Satu : Heesoo

23 2 0
                                    

Bagian satu : Heesoo


Memasuki tahun ajaran baru, sudah pasti semua anak disibuki dengan berbagai kepentingan sekolah yang akan Mereka Ia temui kembali. Jika menanyakan tentang perasaan, Heesoo pasti sangat malas jika itu terjadi. Rasanya hanya ingin berbaring di rumah dengan berbagai snack yang baru saja dibelikan oleh Mamahnya kemarin malam.

Jumlah anak-anak yang memasuki tahun ajaran baru tidaklah sedikit, belum lagi jika harus mengantri untuk membeli baju seragam. Antrian yang tidak dapat dihitung dengan jari, sudah membuatnya menghembuskan nafasnya dengan kasar saat baru saja memasuki pintu masuk toko.

Ponsel merupakan barang yang sangat bagus untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Dengan kedua airpod yang tersemat pada telinganya membuatnya merasa sedikit nyaman. Walaupun suasananya cukup ramai, tapi Ia merasa di dunia yang berbeda.

“HEESOO!”

Pandangannya tertuju pada Kakaknya yang berada tepat di depan wajahnya. Dengan badan yang sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya, Ia tersenyum malas, dan mendengus kesal. Membuat Heesoo harus melepas sebelah airpodnya dan menatap Heesung dengan penasaran.

“Kenapa, kak?”

Heesung menunjuk ruang pengukuran dengan dagunya, meraih ponsel Adiknya dengan cepat, dan sedikit mendorong tubuhnya agar cepat melakukan pengukuran seragam miliknya. Ya, agar cepat selesai dan Mereka berdua bisa kembali ke rumah dan kembali bersantai. Atau mampir sebentar ke Mall bukanlah sebuah masalah.

Memiliki seorang adik yang terpaut dua tahun dengannya memang bukanlah hal yang mudah, tapi tidak sulit juga. Kepribadian yang saling bertolak belakang adalah sebuah masalah yang sering sekali ditemukan di kehidupan Mereka sehari-hari. Tapi beruntung, Heesung lahir lebih dulu dibandingkan dengan Heesoo, kesempatan itu juga yang menjadikannya lebih leluasa untuk menjahili Heesoo.

Tapi tetap saja, Heesung yang akan meminta maaf lebih dulu jika ada masalah.

Heesung kakak yang baik,

Dia bosan. Berbanding terbalik dengan Heesoo, Heesung lebih memilih untuk menghampiri beberapa anak perempuan di sudut toko yang tengah duduk berkumpul disana. senyum manis terukir di wajahnya, sebelum menyapanya.

“Hai!”

Tentu semua yang ada disana berteriak histeris saat Heesung menyapa Mereka semua. Paras tampan, tubuh yang proposional dan deep voice yang dimilikinya merupakan paket lengkap pada dirinya. Ia kembali tersenyum, “Boleh duduk?” tanyanya. Yang tentu saja tidak mendapatkan penolakan.

Tapi sebelum Ia duduk didekat salah satu anak perempuan itu, tangannya lebih dulu ditarik oleh Heesoo, membuatnya sedikit terkejut tapi tidak berhenti untuk menunjukan senyumnya seraya berjalan menjauh dari kerumunan.

Heesung yang terkenal playboy, membuat Heesoo sedikit kesal saat harus berjalan berduaan dengan kakaknya tersebut. Belum lagi kedua orangtua Mereka yang meminta agar pergi dan pulang selalu bersama. Membuat Heesoo terkadang harus menunggu di tepi lapangan untuk sekedar menemani Heesung latihan Taekwondo, ataupun berlatih basket dan sepakbola.

Cukup banyak dan membuatnya kelelahan. Heesoo membuka pintu mobil yang sudah terparkir rapih disamping toko sedari tadi, mendorong Heesung masuk lalu duduk disampingnya dan menutup pintu tersebut dengan cukup keras.

“Serem!”

Heesoo menatap Heesung dengan kesal, Ia melirik tangan Heesung yang masih memegang ponselnya, menyambarnya dengan cepat dan kembali sibuk dengan ponselnya. Tak dipedulikan ucapan Heesung sebelumnya, dan lebih memilih untuk mendengarkan lagu melalui airpodsnya. Lagi. dan memejamkan kedua matanya.

R U M I T [Park Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang