Kelas
Hari pertama sekolah, udah banyak aja masalah.
Mudah mudahan gak akan terjadi apa apa lagi deh."Nad, mau pulang bareng gak?"
Ajak Nalia.
"Umm, bo-" Belum selesai aku menjawab ajakan Nalia tiba tiba pukulan keras di meja mengagetkanku dan semua orang di kelas.Pakkk!!!!!!
Astaga!
Si cowok sok ganteng yang barusan aku lawan sekarang sudah berdiri didepanku, dengan tatapan marahnya siap mengintimidasiku.
"Lo, ikut gw" perintahnya sambil memegang erat paksa tanganku.
"Tunggu..." apalah dayaku yang lemah ini, tentu pasrah ajahlahhh.Sampailah kami di gudang kosong belakang sekolah.
Eittsss, Dia mau apa?
"Mau apa Lo, sakit tau... lepasin... Kasar banget sih jadi cowok!!!"
Teriakku di dalam gudang.Jelas, aku melihat sekeliling gudang hanya ada paparan kursi kayu yang sudah rusak di sekitarnya.
"Lo siapa, ha? Enak ajah Lo main bentak bentak gw!" Kesalnya bringas.
"Ya elahh bg, santai ajah kali. beraninya sama cewek..." Judesku sehingga membuat raut wajahnya memerah menahan marah.Ya elahh bg, segitu amat. Ngeri...
Batinku."Kalo Lo mau selamat di sekolah ini, jangan berani Lo ikut campur urusan gw. Paham lo, mau cewek atau cowok gak ada alasan buat gw bully di sekolah ini sampai nangis nangis angkat kaki disekolah ini. Paham Lo, Budeq!!!" Ucapnya dengan nada keras di telingaku sehingga bunyi dengungan itu lagi mulai menggema di telinga kiriku.
"Ahhhhhhh..." Teriakku kesakitan sambil menutup kedua telingaku dengan kedua telapak tangan.
Akibat menahan rasa sakit, aku langsung berjongkok karena tak tahan menahannya.
"Lo, kenapa goblok!!!" Teriaknya lagi.
Dasar cowok jahat, gak berperasaan banget.
"Aghhgh, sa-kittt..hiksss" tangisku.
"Lo, jangan main drama yah. Ahhh, bodo." Dengan santainya cowok itu meninggalkan aku sendirian di gudang kosong ini.
Benar benar cowok brengsek!!!!
* * *
Perlahan lahan dengungan dan rasa sakit ditelingaku mulai menghilang.
Segera aku berdiri dan berjalan untuk pulang sambil menepuk nepuk telinga kiriku.Selama perjalanan aku terus mengumpat si cowok sialan dengan beberapa kutukan yang ku lontarkan untuknya.
Jangan sampai aku bisa dikalahkan sama cowok songong kayak dia.
Dia fikir aku ini takut, di ancam kayak gitu... Ohhh, dia salah.Seberapa keras dia ingin membullyku nantinya, akan lebih keras lagi aku menentangnya.
Agar dia sadar, gak semua orang bisa di injak injak atas kuasanya.
Emangnya dia siapa?
Tampang kayak monyet rimba gitu ajah sombong, gantengnya juga Rama.
Ngomong ngomong soal Rama, dia apa kabar yah?
* * *
Sesampainya aku di rumah hal yang pertama kali aku lakukan adalah melihat update dari Rama di Instagram.
Lahhh, apa apaan nih?
Moodku semakin buruk saat kudapati sepasang sketsa wajah yang tertawa bahagia di sebuah laman beranda milik Rama yang hastagnya "My Everything" Rama benar benar udah lupain aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, NANA
Teen FictionKenapa aku harus berurusan dengan cowok pembully itu? Hari-hari yang aku alami menjadi neraka semenjak kejadian naas yang menimpa diriku di sekolah lamaku dan berakhir tragis di sekolah baruku yang setiap harinya merasakan hangatnya Neraka. Kapan ak...