SURAH RATU BERMAHKOTA UNGU: 10 AYAT

17 4 1
                                    


(Ayat 1)

Rasa memang tidak bisa berlalu menetap dan berlabu dalam kolbu ceritanya memang singkat biru langit berubah seketika menjadi hitam untuk air yang di tunggu penuh dengan harapan, ceritanya bertemu dengan bibir yang sama sama membisu untuk kata yang mulai mencair dari lamanya membeku, ceritanya melempar senyum dengan wajah yang teramat lesu untuk menetap dalam ingatanmu.

Ceritanya mulai saling memandang untuk kata kata yang semakin panjang ceritanya gunung bukan hanya sekedar hutan memberikan awal kenangan untuk lelah yang berubah menjadi angan angan ceritanya pohon kersen tempat berteduh dikala sinar surya mulai mengganas untuk rasa yang mulai menetap dalam kenyamanan ceritanya berbaju hijau bercelana hijau dan bermah kota ungu untuk kekuatan dan awal perjuangan agar bisa merindu

Ceritanya kau tau bahwa aku menceritakanmu

Ceritanya aku tau bahwa kau menceritakanku

Melalui rasa musim saling bercumbu dengan awannya dan bumi selalu menyukai itu laut dan pesisirnya bermesraan tiap hari dengan ombak yang kegirangan karang karang menjadi syair untuknya meromantiskan diri lantunan angin menyutuh setiap organ organ gunung hingga membutnya tidak sadarkan diri lupa akan ke gagahan dan keperkasaanya

(Ayat 2)

Masih dalam bercerita bukan lagi hanya rasa yang menumbuhkan cinta wajahnya menebarkan asmara sekan akan yang di tanyakan jawabanya IYA semangat dalam memilikinya bukan hanya sekedar kata kata saja membara memberontak masuk kedalam dada agar di hati namanya selalu ada tutur kata yang bijaksana membuat semakin terpana ingin rasannya cepat memiliki

Sejak kapan ratu itu di lahirkan? Apa benar bapanya seorang raja yang tampan dan dermawan apa benar ibunya bisa melukis wajah di atas langit ?

(Ayat 3)

Hari demi hari semakin saja cepat padahal sungguh aku tidak sangat sepakat karnanya aku tidak semakin dekat pagi membuka mata meminum kopi semakin saja menjadi jadi awal nya di hati hingga tumbuh seperti pohon jati kuat lama dan tidak bisa di ganti

(Ayat 4)

Pohon jati mulailah di tanam sejak kecil di rawat dengan penuh perhatian setiap pagi di sirami air yang berhomogen dengan janji janji siang harinya di jaga karna takut ada perampok yang menebangnya sorenyapun sama tidak lupa menjaga dan menyiraminya dengan penuh hati hati harapan siapa tau besok nya bisa di nikmati setiap hari tetap saja seperti ini sungguh tidak mau jati ini di khianati

Hari semakin saja deras berganti

Jatinya semakin nyaman jika di hayati

(Ayat 5)

Tumbuhnya mempesona hisapan angin menggelitik dalam setiap sela sela jari sungguh tak mampu menahannya

Mungkin saja ini bisa terjadi berkali kali jika tuhan menghendaki

Tubuh ratu mulai merasakan jangan sampai itu terjadi karna takut mencelakakan sayang terlalu lembut kulitnya

(Ayat 6)

Daun jati nya semakin saja mengindahkan meski ada mawar yang lebih idah dan harum mewangi tatap saja tidak tertandingi

(Ayat 7)

Sementara itu siutan angin menjelma menjadi nada yang membuatnya tidur lelap di mana saja lentingannya menenangkan alam semesta memberikan cinta dan kasih pada semua isan yang ada di dalamnya tidak ada pilih kasih tidak ada pilih pilih semuaya dia berikan tanpa ada ingin imbalan

Haduhh terlalu baik ratu lakukan aku jadi malu tak karuan

(Ayat 8)

Sesungguhnya kau bukan hanya sekedar ratu baik dan kuat saja yang membuat semua orang mencintai dan ingin memilikimu bagai mana tidak ingin setiap malam tiba perhatianmu selalu kau titipkan pada rembulan yang menerangi gelapnya bumi hingga tak ada sedikitpun sela untuk cahaya yang lain dan pada pagin di setiap mentari menunjukan kegagahannya kau juga selalu menyuruhnya untuk terus menghangati rusuk yang sepat patah kedinginan bagai mana tidak ingin dari perhatiannya memunculkan kata kata yang membuat hati menenang dari kata "sudah bangun sampai selamat tidur semoga mimpi indah" bayangkan bagai mana tidak ingin

Dan ketika itu sedikit demi sedikit daunnya mulai berguguran menyatu dengan bekas rintikan hujan di sore hari tanahnya mulai merasa bahagia akan kehadirannya berharap semoga setiap waktu selalu di kunjunginya.

(Ayat 9)

Apa lagi yang harus dilakukan sementara kata dan naskah semuanya adalah milikmu tidak sanggup untuk menggambarkannya mungkin rembulan malam itu cukup sangat jelas.

(Ayat 10)

Dari setiap keindahan malam dan pagi adalah milikmu dari setiap keheningan hutan dan kesejukan pantai adalah milikmu

Sungguh aku tidak memiliki apapun sudahlah cukup karena sebenarnya tidak akan bisa saling memiliki dan itu ratupun sangat lah mesra hingga bahagia seumur hidup di milikinya

Semoga saja tuhan selalu menyertainya

SURAH RATU BERMAHKOTA UNGU: 10 AYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang