Satu; Bertemu Kembali

105 15 0
                                    

Suasana SMA Xavier mendadak ramai di hari pertama Abian menjadi seorang siswa kelas 11. Dirinya melangkah dengan mantap di tengah-tengah kerumunan siswa baru yang sedang melakukan daftar ulang di meja pendaftaran. Abian menjadi sorotan para wanita sejak dirinya masuk ke dalam gerbang sekolah pagi ini.

Abian menggunakan celana abu-abu ketat dengan balutan sepatu warna hijau tosca dan kaos kaki berwarna kuning dengan gambar patrick di sebelah kanan dan warna merah muda dengan gambar spongebob di sebelah kiri. Celananya sengaja ia gulung 2 tingkat agar memperlihatkan dua gambar tokoh kartun kesukaannya itu. 

Tidak hanya berhenti di situ saja, ia mengenakan kemeja putih khas anak sma dengan kancing atas sengaja ia buka dan memperlihatkan kaos polos warna mustard kesukaannya. Ditambah dengan balutan jaket jeans berwarna navy yang membuatnya semakin terlihat tampan.

Pagi itu dirinya menjadi satu-satunya sorotan di koridor sekolah akibat ulahnya itu. Baru saja Abian melangkahkan kakinya untuk lebih dalam ke jantung sekolah, langkahnya terhenti saat aura mistis menghantui sekitarnya.

"Sudah berapa kali ibu bilang sama kamu untuk berpakaian layaknya seorang siswa yang belajar ke sekolah, Abian tanpa nama panjang?"

Abian membuak kacamata hitam yang ia kenakan dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Perlahan ia maju mendekati sumber suara tersebut dan tersenyum ramah. Baru saja ia menampakkan senyumnya seluruh siswi baru di sekolah tersebut sudah berteriak histeris.

"Diam!!" teriak sang empunya suara tadi.

"Bu Suksma jangan marah-marah ih, nanti darah tinggi! Cantiknya luntur!" goda Abian lalu mencium punggung tangan Bu Suksma-wanita berumur 30 tahun yang saat ini menjadi guru geografi sekaligus wali kelas Abian.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Abian! Apa maksud kamu pakai pakaian kayak mau konser lenong seperti ini? Menurut kamu pantas?"

"Ah ibu ini kayak kurang muda saja. Eh maksud saya kayak gak pernah muda saja. Masa ibu nggak tahu sih trend anak muda sekarang? Ini itu dinamakan fashion, outfit, trend, busana, tata boga, ah itulah pokoknya!"

Bu Suksma menggelengkan kepalanya dan lalu menjewer telinga Abian hingga membuat telinganya merah seperti tomat.

"Ah ampun bu!"

"Biarin aja, biar sama-sama merah muda kayak kaos kaki kamu!"

Bu Suksma makin kuat menjewer telinga Abian dan saat ia sudah sedikit puas, ia melepaskannya. Abian langsung mundur tiga langkah dari hadapan bu Suksma dan mengelus telinganya.

"Untung nggak sampai lepas telinga saya, bu!" protes Abian.

"Oh masih bisa bilang untung ya?!"

"Eh jangan bu!" jeda Abian saat Bu Suksma hendak menjewer telinga Abian kembali.

"Lihat penampilan kamu, pakai sepatu warna hijau tosca, kamu pikir itu kue bolu? Terus lihat kaos kakinya, warnanya beda gitu, mana panjang banget, kamu pikir kamu zebra? Mending kalau hitam putih, ini pink sama kuning, permen karet? Belum lagi celana kamu kayak pensil inul dua ribuan! Baju dibuka kancingnya, pakai daleman warna kuning, parfumnya dah kayak om-om umur tiga puluhan keatas. Kamu ini mau sekolah atau mau kemana, Abian tanpa nama panjang?"

"Bu, ibu suka sama saya?" tanya Abian polos.

"Saya marah-marah seperti ini masih bisa kamu bercandain, Abian?"

Abian menggeleng, "Enggak bu. Tapi, kok ibu tahu banget apa yang saya pakai? Perhatian banget sih bu? Ah ibu pasti suka kan sama saya? Saya nggak bisa bu, nanti ibu harus rebutan sama sembilan ratus sembilan puluh sembilan siswi ibu sendiri di SMA Xavier!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang