Penakluk Malam

1 0 0
                                    

Lagi-lagi aku rindu berpuisi juga kamu yang mulai pindah ke lain hati


Sejak subuh aku menanti pesan darimu, tapi sampai pukul tujuh ponselku  masih kaku.

Misteri Minggu pagi milik Sal Priadi ku putar berulang kali, rasanya Minggu ku lebih menakutkan dari itu.

Aku menunggu sapa mu, sekadar

"hai"
atau hanya
"?"

Misalnya, akan ku balas detik itu juga.

Lebih-lebih jika kamu menanyakan kabar ku.

"Hmm, gimana pagi ini, baik-baik aja kan?"
Atau
"Malem ini ada janji gak? nongkrong yuk"

Andai saja..

Yang aku tahu, semua hal tentang mu akan berujung pada misalnya, andai saja, seandainya, dan sekiranya.

Pesan terakhir dari mu adalah tiga huruf ambigu, yang datangnya sudah beberapa bulan lalu "hmm".

Bahkan google si pintar pun tak bisa menerjemahkan itu.

Apalagi aku, yang sebentar lagi tumbang menunggu hp ku tak kunjung bergetar.

Untungnya aku punya malam, temanku yang sangat menyenangkan.

Menyusun rencana untuk beberapa orang yang akan ku jumpai, ku cintai, ku miliki dan ku jaga sampai mati.

Akhir bahagia sudah pasti, hanya satu yang sangat di sayangkan, dunia yang ku ciptakan tidak bisa hidup berdampingan dengan dunia yang sedang kita tempati.

1 2 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang