membawakan minum. Setelah itu Lisa duduk di depan mereka berdua, tangannya bergerak untuk mengambil sebuah buku yang isinya gambar gambar baju pengantin itu lalu memberikannya ke mereka.

"ini adalah desain kami yang paling terbaik"ujar Lisa sopan. Saat ia ingin menatap sang pria lagi lagi matanya bertemu dengan mata elang itu. Mata yang indah.

"oppa, kau harus memilihkannya untukku"ujar gadis itu seraya menggoyangkan lengan pria bermata elang itu.

"kau harus memilihnya sendiri, aku takut pilihanku akan salah"ujarnya lalu memberikan buku itu.

"tidak, aku tetap ingin kau yang memilihnya!"tukasnya kesal, bibirnya mengerucut.

"jika tidak keberatan saya akan merekomendasikan desain yang sangat pas untuk anda berdua"ujar Lisa ragu.

Pria itu tampak bingung tetapi matanya masih tetap fokus menatap Lisa. "berdua?apa maksudmu?"tanyanya.

"dia Oh Sean, dan aku Oh Karina. Kita bersaudara"ujar Karina memperjelas.

Lisa mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menormalkan kembali ekspresinya. Kepalanya menunduk kecil sebagai permintaan maafnya.

Sean yang awalnya membuka ponselnya seketika menatap Lisa, menatap lamat lamat setiap pergerakan gadis itu, sepertinya ia tertarik dengannya.





















BERSAMBUNG









See you, ILY❤️

Forever Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang