MLBB-2

2 0 0
                                    

Sakit.
Itu yang dirasakan Raya yang baru saja melewati rumah tetangganya untuk kembali ke rumah setelah keliling komplek.

Dengan mengerjapkan matanya Raya melihat ada dua orang laki-laki beda usia melihat kearahnya.

"Eh lo gapapa kan?" Tanya Rian, sembari memperhatikan korban lemparan adiknya.

"Kepala gue nyut-nyutan." Respon Raya.

"Duh, duduk aja dulu ngilangin sakit kepala lo. Yuk duduk di bangku sana." Ujar Rian sambil menunjuk bangku panjang yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Oke." Jawab Raya.

"Duh sorry banget ya gara-gara adek gue lo kena bola bro. Eh Cil sini minta maaf dulu ke abangnya." Ujar Rian.

Abang?

Keknya ada yang engga beres.

"Maafin Zio ya, Zio engga sengaja." Ucap Zio ke Raya yang masih duduk memegangi kepalanya.

"Oke, gapapa kok. Lain kali hati-hati ya." Jawab Raya sambil tersenyum melihat Zio yang tampak merasa bersalah.

"Eh lo anak rumah depan?" Tanya Rian sambil memerhatikan rumah disebrangnya.

"Yup, gue baru aja pindah. Eh gue pulang dulu ya, capek banget sekalian gue mau lanjut beres-beres." Jawab Raya sambil pamitan ke Rian dan Zio yang masih merasa agak bersalah setelah melempar bola ke tetangganya.

"Oh oke, lain kali nongkrong bareng gue ya bro." Balas Rian sambil menepuk bahu Raya, sok akrab.

Mendengar itu Raya hanya bergumam tidak jelas dan melanjutkan langkahnya menuju rumah.

"Wah tetangga baru dah jadi korban lo aja Cil." Kata Rian kepada Zio seraya berjalan memasuki rumah mereka.

--

Hari sudah menunjukan pukul 7 malam, Mamanya sedang menyiapkan makanan di belakang sedangkan Raya bersantai ria setelah membereskan barang dan menata kamarnya.

Raya duduk menonton Youtube Jurnal Horor sambil menunggu abangnya yang tidak kunjung datang padahal janjinya akan pulang cepat. 20 menit menunggu barulah suara mobil terdengar. Pasti abangnya, Pikir Raya.

"Assalamualaikum." Ucap Revan sambil berjalan ke ruang santai setelah melihat Raya yang sedang duduk sambil memainkan handphonenya.

"Waalaikumussalam Abaanng, lama banget sih katanya pulang cepet. Wah bawa Bobba ?"Balas Raya seraya memperhatikan minuman yang di pegang Abangnya itu. 

"Iya maaf Dek, tadi nongkrong dulu bentar sekalian ngantri beli ini tadi. Nih."Kata Revan memberikan minuman itu ke Raya.

"Makasihh Abang Cuu." Jawab Raya seraya berjalan menuju kamarnya setelah mendapatkan sogokan dari Revan agar tidak merajuk seperti yang sudah-sudah.

Revan hanya menggelengkan tingkah adiknya itu, cara berpakaian dan gaya yang lebih mirip dirinya ketimbang remaja perempuan lain, suara serak-serak becek, dan penampilan yang semborono. Tapi tingkahnya yang suka manja kepada dirinya membuat ... senang, menjahili adiknya adalah kesenangan tersendiri buatnya namun saat Raya malah menangis akibat kejailannya dia malah tidak tega.

"Semoga aja ada yang mau sama kamu dek." Gumam Revan setelah memikirkan adiknya itu. 

Raya masih menikmati Bobbanya saat panggilan untuk makan terdengar dari Mamanya. Raya dan Revan duduk bersebelahan sedangakan Mamanya duduk di bangku bagian tengah. Suasana makan kali ini tidak berbeda dari sebelumnya hanya berbeda suasana ruangannya saja bagi Raya.

"Dek, senin ini sudah masuk kuliahkan ?"Tanya Mama ke Raya.

"Iya Ma, Senin ini di kampus sudah mulai perkuliahannya, yahh memang agak cepat ketimbang kampus yang dulu." Jawab Raya.

Ya, Raya baru saja pindah ke Universitas lain saat di semester dua dan akan mulai kuliah Universitas yang baru di semester tiga. Bersyukurnya Raya tidak perlu jauh-jauh ke kampusnya dan kampusnya ini termasuk kampus swasta terbaik. 

"Kalo gitu lo jangan lupa siap-siap Dek, jangan lupa cari temen baru ya jangan galak-galak, hahaha." Sahut Revan sambil tertawa, dia jadi ingat Raya dulu sangat sedikit temannya karena Raya selain manja juga galaknya kebangetan ditambah penampilannya yang banyak membuat orang salah paham.

"Yeee gue mah biasa aja kali Bang, merekanya aja yang culun ketakutan gara-gara suara gue kegedaan dikit aja. Padahal gue kan ga niat ngebentak-bentak orang."Jawab Raya. 

"Makanya jadi cewek dong Adek ku, kamu tu lo mirip abang jadinya kalo gini terus." 

"Iya Dek, kamu tu ayu aja dikit, lemah lembut mama yakin banget banyak cowok-cowok yang ngejar-ngejar kamu kayak Mama masih muda dulu hahahah." 

Mendengar itu Raya hanya mendengus pelan dengan cerita masa muda mamanya itu. Banyak yang ngerjar percuma kalo dapat yang suka nyakitin, ucap Raya dalam hati. 







Menulis untuk menghilangkan kebosanan menuju UAS.

Desember 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love Is Beautiful BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang