Dua

29.3K 966 48
                                    

Sierra memasukkan alat tulis nya kedalam tas, berniat pergi dari kelas sebelum suara seseorang mengintrupsi nya.

"Sierra Everett, ikut ke ruangan saya." Titah Dosen bernama Aluana atau yang sering dipanggil Pak Al.

Sierra mengernyitkan dahi nya, namun tak urung mengikuti langkah besar Al



Ceklek











Al membuka pintu ruangan nya, kemudian menunggu disisi pintu seolah menunggu Sierra masuk.

Sierra masuk kedalam, Al menolehkan kepala nya ke kanan dan ke kiri sebelum mengunci pintu ruangan nya.

"Ada apa ya, pak?"

"Ekhem, silahkan duduk dulu." Titah Al kemudian duduk di sofa yang ada diruangan nya.

Sierra menurut, ia duduk diseberang sofa Al.

"Jadi, ada apa ya pak?" Sierra bertanya setelah mendudukkan bokong nya di sofa.

"T-tidak usah terlalu formal, kau bisa memanggilku seperti biasa."

Sierra memutar bola mata nya malas, "kita tidak sedang berada dikamar sekarang."

Al menggigit bibir bawah nya, "Mist-"

"Panggil aku Sierra. Aku mahasiswimu jika kau lupa."

"Baiklah  S-sierra, tentang hubungan kita..."

"Kenapa? Bukankah kita sudah tidak memiliki hubungan apapun sekarang?"

"Bisakah kita memulai dari awal lagi?"

"Dari awal, aku sudah bilang. Aku tidak mau berhubungan dengan mantan partner sex ku bukan? Lebih baik aku mencari orang baru.."

Ya, Aluana atau pak Al memang salah satu mantan partners sex Sierra. Siapa sangka jika Al yang berprofesi sebagai Dosen killer itu merupakan seorang submissive diranjang?

Katakanlah Sierra mahasiswi tidak tahu diri karena meniduri dosen nya sendiri.

Apa boleh buat? Al sendirilah yang menawarkan diri nya kepada Sierra. Sierra awal nya menolak, cukup sudah ia memiliki hubungan dengan Sea yang berada dilingkungan dekat nya.

Tapi Al mengancam jika Sierra menolak nya, ia akan memberitahukan Siapa Sierra sebenar nya ke seluruh kampus.

"T-tapi aku..."

"Bukankah kau duluan yang memutuskan hubungan kontrak kita?"

"Itu karena aku ingin memulai awal yang baru denganmu! Bukan hanya sebatas partner sex tapi hubungan kekasih!" Al berteriak, mata nya yang biasa nya tenang kini memerah. Sorot mata nya menjelaskan jika kini ia sedang terlihat kalut dan juga... takut.

Sierra masih terlihat tenang, ia sudah menduga jika Al memang ada perasaan pada nya.

"Di kontrak tertulis jika kita tidak boleh saling menaruh perasaan."

Al duduk disamping nya, dengan berani menggenggam erat tangan Sierra.

"Maka dari itu, ayo kita mulai dari awal. Aku- aku akan memperlakukan mu dengan baik. Aku akan mengabulkan apapun yang kau mau. Kau mau apa? Mobil? Apartemen baru? Tas? Sepatu? Aku akan mengabulkan semua jika kau mau."

"Jadi kumohon terima tawaranku."

Sierra mengernyitkan dahi nya, lalu melepas genggaman tangan yang Al lakukan sepihak.

"Maaf, aku tidak tertarik untuk memiliki kekasih." Sierra hendak bangkit dari sofa, sebelum Al kembali  menarik nya hingga ia terbanting ke sofa.

"What the he- Mhh" Tanpa aba-aba, Al melumat bibir Sierra kasar.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang