3.2

1.8K 190 14
                                    

Maaf kalo ada typo, jgn lupa vote✨

...

"Lo yakin?" tanya Ferry memastikan keinginan Caca.

"Yakin Fer"

"Tap-"

"Udah penting lo usahain dulu, plis ya? gue butuh banget bantuan elo Fer. Cuma elo sahabat cowok gue yang paling deket sama gue"

"Tapi kalau dia udah nemu yang baru lo nanti gimana?" Ferry menatap Caca penuh keraguan, didalam diri Ferry masih ada rasa takut untuk melakukan ini.

"Ya gue tinggal gedein dia sendiri, gue masih punya Kak Sea, Kak Althea, Om sama Tante trus ada Kakek juga"

"Yaudah deh oke, kita coba ya" pasrah Ferry lalu mereka melakukan apa yang diminta oleh Caca.

~~~~

Beberapa tahun kemudian terlihat seorang gadis yang masih sama, dia masih cantik dan sexy namun bedanya dia sudah menggendong seorang bayi.

"Cicit sama cucu kakek apa kabar?" ucap Oxen menghampiri gadis itu, lalu meminta untuk menggendong sang bayi.

"Baik kok Kek, tumben kakek kesini nggak ada kerjaan?"

"Nggak dong, waktunya quality time sama cicit kakek" jawab Oxen membuat Caca tersenyum, dia menyayangi kakeknya yang selalu memberikan waktunya untuk Caca.

"Kamu nggak mau pulang ke Indonesia?" tanya Oxen menatap cucunya.

"Mau sih cuman gimana ya"

"Kakek bosen ngadepin dia yang nanyain kamu terus, emang belum cukup beberapa tahun ini?" Oxen menjeda ucapannya lalu mengelus kepala cucunya.

"Jangan sampai dia lelah buat mencari kamu dan memilih orang yang selalu di samping dia selama kamu nggak ada" Caca terdiam mencerna semua ucapan Oxen. Jujur memang Caca sangat merindukan Sastra, namun semua sudah berbeda rasa kecewanya juga belum hilang. Caca itu paling nggak bisa kalau di selingkuhin, mau apapun itu alasannya selingkuh tetaplah selingkuh.

"Kamu pikirin baik-baik. Abi kakek bawa masuk" Caca mengangguk lalu mendudukkan dirinya di kursi yang berada di sampingnya. Kini dia menatap kosong jalanan yang berada di depannya.

"Ca" Caca masih belum menyahuti orang yang memanggilnya. Orang itu mengibaskan tangannya di depan wajah Caca tapi tidak mendapat respon.

Orang itu menepuk bahu Caca. "Caca"

Caca terkaget lalu menatap orang yang menepuknya.

"E-eh Kak Shafaa kapan dateng?"

"Baru aja, ngelamunin apa?" orang bernama Shafaa itu juga ikut duduk di dekat Caca.

"Mikirin mau balik ke Indo kapan"

"Mau balik atau engga tunggu hati kamu siap dulu" ujar Shafaa.

"Iya Kak, btw gimana kabar dia?"

Shafaa tersenyum menatap mantan pacar adiknya yang sudah seperti adik kandungnya itu.

"Susah di atur, penampilannya makin engga enak aja dilihat terus sekarang makin suka ke club"

Caca menghela nafasnya. "Kenapa nggak ada yang ngelarang dia ke club?"

"Bawaannya aja pistol, sekali ngelarang di tembak mampus" ujar Shafaa kesal. Shafaa itu heran banget sama Sastra yang sekarang, seenaknya. Dasar bucin tapi belaga selingkuh, giliran di tinggal kelakuan kaya orang nggak punya otak.

"Tapi dia nggak tau tentang aku dan Abi kan Kak?" tanya Caca.

"Engga kok aman, btw Abi dimana?"

SASTRA  (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang