Track 01 - CANTABILE

450 49 5
                                    

Angin malam musim gugur menyapu perlahan wajah yang sedang menatap langit malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angin malam musim gugur menyapu perlahan wajah yang sedang menatap langit malam. Beranda dorm mereka adalah tempat ternyaman untuk menikmati keindahan malam dan bisa juga penghilang penat dalam kesibukan di siang hari. Klasik memang. Tapi begitu nyatanya.

"Kenapa masih di sini? Aku kira kamu sudah tidur?"
Gadis itu menoleh. Dia memberikan senyum tipisnya.

"Oh, Kak Exy. Aku barusan pulang dari latihan. Kakak sendiri kenapa belum tidur?"

Exy pun melangkah menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya.

"Aku juga barusan selesai membuat lagu. Kenapa kok tidak langsung istirahat? Pasti lelah kan?"

"Sejak kapan kakak perhatian seperti ini?" tanya gadis itu sambil terkekeh pelan.

Exy menaikkan kedua alisnya. Dia pun ikut memandang langit. Ada banyak bintang yang berhamburan dan juga ada bima sakti meskipun tidak terlalu jelas. Tumben? Mungkin cuacanya sangat cerah.

"Aku perhatian karena aku kan leader kalian. Kamu juga akan menjadi leader di sub-unit nanti kan?"

Gadis itu menunduk. Terdengar suara helaan nafas cukup berat.

"Ada masalah?" tanya Exy.

"Apa aku bisa Kak, jadi leader? Kakak tau sendiri kalau aku cukup pendiam dan tidak seaktif member lainnya, kecuali Dawon."

Exy menepuk pundak gadis kecil di sampingnya. Seakan-akan memberi kekuatan dan keyakinan kalau dia bisa menjadi leader seperti dirinya.

"Apa yang kamu takutkan sama seperti ketakutanku dulu. Tapi kalian menaruh kepercayaan padaku untuk memimpin kalian. Jadi, ketakutan itu hilang. Aku yakin kamu bisa melewatinya."

"Tapi, Kak. Anggota sub-unit ini cukup aktif, apa aku bisa handle mereka?"

"Jangan mikir yang macam-macam dulu. Kamu belum memulainya," kata Exy.

Otak Chu Sojung sudah terkoneksi dengan baik, kawan-kawan! Prok prok prok!

Sekarang Exy tidak menepuk bahu gadis itu, tapi sudah menariknya dalam pelukan.

"Kalau aku bisa menghandle kalian yang jumlahnya 12 biji, kenapa kamu tidak bisa menghandle mereka yang jumlahnya 1/4 dari jumlah member kita. Aku yakin kamu bisa, Lee Luda" kata Exy sangat lembut. "Kalau di tengah-tengah kamu mengalami kesulitan atau masalah, kamu harus berbagi denganku. Bukan harus, tapi wajib!"

Luda terkejut mendapat perlakuan tiba-tiba seperti ini dari Exy. Dia tau kalau Exy itu agak sedikit anti skinship dengan member. Terlebih dirinya. Tapi ini? Luda juga mendengar bagaimana detak jantung Exy begitu cepat seperti sedang lari maraton.

"Kak?"

"Hm?"

"Kok detak jantung Kakak cepat sekali?"

A Song For Them ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang