Jungkook yang memeluk yena dibalik selimut tanpa pakaian mengendus bau rambut yena yang basah karena keringat, juga dengan kecupan² kecil ,jam menunjukan pukul 4 pagi
"maaf ,kau mau aku memecatnya" dengan tangan yang sibuk mengelus punggung polosnya
"tadi dia telfon saat kita sedang melakukannya aku matikan " baik bisa didengar dari nada yena dia masih marah ,cuek
"telpon balik lagi sana ,mungkin penting!" ingin melepaskan pelukan dari Jungkook sebenarnya masih sedikit kesal dengan wanita satu itu tapi tidak bisa menyalahkan sepenuhnya karena tetap saja yang mencium duluan itu Jungkook dasar suami lupa istri ,pun segera dipeluk erat oleh Jungkook
"itu tidak penting yang penting sekarang itu aku ingin melakukannya lagi ,kau cukup bagus saat memimpin tadi ,sayang mau diikat lagi seperti tadi ya?ayolah?kau sexy tau" lihat sekarang tidak tau diri bukannya merasa bersalah malah kembali mesum Jungkook benar-benar,dia bahkan mulai meraba tubuh yena bagian bawah
"yak!! aku itu sedang kesal!! dasar suami tidak peka!! " mendorong Jungkook dengan keras langsung jatuh ke samping kasur yena buru-buru turun dari ranjang mengenakan piyama nya lalu turun kebawah ingin menonton tv saja membiarkan Jungkook yang mengaduh dan merengek minta tolong
"dasar menyebalkan!!"keluhnya saat sudah duduk nyaman di sofa dengan channel yang selalu ia ganti pagi-pagi begini sudah dibuat kesal rasanya apapun yang yena lakukan membuat mood nya makin buruk saja tak lama pun Jungkook menyusulnya mengaduh perutnya sakit butuh peluakn dan ciuman ew pria lebay! "sayang sakit tau kau mendorong ku terlalu keras harus tanggung jawab , lakukan dengan bibirmu. " mendudukkan dirinya di samping yena mengayunkan tangan yena seperti bocah ingin permen saja ,yena berdiri dengan raut wajah yang dingin Jungkook tau maksudnya kemudian melengkungkan bibirnya ke bawah lucu,sangat.
bukannya pergi malah yena langsung duduk dipangkuan Jungkook "mau?" jelas diangguki semangat oleh Jungkook melihat yena yang berdiri dan perlahan merosot diantara kaki Jungkook jujur yena seperti itu saja sudah merangsangnya tangan yena bergerak membuka piyama Jungkook yang tak berkancing sebatas bagian dada perutnya yang terlihat merabanya lembut dan mendaratkan bibirnya dikulit Jungkook dari dada bidangnya mengecap,
sedikit menjilat bahkan Jungkook sendiri kelimpungan menahan rasa ingin memasuki lagi menengadahkan kepalanya dan memejamkan mata merasakan nikmatnya bibir yena yang liar di tubuhnya ,ciuman yena semakin turun tepat di bagian perut pun tangannya ikut menyentuhnya kembali "dimana yang sakit" mendongak menatap wajah Jungkook mencari tau "ahm-- semua sayang jilat semuanya " menunduk dengan tatapan sayu dan nafas terengah tangannya mengelus rambut dan pipi yena
"ahn-- ingin masuk ke sini. " tangan Jungkook mengangkat kepala yena dan mengusap bibir itu dengan ibu jarinya "benarkah" yena tau suaminya sudah terangsang sengaja menghiraukan dan kembali sibuk mencium serta menggigit kecil perut berotot Jungkook belum beralih pasalnya dada yena yang tak mengenakan bra itu sangat terasa menyentuh yang berada diantara paha Jungkook ,menegang ingin masuk ke dalam lubang yena entah itu dibagian bawah atau mulutnya terserah "benar-benar ingin masuk ya" perlakuan yena terlewat sangat merangsang dia mengelus milik Jungkook yang menegang "sa----yang augh masukan kumohon " ingin rasanya langsung menerobos masuk ke mulut yena dan mengerakan secara brutal kalau dia tidak ingat yena masih kesal padanya ,argh cukup semalam saja menyeramkan yena sengaja memanfaatkan nafsu Jungkook yang besar sebagai alatnya disaat-saat seperti ini"aku mau tapi lihat sekarang hampir jam 6 lain kali saja ya tuan jeon "
tidak ,tidak bisa seperti ini aku mau masuk sekarang persetan dengan jam aku kan bosnya "tidak sayang jangan pergi dulu ini harus selesai aku mau keluar dulu yena masukan dulu " ,"aku harus kedapur lepaskan" sukses melongo saat yena kembali acuh padanya dan pergi begitu saja sial apa aku harus menyelesaikannya sendiri!! tidak kuat jika yena seperti ini terus ,kemudian Jungkook pergi ke atas mengacak rambutnya frustasi ke kamar mandi menyelesaikan yang menegang tadi
...................................
sampai kantorpun dari wajah Jungkook bisa ditebak oleh karyawannya seperti suami yang kurang jatah ,masih pagi dasinya sudah berantakan dan raut wajah lesu seperti itu, tidak peduli dengan tatapan dan beberapa bisikan orang-orang yang melihatnya dia sibuk dengan pikirannya sendiri apa yang harus ia lakukan agar Irene bisa pergi dari sini kalau tidak ingat jika sudah membuat kontrak beberapa tahun kedepan kesal dengan dirinya sendiri yang iba dengan wanita hanya karena menangis sepertinya mulai sekarang dia harus bersikap tidak peduli dengan sekitar
"kook.. kau sudah datang", baru saja menjadi beban pikiran wanita itu langsung muncul dan dengan bodohnya bertanya hal yang dapat dilihat dengan mata 'kau sudah datang' apa dia buta?! oh astaga Jungkook tak perlu banyak waktu sepertinya dia langsung bisa menjadi pria yang kejam ,"ck,awas jangan menghalangi ku!" kudorong lengannya karena dia berdiri tepat didepan pintu ruanganku ,irene tersenyum senang mungkin adegan berciuman dengan Jungkook kemarin membuat rumah tangga mereka sedikit retak, baik!! hanya menunggu waktu saat dia bisa masuk lagi dikehidupan Jungkook ,baru ingin menyusul masuk sudah dapat teriakan keras dari dalam "kembali ke ruanganmu!!" ,"tapi a..aku ingin--" tidak melanjutkan tatapan mengerikan dari Jungkook membuat Irene gentar dan memilih pergi karena beberapa karyawan yang mendengar jadi mengalihkan atensinya ke irene pun berpapasan dengan Jimin yang tersenyum tidak bisa diartikan seperti menang mewakili yena karena mendengar JK meneriakinya haha
"kook..kau--"
badan Jungkook menghadap ke jendela suara nya kecil pasti wanita itu lagi benar² apa teriakan ku tadi kurang kerass
"KUBILANG KELUAR!""YA!! LIHAT SIAPA YANG KAU BENTAK BOCAH" ah salah ya ,berbalik dan menemukan hyungnya yang sedang melototinya tidak santai. Jimin, pria itu berdiri ditengah-tengah pintu dengan raut yang tidak terima dibentak seenaknya seperti barusan "marah boleh tapi lihat-lihat juga baru masuk langsung dibentak dasar--" Jungkook tidak mendengarnya jangankan mendengar menoleh saja tidak sedang tidak mau diganggu sedang memikirkan cara agar yena tidak menyiksanya seperti tadi atau kemarin malam pun sangat jelas kalau sedang berpikir "dasar tidak sopan hyungmu ini sedang bicara oh.. aku tau sedang perang dengan istri ya,,, kasihan gara-gara ciuman dengan asistenmu?" terlampau santai Jimin mengutarakan hal tersebut langsung mendapat atensi dari Jungkook dengan alis yang mengerut heran "Hyung,,, tau dari mana" tak ada pilihan harus tanya selagi belum menyebar "sebagian karyawan tau tidak begitu banyak irene kan punya teman disini kemungkinan mereka mengobrol dan tersebar "menaikan kedua bahunya tidak tau pasti bagaimana bisa tersebar Jimin juga tau saat bertanya pada asistennya
"ah! wanita itu benar-benar--" , "ya!kau kan yang menciumnya jangan menyalahkan dia saja kau bahkan lebih salah dari Irene" benar juga Irene tidak bisa satu-satunya yang disalahkan "baik aku juga merasa salah ah Hyung apa aku bisa memecatnya ,aku sudah tidak peduli "bertanya pendapat hyungnya saat-saat seperti ini memang tepat daripada salah dan berakibat besar nantinya "terserah aku tidak mau mencarikan asisten lagi untukmu kau itu pemilih sekali kook,sekali dapat pun itu mantanmu dia kompeten tapi bukan berati tidak ada orang selain dia hanya saja kau cari saja sendiri dan lagi aku tidak mau menanggung semua pekerjaanmu selagi kau tidak ada asisten aku itu wakil mu bukan babu mengerti,semua tergantung keputusanmu sekarang "
benar Jungkook tidak memikir sampai situ tapi bagaimana diam sejenak memikirkan hal diluar nalarnya matanya berbinar seperti mendapat ide yang luar biasa "kalau begitu istriku saja!!" sempat membuat Jimin terkejut malah mendapati cengiran khas seorang jeon jungkook
......
......
......
.......
........
KAMU SEDANG MEMBACA
•My life is complete with you .JK.🚫
Romance"hah ..emhh aku suka bau tubuhmu~" suara menggoda JK saat memeluk yena dibalik handuk "Sayang ini sudah siang~" suara tertahan yena atas sentuhan JK padanya