Sept

304 63 39
                                    

Junkyu memandang langit sore yang redup, jelas terlihat sebentar lagi hujan akan turun dengan deras

Ia dan haruto sedang berada diperjalanan pulang setelah seharian mengelilingi sedikit dari keindahan Prancis. Mereka mempercepat langkahnya menuju halte saat merasa tetesan air hujan menyentuh permukaan kulit

Haruto melihat junkyu kesusahan mengimbangi langkahnya berinisiatif menggenggam pergelangan tangan pemuda itu dan menuntunnya berlari kecil. Junkyu terdiam dan tidak sekalipun mengalihkan pandangannya dari pergelangan tangan yang digenggam haruto

Junkyu pikir saat mereka sudah berada didalam bus haruto akan melepaskan lengannya. Namun, siapa sangka haruto malah melesakkan jemarinya kedalam celah jemari junkyu menjadi sebuah genggaman erat. Ia menatap haruto dan dibalas haruto dengan senyum tipis lalu berucap pelan,

"Supaya tangan kamu hangat."

Tidak ada obrolan lagi setelah itu. Junkyu memilih mengalihkan pandangannya kearah jendela dan haruto yang entah sedang apa. Mereka memilih menikmati genggaman tangan mereka dengan pikiran masing-masing.

Yang satu dengan debaran jantungnya dan yang lain dengan senyum di bibirnya.

*****


Jam 05:30 junkyu terbangun karena bunyi alarm yang ia setel semalam

Biasanya ia akan menggerutu karena direnggut paksa dari alam mimpi oleh suara nyaring dari benda menyebalkan itu. Tapi, berbeda dengan pagi ini ia malah tersenyum. Ia berjalan ringan kedalam kamar mandi untuk sekedar menyegarkan diri

Junkyu membuka pintu kamarnya perlahan. Ia sangat tau haruto pasti sudah bangun. Setelah sholat haruto akan pergi ke dapur untuk membuat kopi lalu keruang tengah untuk memeriksa email dan tugasnya.

Sebenarnya alasannya untuk bangun sepagi ini tidak lain karena ingin membuat sarapan untuknya dan haruto. Ia terbiasa bangun dengan sarapan yang telah disediakan oleh lelaki itu

Sampainya di dapur junkyu membuka kulkas yang sudah terisi lengkap dengan bahan makanan. Ia berfikir sebentar dan memilih memasak omelette

Memulai kegiatan memasak nya dengan tenang dan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir tipis junkyu. Terlalu asik hingga tidak sadar dengan kehadiran haruto yang membawa gelas kosong

Nyatanya haruto memilih diam dan memperhatikan junkyu hingga si empu menyadari kehadirannya sendiri. Cukup lama ia menunggu namun tidak sedikitpun haruto merasa bosan memperhatikan junkyu selama memasak

Senyum lebar junkyu terbit melihat makanan didepannya yang sudah tertata rapi diatas piring. Berniat mengambil sendok disampingnya lalu melihat siluet seseorang dan spontan membalikkan tubuhnya

"Astaga haru kamu dari tadi disitu?" Tanya junkyu melihat gelas yang haruto bawa

Haruto mengaguk lalu berjalan kearah wastafel

"Iya. Tadi niatnya saya mau masuk tapi mata saya lebih memilih memperhatikan kamu." Jawab haruto enteng

Junkyu mengulum bibirnya kedalam saat mendengar jawaban gamblang haruto, "Ayo sarapan aku udah buat omelette." Tawar junkyu lalu mengambil dua piring yang telah ia siapakan

"Tentu, biar saya cuci ini dulu."

Sarapan pagi itu terasa lebih menyenangkan dari biasanya. Mereka  mengobrol ringan tentang beberapa hal. Sebagian besar tentang betapa menyenangkan hari kemarin, dan rencana untuk hari-hari menyenangkan selanjutnya

Mereka hanya tidak menyadari bahwa ada benang tipis yang sudah terikat antara mereka.


*****

LDR • harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang