Bagian 1

6 1 0
                                    

Pukul 02.30 dini hari.

Anjani sedikit terusik oleh bunyi alarm dari ponselnya. Dia terbangun untuk mematikan ponselnya yang ia letakkan di bawah bantal. Setelah mematikan alarm itu, kemudian Anjani kembali memejamkan mata.

Rasanya baru saja ia terlelap namun batinnya merasa bahwa di telinga kirinya ada seseorang yang terus berbisik lirih, "lihat kananmu.. Lihat kananmu..".

Begitu berulang kali, dalam tidurnya yang belum begitu lelap ia reflek menoleh ke arah kanan. Seketika perasaannya menjadi kacau. Seluruh badannya tidak bisa ia gerakkan. Dengan lemas ia terus berontak saat dirinya menemukan sesosok putih tengah berbaring di sisi kanannya. Terus menatap Anjani dengan pandangan kosong.

Tidak mungkin!

Anjani sekuat tenaga berontak, tangan kirinya menjamah apapun yang bisa ia raih. Dia ingin bangun. Ingin sekali.
Saat dirinya terus berontak, tidak sengaja ada sesuatu yang bisa ia raih.
Ya, sesuatu yang menyerupai rambut.

Bersyukur setelahnya ia bisa membuka mata. Seketika Anjani menyalakan lampu,kemudian terengah-engah dibatas kasurnya. Lega rasanya bisa membuka mata. Tadi itu apa? Ia pun tak ingin mengingatnya. Berkali-kali Anjani merapal doa dalam hatinya.

Setelah perasaannya sedikit membaik, ia pun merebahkan kembali dirinya. Menatap langit-langit kamar dengan termenung. Tunggu, Anjani baru ingat sesuatu. Bukankah tadi ia merasa tangan kirinya meraih sesuatu yang menyerupai rambut? Ia baru sadar, kakaknya sedang ada di luar kota. Jelas sekali tadi yang Anjani sentuh adalah sebuah rambut.

Jadi, rambut siapa yang Anjani sentuh?

ANJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang