Cerita Tentang Si Penerima, Si Pendatang dan Si Malang

368 58 7
                                    

Sudah satu minggu sticky notes digantikan oleh sepucuk surat yang selalu setia berada diatas mejanya.

Si penerima selalu menemukan surat di pagi hari, disaat belum ada orang lain yang datang. Dia sama sekali tidak bisa menebak siapa pengirimnya.

Tapi kalau dari tebakannya, pasti mereka berada di kelas yang sama, karena "Dobby" adalah panggilan khusus yang dibuat hanya oleh teman-teman sekelasnya.

Lagipula, orang itu menuliskan "orang paling pintar di kelas" di surat pertama yang Ia tulis.

Si penerima pun memilih untuk tidak terlalu memikirkan ini semua, karena didalam hatinya, dia juga senang dengan adanya surat-surat itu.

Secara tidak langsung, Ia menantikan datangnya hari esok untuk membaca surat dari sang penyair.

Ya, si penerima menamai si pengirim surat dengan julukan sang penyair, karena di setiap akhir suratnya, Ia selalu menemukan sajak-sajak yang khusus dibuatkan untuknya.

Kalau sang penyair sedang kehabisan ide, penggalan lagu lawas pun akan menggantikan sajak-sajak tersebut.

Entah kenapa, si penerima merasa bahwa sang penyair sangat mengenal dirinya.

Sang penyair seperti tahu apa yang sedang dirasakannya, masalah apa yang sedang dihadapinya, hal apa yang sedang membuatnya bahagia. Itu semua tertuang pada potongan sajak ataupun penggalan lagu didalam surat itu.

Sayangnya, pagi ini, tidak ada sepucuk surat diatas mejanya ketika si penerima datang.

Bisa terlihat jelas raut sedih terukir di wajah manisnya, namun secepat mungkin dia mengembalikan raut wajahnya, dan membenarkan letak kacamatanya.

Kemudian ia memilih untuk duduk dan mengerjakan tugas yang belum sempat dia kerjakan kemarin.

Jam masih menujukkan pukul 07.05. Sedangkan pelajaran pertama baru akan dimulai jam 08.00.

Si penerima memang sengaja datang lebih pagi hari ini.

Tidak, bukan karena dia serindu itu pada sekolahnya, tapi karena dia harus mengerjakan beberapa tugas yang dia pikir memerlukan waktu yang cukup banyak untuk diselesaikan.

Seperti tugas matematika dan kimia ini.

Tidak mau membuang lebih banyak waktu, si penerima segera memberikan seluruh atensi pada buku pelajaran yang tersebar dihadapannya, tenggelam dalam dunianya sendiri.

Sebegitu fokusnya dia, sampai tidak sadar akan bunyi dorongan pintu kelas, pertanda bahwa ada seorang lain yang datang.

Si pendatang hanya bisa termangu kaget, menyadari bahwa dirinya bukanlah orang pertama yang datang, padahal selama ini dia selalu menjadi yang pertama.

Dilihatnya jam yang terpasang rapi di sudut kelas.

07.15.

Aneh. Biasanya belum ada yang datang di waktu seperti sekarang ini.

Tersadar dari perdebatan singkat dengan dirinya sendiri, si pendatang dengan segera menyembunyikan sepucuk surat yang ada didalam genggamannya.

Dengan sangat berhati-hati, dia menutup kembali pintu kelas dan berjalan ke arah kantin sekolah.

"Sialan. Kenapa anak itu harus datang sepagi ini? Sekarang gimana caranya biar surat ini bisa sampai ke dia?"

Si pendatang terus berpikir bagaimana caranya agar surat di genggamanya sampai kepada si penerima, karena dia sudah berjanji untuk mengiriminya surat setiap hari.

BALADA INSAN MUDA | TREASURE HARUBBY (WATANABE HARUTO X KIM DOYOUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang