First Day

7 1 10
                                    


"Baik, Anjay... yani?" Supratman, si manager membaca dokumen, membaca nama perempuan di hadapannya dengan benar. Yang disebut namanya mengangguk, membenarkan.

"Ceritakan tentang diri Anda."

"Ekhem EKHEM! Ekhem ekhem ekhem, EKHEM!" Gadis bernama Anjayani ini berdehem, berkali-kali. Entah karena tenggorokannya kemasukan tulang iga sapi atau hanya sekadar caper.

"Ada air putih di belakang," Supratman berasumsi kalau tenggorokannya seret. Tetapi, Anjayani menolak.

"Aqu nervous,"  kata Anjayani malu-malu.

"Tidak perlu gugup, jadilah dirimu sendiri," ujar Supratman.

"Be yourself? Okay, Hai gais! Nama gue Anjayani Berjaya, you can call me Anjaaaay, kayak Kemal Pahlevi gitu loh, eh bener nggak sih? Yang nyanyi anjay sama Young Lex? Yang lagunya yang Gayanya anjaaaay, A-N-J-A-Y! Aaaaanjay! A-N-"

"Oke, oke. Saya sendiri yang bilang bahwa kamu bisa menjadi diri sendiri. Tapi, kita lagi interview. Serius ini, harus formal. Anjay bukan kata baku bahasa Indonesia yang berarti tidak formal," Supratman lebih dulu menyela sebelum Anjayani ngerap bak Young Lex.

"Tapi, 'Anjay' merupakan bagian dari diriku. Aku tidak mau melepas identitasku demi mencari rezeki," ucap Anjayani.

"Baik, bisakah saya memanggil Anda Yani?" tanya manager.

"No."

"Apa maksudnya tidak? Yani termasuk namamu juga, bukan? Anja-yani?"

"Ugh, iya! Tapi, i prefer to be called Anjay or Njay or Jaya, asal jangan Yani, lah. Terlalu basic buat aku yang unbasic,"

"Apa maksud dari unbasic?"

"Kebalikan dari basic?"

"Baik, kita sudahi wawancara hari ini," ujar Supratman menyudahi interview.

"Apa aku diterima?" tanya Anjayani penuh harap.

"Tentu tidak,"

Anjayani cemberut sedih.

"Jika kamu ingin diterima, kamu harus menjalani interview ini dengan sungguh-sungguh. Jika kamu sudah tidak serius saat interview, bagaimana saya bisa mempercayaimu untuk kerja disini?"

"Okay,fine! Gaasik amat,"

"Kalau kamu ingin mencari sesuatu yang mengasyikkan, tentu bukan disini karena ini bukan Dufan,"

"Iya, iya. Baik, mode serius dan membosankan, piiiiiiip!" Anjayani berlagak sebagai robot yang berubah mode.

"Terima kasih, Anjayani mode serius dan membosankan. Sekarang saya akan memulai wawancara. Baik, Anjayani, ceri-" sebelum Supratman melontarkan pertanyaan, seseorang mendobrak pintu kantor.

"Pak manager, Lisa mendadak izin! Katanya dia harus menjemput adiknya, Ratna shift malem, jadi belum dateng. Dan banyak pelanggan yang lagi ngantri di kasir tapi gaada yang layanin!" lapor seseorang yang mendobrak pintu.

"Kenapa nggak kamu aja yang gantiin?" tanya Supratman.

"Apa pak manager tidak ingat kejadian seminggu yang lalu saat saya menjadi kasir?"

**Flashback ketika orang ini menjadi kasir**

"Kembaliannya tiga ribu lima puluh rupiah, lima puluh rupiahnya mau didonasikan?"

"Gak," jawab pelanggan itu datar sembari memainkan ponselnya.

"Pelit banget," kata si kasir jutek.

CakeupMartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang