Karina berlari dari kantornya hingga ke halte bus yang berada di depan kantornya, —takut ketinggalan bus. Ia sedikit terlembat menyelesaikan pekerjaannya tadi hingga harus buru-buru merapikan barang-barangnya dan mengejar busnya.
Lagi-lagi keberuntungan masih berada di pihaknya. Bus yang biasa ia naiki masih ada di halte.
Segera Karina naik dan mencari tempat duduk di deretan belakang, seperti biasa. Namun saat melihat ke arah belakang, tempat duduk yang biasa ia duduki telah terisi oleh seorang siswi berambut pendek yang sedang asik tertawa dengan gadis di sampingnya.
'Winter?'
Saat Karina memutuskan untuk berdiri sambil berpegangan saja, tiba-tiba siswi berambut pendek yang ia lihat duduk di belakang tadi mendatanginya.
"Permisi kak, duduk di belakang aja. Ada kok yang kosong."
"Gapapa saya disini aja."
"Tapi kakak pake heels, saya mah gampang cuma pake sepatu.."
Karina meliriknya sekilas lalu melirik ke arah belakang dimana Winter sedang menatap tajam ke arah gadis di sampingnya namun segera menampilkan cengirannya begitu menyadari tatapan Karina.
"Yaudah, makasih ya."
"Santai kak."
Karina lalu bergegas duduk di tempat bekas gadis rambut pendek tadi tanpa izin lagi.
"Hai kak!"
"Iya."
"Tadi aku kira kakak ga bakal naik bus ini."
"Ohh iya."
"Mau minum kak? Keliatannya ngos-ngosan banget." Tawar Winter sambil menyodorkan sebotol air mineral di tangannya.
"Gausah, makasih."
Remaja di sampingnya ini nampaknya belum menyerah.
"Ambil aja kak, belum aku minum kok. Kakak abis lari sampe halte pasti haus kan? Hehe.."
Karina mengangkat sebelah alisnya menatap botol air dan wajah gadis di sampingnya bergantian sebelum akhirnya memutuskan.
"Makasih ya."
Setelah selesai minum, Karina baru menyadari satu hal.
"Kamu tau darimana tadi saya lari?"
Yang ditanya bukannya menjawab malah mengalihkan pandangannya ke depan.
"Itu tadi aku nyari- uh, engga, maksudnya itu tadi kakak keliatannya kayak abis lari aja."
Karina lagi-lagi menatap gadis di sampingnya heran lalu ikut mengalihkan pandangannya ke depan.
--------