(Y/n) berbaring ditempat tidurnya, merebahkan tubuhnya yang kelelahan.
"Bosannyaaa!" keluh (Y/n).
Seharian ini, dia berusaha keras menyelesaikan pekerjaannya yang mendekati tenggat waktu. Keinginannya hari ini ialah menyelesaikan pekerjaannya supaya dapat berbincang-bincang santai dengan Levi di malam hari sembari menyeruput minuman masing-masing.
Kebetulan sekali, pagi-pagi sebelum Levi berangkat ke lokasi syutingnya dia mengabarkan pada (Y/n) kalau hari ini adalah hari terakhir pembuatan filmnya. Tentu, dalam hati (Y/n) senang sekali hingga saat itu juga ia memikirkan apa yang akan dilakukannya jika Levi sudah pulang ke rumah.
*****
"Hoaaammm," (Y/n) baru saja keluar dari kamarnya, ia berdiri di depan pintu kamarnya sembari menguap dan meregangkan kedua lengannya.
"Oi!"
"Eh Levi, kau sudah mau berangkat rupanya," sapa (Y/n) yang melihat Levi yang berdiri tidak jauh di depannya sudah berpakaian rapi dan membawa tas di tangan kanannya.
Levi menengok arloji di tangannya, "Hari ini hari terakhir pembuatan film, tersisa beberapa scene yang bisa selesai cepat jadi sepertinya aku akan sampai di rumah lebih awal."
"Oh begitu rupanya," (Y/n) mengangguk-angguk sembari memikirkan sesuatu.
"Kau di rumah saja kan? Kalau begitu jaga rumah dan bersihkan, jangan sampai aku sampai saat aku tiba rumahku kotor!" Levi mengatakannya dengan menekankan kalimat terakhir.
(Y/n) langsung menjawab dengan mantap, "Yoshh siapp Kapten! Percayakan padaku!"
"Tch, terserah kau saja. Mau titip sesuatu saat aku pulang nanti?" Tawar Levi mencoba baik hati.
(Y/n) menatap Levi kaget, "Ehh tidak perlu Levi, kau pulanglah dengan selamat saja," jawabnya dengan sedikit kekehan di akhir. Levi yang mendengarnya hanya menatapnya datar.
"Kalau begitu aku berangkat sekarang, jaga rumah!" tentu yang dimaksud Levi dengan jaga rumah juga termasuk perintah menjaga rumahnya tetap bersih. Levi langsung beranjak dari tempatnya berdiri begitu ia berpamit dan berpesan pada (Y/n), berjalan ke pintu depan dan keluar.
"Hati-hati, Levi!" jawab (Y/n). Yoshhhh mari buat hari ini berjalan begitu cepat, ucapnya dalam hati begitu Levi sudah keluar rumah.
*****
Pagi itu, (Y/n) memulainya dengan bersih-bersih seluruh ruangan dalam apartemen Levi, kecuali satu ruangan, kamar Levi. (Y/n) memang tinggal bersama di apartemen Levi sudah cukup lama, namun mengingat betapa mengerikannya Levi kalau-kalau ia mengganggu privasinya sekalipun ia tidak akan berani menengok, membuka pintu kamar Levi sekalipun niatnya untuk membantu membersihkan kamarnya.
Dia begitu bersyukur ketika dirinya sedang kesusahan kala itu. Levi datang mengampirinya saat (Y/n) murung memikirkan apa yang telah terjadi saat itu, masalah yang didapatnya membuatnya didepak dari unit apartemennya sendiri. Di saat itulah, Levi menawari (Y/n) untuk tinggal sementara di apartemen Levi. (Y/n) yang kala itu sangat bingung dan dalam pikirannya berkecamuk banyak hal hanya dapat mengangguk menerima tawaran Levi.
Hingga hari ini, tidak terasa ia sudah cukup lama tinggal di apartemen Levi. Maka dari itu, (Y/n) tidak berani mengambil resiko menyelinap ke kamar Levi sekalipun. Bayangannya akan selalu dipenuhi oleh ekspresi mengerikan Levi kalau-kalau dia marah dan mengusirnya, dia berusaha menghargai dan tidak mengganggu privasi orang itu.
Srok srok srokkk
(Y/n) menyikat lantai kamar mandi dengan serius, dia terlalu bersemangat dengan apa yang akan terjadi malam ini. Dalam bayangannya ia akan bersenang-senang dengan Levi hanya dengan berbincang-bincang ditemani teh dan beberapa camilan. Sederhana sekali, namun itu cukup membuatnya senang karena paras Levi yang tadi pagi lebih ramah dari biasanya walau ekspresinya masih datar.
Selesai bersih-bersih rumah, (Y/n) bergegas mandi membersihkan dirinya kemudian dia memakan sarapannya dan langsung menuju kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. (Y/n) adalah seorang freelancer, ia memperjualkan desain dan gambarnya.
Perjalanannya cukup panjang, jurusan yang ia ambil saat kuliah tidak berhubungan dengan apa yang dikerjakannya saat ini. Mimpinya berbeda dengan studi yang dia dalami saat kuliah, namun dengan berani ia memutuskan untuk meraih mimpinya. Hingga saat ini ia masih berjuang sembari bekerja sebagai freelancer sekaligus perlahan-lahan mencoba membuat komiknya sendiri.
Selesai mengerjakan semua pekerjaannya ia menggulir-gulir layar ponselnya, mengklik semua aplikasi dimana ia memiliki akun di aplikasi dalam ponselnya. (Y/n) mulai membuka akunnya pada aplikasi untuk memamerkan foto-foto pengguna, akunnya banyak berisi portofolio karyanya yang telah dia buat sejak ia memulai belajar mengenai digital art.
Ia mulai membuka kolom pencarian dalam aplikasi, dirinya mulai mengetik nama "Levi Ackerman". Sejak dulu pertama kali ia mencari nama Levi tidak pernah sekalipun ia menemukan akun asli Levi. Pikirnya, Levi tidak memiliki akun pada aplikasi tersebut mengingat sifatnya yang terlihat tertutup pada dunia luar.
(Y/n) selama ini hanya menelusuri foto-foto film yang dibintangi Levi melalui hastag. Sudah lama dia tidak menelusuri hastag tersebut karena pekerjaannya yang begitu banyak, begitu pula Levi yang sibuk dengan film barunya sampai tidak pernah membicarakannya dengannya. Karena itu (Y/n) tidak tahu menahu mengenai film terbaru Levi dan ingin menyelidikinya.
(Y/n) mengeklik satu persatu foto dengan hastag nama Levi.
Terdapat begitu banyak foto yang sama, sepertinya itu merupakan poster dari film terbaru Levi, pikirnya.
Sampai di postingan yang membuatnya begitu terkejut, ia terus membaca ulang-ulang kalimat yang ada bersama foto yang telah di unggah salah satu akun.
"!!Warningg!! !!Spoiler!!
Levi Ackerman sedang dalam proses pengerjaan film barunya, dalam cerita itu karakter yang ia perankan memiliki pacar yang menjadi zombi, saat itu juga si zombi menjadi gila dan sangat nafsu dengan karakter yang diperankan Levi. Astagaa ada juga scene dimana pacar zombinya menjilat-jilat wajahnya! Mari kita tunggu film ini tayang dan menontonnya. Ya Tuhan, aku penasaran sekali dengan akting Levi dalam film ini."
Begitu merasa ia tidak salah membaca kata-kata pada postingan itu, entah bagaimana kebenarannya, namun tulisan itu sukses membuat (Y/n) mematung sangat terkejut sekaligus penasaran dengan aksi Levi dalam film tersebut.
*****
Jadi disini aku pake referensi salah satu filmnya Dane DeHaan (dia aktor Hollywood yang pernah jadi Green Goblin di Amazing Spiderman 2, banyak fans AoT yang berharap kalo AoT ada live action lagi dia yang jadi Levi wkwkkw). Kalian bisa bayangin Levi main di film Dane yang Life After Beth kalo mau nonton filmnya hati2 yang kurang suka darah2 dan yg berhubungan sama zombi gitu lah.
Di film itu Dane emang beda sama sifat Levi jadi saranku kalo bayangi Levi main disitu ya bayangin Levinya jadi karakter yang diperanin Dane dengan gaya Levi wkwkk. Imajinasiku begitu wkwkk. Karena film-film yang baru kutonton yang sekiranya pas buat diperanin Levi baru itu, jadi gitu dehh. Kalau kalau kurang jelas boleh tanya2 dikomen hehee.
Mohon maaf ya kalau absurd, makasih udah baca, vote dan atau komen akan sangat membatu.<3
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS (Levi Fanfiction AU)
Hayran KurguLevi Ackerman adalah seorang aktor yang berperan sebagai Levi di film Attack on Titan movie series yang disutradarai oleh Erwin Smith. Selain berkarir sebagai seorang aktor ia juga memiliki usaha yakni sebuah kafe yang dinamai "Coffee and Tea". Dun...