Prolog

372 37 0
                                    

"Tch, melelahkan sekali," gumam Levi setelah menyelesaikan satu adegan dalam film Attack on Titan. Adegan itu berakhir dengan cepat, sejatinya adegan bertarungnya dengan raksasa Annie itu sangat mungkin untuk memakan waktu lebih lama yang ia duga.

Bertahan dengan posisinya yang tetap berdiri walau lelah, ia termenung memikirkan adegan yang berlangsung cepat tadi. Sedikit kagum dengan dirinya sendiri yang dapat berputar-putar dengan 'alat manuver' tiruan yang tersedia dalam studio.

"Kerja bagus, Levi!" Erwin, sutradara dalam film itu memuji dan menepeuk pelan pundak Levi, ia bangga tidak salah memilih aktor dalam proyek film besarnya.

"Terima kasih, Erwin. Ini juga berkatmu," jawab Levi.

Dari arah kanan Levi, Hanji yang juga aktris dalam film itu datang berlari menghampiri Levi dan Erwin.

"Leviiii!!!"

Erwin dan Levi menegok ke arah berlarinya Hanji, "Kau keren sekali Levi, manuvermu sangat luar biasa!" kata Hanji yang mendekati mereka.

"Terima kasih Hanji, kurasa aku lebih suka aktingmu yang sangat bersifat begitu maniak dan gila di hadapan titan," balas Levi sekaligus memuji Hanji.

Hanji memerah teringat sifat karakternya yang sangat gila terhadap titan, "Ah, kurasa aku begitu menyukai karakter jeniusku sehingga bisa seperti ini, sampai-sampai aku ikut menyukai 'Titan yang Tersayang'," jawab Hanji sembari membenarkan posisi kacamatanya, dan memasang seringainya.

Erwin dan Levi yang memperhatikannya mulai terkejut dan heran dengan sifat Hanji yang mulai mirip karakternya dalam film.

"EHHH TUNGGU SEBENTAR LEVI! Kau jarang sekali melontarkan kata-kata pujian, ada apa denganmu??" Levi selama ini cenderung diam setelah menyelesaikan perannya, Hanji yang menyadarinya mulai memasang wajah berpikirnya sembari melirik Levi. Sedangkan Levi yang mendapat lirikan curiga dari Hanji berusaha bersikap biasa layaknya berakting untuk menghilangkan kecurigaan Hanji.

"HANJIII-SANN!! ERWINN-SANN!!"

Tiba-tiba datang seorang perempuan berambut (H/C)(H/L), dengan tinggi rata-rata perempuan Asia, menghampiri mereka bertiga. Entah bagaimana dia bisa melewati keamanan dan mendatangi mereka bertiga di lokasi syuting.

Hanji dan Erwin terbengong dan bingung akan kedatangan perempuan itu.

Perempuan itu sampai dihadapan mereka bertiga dengan sedikit terengah-engah, "A-akuu, adalah fans berat kalian berdua!"

Hanji yang mendengarnya langsung sumringah mendekati perempuan itu dan memeluknya, membuat si perempuan bertambah senang. Sedangkan Erwin masih terdiam karena seorang fans telah masuk seenaknya dalam lokasi syutingnya. Levi yang mengenali perempuan itu masih saja mempertahankan ekspresi datarnya tanpa mengeluarkan ekspresi yang mencurigakan.

-------------------------------------



Ini fic pertamaku yanggg semoga bisa lanjut terus sampai selesai, saran dan pendapat kalian akan sangat membantu. Thank you.




DREAMS (Levi Fanfiction AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang