Pahlawan tanpa tanda jasa

10 2 0
                                    


Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Hari ini adalah hari terakhir melaksanakan ujian untuk seluruh siswa dan siswi SMA Bunga Teratai.

Hana yang tengah sibuk memikirkan jawaban dari soal terakhir terusik dengan suara gaduh yang terus saja memanggil namanya.

"Na, please nengok ke samping bentar." Nova memanggil Hana dengan berbisik.

Hana menghiraukan panggilan itu, ia tetap fokus mengerjakan soal terakhir.

"FINISH!" sorak Hana saat ia berhasil menyelesaikan soal terakhir.

Suara kelas semakin gaduh saat Hana mengumpulkan kertas LDK ke depan meja guru.

"Kamu yakin ini sudah terisi semua?" tanya Bu Siska sebagai pengawas kelas.

"Sudah dong Bu!" ucap Hana tersenyum girang.

"Bagus, silahkan keluar," ucap Bu Siska.

"Yes!" sorak Hana.

"Ish Hana sengaja banget ninggalin gue!" gerutu Nova.

"Duh ini gamana sih?! Siapa sih yang buat soal?! Minta dihujat ini mah!" Nova menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"10 menit lagi sudah harus dikumpul," ucap Bu Siska.

Seluruh murid dibuat panik sendiri, ada yang mengambil jalan ninja dan ada juga yang menghitung kancing.

Nova frustasi, dengan gerakan cepat dan tanpa membaca soal, Nova menjawab soal dengan mengasal.

Tettt

Suara bel tanda ujian telah berakhir berbunyi.

Dengan modal doa, Nova menyerahkan LDK miliknya.

"Huh." Nova menghela nafas panjang.

"Demi apapun! Hana emang Songong!" Nova mengumpat Hana.

"Nov ayo kantin." Alisiya mengajak Nova untuk pergi ke kantin.

Sementara di tempat lain, Hana tersenyum sumringah.

"Akhirnya gue bebas juga dari human-human pemalas!" ucap Hana dengan tersenyum sinis.

"Hana," panggil Bu Rini sebagai guru mata pelajaran Kimia.

Hana menoleh. "Eh Bu Rini, ada apa Bu?" tanya Hana.

"Bagaimana tadi? Soalnya tidak sulitkan?" tanya Bu Rini.

"Lumayan Bu. Tetapi, tadi di soal terakhir saya sedikit kesulitan untuk menjawab." Hana menjawab dengan senyum kikuk.

"Sudah saya duga," ucap Bu Rini dengan senyum tipis.

"Hana, saya sangat berharap suatu saat kamu bisa menjadi manusia yang berhasil di kemudian hari," ucap Bu Siska.

"Aamiin Bu, Terimakasih atas doanya." Hana tersenyum hangat.

"Saya akan selalu mendoakan semua murid yang pernah saya didik, entah itu yang rajin, yang suka bolos pelajaran ibu, atau yang pemalas sekalipun," ucap Bu Rini.

"Iya Bu. Sekali lagi terimakasih,"

"Kalian harus tahu, tidak ada seorang guru yang tidak ingin muridnya berhasil, semua guru menginginkan hal itu. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,  guru memang bukan orang hebat. Tetapi, sorang guru bisa melahirkan orang yang hebat." Bu Rini tersenyum hangat.

"Terimakasih Bu, bahakan beribu ucapan Terimakasih tidak akan cukup untuk membayar jasa kalian,"

"Cukup dengan melihat kalian sukses dan berhasil di luar sana, itu sudah bisa membuat kami bangga."

"Jadilah generasi yang tahu benar dan salah, jangan pernah menyerah dalam menggapain sebuah mimpi, yasudah ibu masuk kelas dulu."

"Baik Bu."

Hana kembali melangkah menuju kelas, nasehat dari Bu Rini akan selalu ia ingat.

By.Nadita Aissya
PengukirInspirasi ✍️

Celotehan PengukirInspirasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang