08 [name]

190 34 7
                                    

Happy Reading

semalam kami bercerita hingga larut malam dan akibatnya aku mengantuk sekarang. untung saja Hermione membangunkanku. dalam keadaan masih mengantuk aku memasukkan jubah dan buku gambar kedalam tas kecilku. hari ini cuacanya panas sekali, banyak siswa yang tidak memakai jubah mereka bahkan mereka tidak memakai rompi mereka.

aku dan Hermione turun ke ruang rekreasi, Ron dan Harry sedang menunggu kami. kami berjalan menuju kelas prof McGonagall, transfigurasi. aku sudah mengantar Kenzie ke asrama Hufflepuff kemarin dan sekarang aku masih belum melihatnya. aku khawatir, takut dia tidak bisa menyesuaikan diri dan takut kalau ada yang mengejeknya karena marganya Pevensie. tapi sepertinya dia baik-baik saja.

"morning, pottah" Malfoy bersandar di dinding dan menyunggingkan seringainya. kami berhenti, Harry menatap Malfoy geram.

"sepertinya besok Hagrid sudah tidak bekerja di Hogwarts lagi" Harry menarik kerah baju Malfoy. Ron menahan Harry. aku dan Hermione mundur selangkah, bersiap memanggil professor untuk menghentikan mereka jika mereka bertengkar. mereka sangat sulit dilerai harus dengan professional, professor Snape.

"sudahlah, kita masuk saja" ujar Ron yang masih menahan Harry. Harry menuruti Ron, aku dan Hermione mengikuti mereka berdua. namun seseorang menahanku. aku mencoba melepaskan genggaman tanganya.

"apa yang kau lakukan, Malfoy!?" bentak Hermione pada Malfoy.

"lepaskan [name], Malfoy. urusanmu adalah denganku, jangan mengganggunya" kata Harry dan lagi-lagi Ron mencoba menahan Harry.

"tapi aku masih ada urusan dengan yang mulia" Malfoy menatapku sambil menyeringai. aku menghela nafas kasar dan melemaskan tanganku yang masih digenggam Malfoy.

"kalian masuklah dulu. aku akan menyelesaikan urusanku"

"kau juga harus masuk" kata Harry dan menggengam tanganku yang satunya namun tanganku yang lain belum dilepaskan oleh Malfoy.

"Harry" aku menatap Harry yang mengisyaratkan 'I am okay, trust me'. perlahan Harry melepaskan tanganku dan masuk diikuti Ron dan Hermione. setelah mereka benar-benar masuk aku menatap Malfoy sinis dan Malfoy hanya tertawa kecil melihatku seperti ini.

"pasangkan dasiku" seperti berbicara dengan Dobby dia menyuruhku memasangkan dasi hijau miliknya. aku hanya mengernyitkan dahi dan masih terus menatapnya.

"oh benar sepertinya kau lupa. baiklah aku akan mengingatkanmu. aku terluka karenamu jadi kau harus bertanggung jawab dengan memasangkanku dasi. come on, this is really easy" kata Malfoy seraya memegang dasi hijau di wajahku. kutarik dasinya kasar dan berjinjit agar bisa mengalungkan dasinya, namun aku masih tidak bias mencapainya. Malfoy sangat tinggi dan aku...

"can you get a little head down?!"

Malfoy berdecak dan menunduk "dasar banyak maunya". rasanya ingin sekali kutonjok mukanya itu. bukankah dia yang banyak maunya, kenapa jadi aku yang banyak maunya. aku hanya minta dia menunduk sedikit. tiba-tiba saja ide yang bagus terlintas di otakku.

"sepertinya kau tidak jadi mengadu ke ayahmu" ucapku sambil tersenyum mengejek. Malfoy terlihat kesal, dia paling tidak suka diremehkan.

"aku tahu. kau pasti takut dianggap gila sama sepertiku. tenang saja jangan takut, kau akan terbiasa" diakhir kalimat aku terkikik karena wajah Malfoy yang sangat merah akibat kesal. namun sedetik kemudian dia menetralkan ekspresinya dan menyeringai.

"wow, sekarang kau berani menantangku. lihat siapa menantang siapa, bocah tengik sepertimu menantang seorang Malfoy? how dare are you. I am a prince of Slytherin, ayahku dia bekerja di kementrian sihir hartanya berlimpah dan ibuku dia sangat menyanyangiku, dia akan memberikanku apa yang kuminta dan kau ingin cih, yang benar saja"

seketika aku terdiam. Malfoy benar, siapa aku berani menantangnya. aku merasa bodoh dan bibirku terasa kelu. sebenarnya saat ini aku punya kata-kata untuk menyerangnya namun aku belum mengatakan hal ini pada siapapun. sialan. dia menyeringai menunjukkan kemenangannya. baiklah, aku tidak mau kalah kali ini.

"wah, dan lihatlah siapa manusia yang menantang princess of Narnia. pikirmu aku tidak bisa menyombong?. kakekku adalah king of Narnia, hartanya juga banyak belum lagi segala hartanya di dunia muggle. ayahku adalah auror tentu saja, hartanya sangat berlimpah. satu lagi, ibuku dulu juga bekerja di kementerian sihir. aku tidak bisa bayangkan seberapa banyak harta keluargaku jika ibuku masih bekerja disana, mungkin saja aku akan melempar satu juta galleon di depanmu"

wajah Malfoy merah padam, tangannya menggenggam erat, dan nafasnya memburu. astaga puas sekali melihatnya kesal seperti ini. dia benar-benar tidak mau kalah, sangat angkuh. aku menepuk pundaknya sebelum masuk ke kelas. keadaan kelas masih sangat gaduh karena professor McGonagall belum datang. aku duduk di samping Harry. Hermione dan Ron duduk di bangku depan kami.

"apa yang Malfoy lakukan? are you okay?" Harry menangkup wajahku dan memiringkan wajahku kekanan dan kekiri. aku tertawa dan mengangguk menandakan aku baik-baik saja. Harry melepaskan tangannya.

"dia memintaku memasangkan dasinya. masih berkaitan tentang kejadian kemarin malam"

"dia benar-benar keterlaluan"

"sudahlah. apa yang kau harapkan dari dia. by the way, kau terlihat cemas akhir-akhir ini. apa karena Sirius Black?"

Harry tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya "sepertinya begitu, entah kenapa aku merasa dia sangat berbahaya" Harry terlihat sangat cemas. "oh ya [name], aku melihat seekor anjing hitam besar sebelum aku ke Leaky Cauldron"

aku menyatukan alisku karena kebingungan "anjing hitam? mungkin hanya anjing liar"

"namun ini aneh sekali"

"yang terpenting ingatlah. aku selalu ada disampingmu saat kau butuhkan. mengerti?" lalu menepuk pundak Harry dan Harry melemparkan senyuman padaku. kalau dilihat-lihat Harry ini tampan juga ya, apalagi saat tersenyum. argh... kemarin Oliver sekarang Harry, sepertinya aku menyukai semua pria.

professor McGonagall masuk ke kelas dan menyapa kami semua. "kemana jubah kalian semua? apakah hari ini hari tanpa jubah?adik-adik kalian akan menirunya nanti. cepat pakai jubah kalian" omel professor McGonagall. kami mengambil jubah kami dengan berat hati. aku mengambil jubahku yang kuletakkan dalam tasku.

aku membulatkan mataku ketika melihat jubah Slytherin yang ada di dalam tasku. aku menengok ke belakang dan melihat Malfoy yang juga sedang memegang jubah Gryffindorku. Malfoy menatapku dan mengatakan sesuatu namun aku tidak dengar tapi bisa menebaknya "lemparkan saja jubahku kesini". dia sungguh gila, dia memintaku untuk melemparkan jubahnya. kalau professor McGonagall melihatnya bagaimana?

"Mr. Malfoy apa yang kau lakukan?" professor McGonagall menegur Malfoy yang tadinya ingin melempar jubahku. seisi kelas melihat Malfoy yang berdiri dan tangan yang masih diatas, posisi melempar.

"sejak kapan kau pindah asrama, Mr. Malfoy?"

"dan mana jubahmu, Miss Pevensie? ada apa dengan kalian berdua?"

"sebenarnya" aku bingung, apa yang harus ku katakan saat ini? sedangkan Malfoy di sama sekali tidak mau membantu. dia sangat acuh.

"semalam milik kami tertukar"

seketika seisi kelas menjadi ricuh dan bodohnya aku kenapa aku harus memakai kata "semalam". Malfoy mengacak rambutnya kasar dan memelototiku. bukan sepenuhnya salahku dia juga tidak mau membantu. lagipula ini hanya kesalapahaman.

"[name], sebenarnya apa yang kau lakukan bersama Malfoy?" Ron ikut membuat suasana menjadi makin ricuh.

"nothing!" jawab [name]

professor McGonagall menggelengkan kepalanya "kalian berdua ikuti aku. kalian bisa jelaskan yang terjadi 'semalam' pada professor Dumbledore" dengan kepala tertunduk aku berjalan keluar kelas mengikuti professor McGonagall.

Malfoy menyenggol lenganku "this is all your fault". kupukul belakang kepala Malfoy. aku sudah menahan kekesalanku sejak kemarin, dia selalu menyalahkanku. Malfoy mengaduh kesakitan.

"you won't help me" kataku kesal

16.01.2020

SereinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang