Di sebuah kuburan umum, berdiri 3 saudara yang dahulu pernah bertikai lama. Mereka bersaudara. Memiliki darah yang sama mengalir di nadi mereka, tetapi layaknya orang asing, tidak ada keakraban yang terlihat di antara ketiganya. Harus diakui bahwa mereka memang tidak akrab, hingga hari itu datang, hari yang mengubah nasib persaudaraan mereka. Hari yang telah dikehendaki semesta agar ketiganya memperbaiki ikatan persaudaraan yang telah lama renggang.
Beberapa hari sebelumnya ....
"Kamu yang tidak pernah mau mengerti aku! Apa kamu peduli ke aku selama ini?!" Aku tidak mengerti dengan kelakuan suamiku, Dom, semakin hari tingkahnya semakin tidak bisa ditebak. Ingin rasanya aku melempar guci antik kesayangan Dom tepat di kakinya, hingga guci antik itu pecah berkeping-keping. Agar Dom bisa memilih mana yang lebih dia sukai. Guci antik atau aku!
Rambut hitam Dom yang dulu menjadi dambaanku, disisir frustrasi ke belakang. Napas Dom terengah-engah. Tangannya gemetar. Setiap kali kami bertengkar, tangan Dom selalu gemetar. "Arkeyna," bujuk Dom. Dia berusaha mendekatiku. Berjalan dengan langkah gontai ke arahku.
"Jangan dekati aku. Lebih baik kamu rawat guci pemberian nenekmu dari pada kamu harus terpaksa merawatku." Aku melampiaskan amarahku pada Dom. Tatapan mataku berkabut. Aku memandang marah pada apa pun yang ada di sekitarku, termasuk suamiku, Dom.
Meskipun aku sedang mengubur wajahku dengan kedua telapak tanganku, tapi aku bisa mendengar langkah kaki Dom yang semakin mendekat ke tempatku duduk di atas ranjang. Dia menghela napas singkat, sebelum mengembuskan napasnya sembarang. "Arkeyna," katanya lagi sembari mengenyakkan bokongnya ke atas tempat tidur, dan menapakkan kakinya di atas lantai. Kali ini suara Dom terdengar membujuk saat dia berkata, "Aku tahu kamu sedang bingung." Dia duduk di tepi ranjang. Dom menolehkan kepalanya ke arahku, tangannya terulur membelai lembut rambutku. "Kamu takut untuk menjenguk ayah dan ibumu?"
Dom selalu tahu mengapa emosiku bisa meledak-ledak seperti ini. Dom tahu kalau aku kurang bisa menyalurkan emosiku dengan tepat, karena aku tidak sedekat yang orang-orang kira selama ini dengan keluargaku.
"Kamu mau aku menemanimu ke sana?" Mana mungkin aku membiarkan Dom meninggalkan pekerjaannya dan memaksa dia untuk menemaniku mengunjungi makam kedua orangtuaku. Istri mana di dunia ini yang berkelakuan seperti itu? Aku tidak mau menjadi yang pertama melakukannya.
Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak. Tidak perlu. Kamu tetap harus berangkat ke Malaysia besok. Aku bisa datang ke makam sendiri lusa."
Aku meneguk ludahku susah payah. Aku sendiri tidak yakin apa aku mampu datang ke tempat itu sendiri, tanpa Dom yang menemaniku.
"Athiva dan Erlina datang juga?" tanya Dom dengan sikap menyelidik. Dari gesture-nya, aku menebak kalau Dom sedang memasang kuda-kuda. Sikap pertahanan yang biasa dia kerahkan sebelum aku meledak-ledak lagi.
Aku mengedikkan bahuku. Tidak tahu dan tidak mau tahu. Aku tidak peduli apakah mereka akan datang atau tidak. "Kalau kamu mau tahu, aku sama sekali tidak peduli apa mereka akan datang atau tidak ke makam orangtua kami."
Dom memalingkan wajahnya, sekarang dia tidak lagi melihat ke arahku, tetapi dia menatap lurus ke depan, entah apa yang dilihat, seolah-olah benda di depannya lebih baik dari pada aku.
"Apa kamu masih dendam dengan mereka?"
Membutuhkan dua menit sebelum aku bisa menjawab pertanyaan dari Dom. Sebenarnya bukan jawaban yang akan aku katakan pada Dom, tetapi aku mau menjawab Dom dengan pertanyaan. "Kamu lupa ya, Athiva dan Erlina tidak datang ke pernikahan kita. Hanya si tua bangka itu saja yang datang ke pernikahan kita."
Dom mendesis tidak suka saat aku menyebut bapakku dengan panggilan "si tua bangka", karenanya Dom segera berkata, "Bapakmu memang tua, tetapi dia tidak pernah menjadi 'si tua bangka'," tegas Dom memperingatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Indestructible Family
Short StoryArkeyna. Wanita dewasa berusia 28 tahun yang memiliki karir yang baik adalah kakak tertua dalam sebuah keluarga yang sudah ditinggal pergi oleh Emak dan Bapak. Kehidupannya penuh kesalahpahaman yang melibatkan hubungannya dengan kedua adiknya. Akiba...