FALL For YOU | PROLOG

432 46 1
                                    

Manhattan, New York — USA 01.45 AM

45 AM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Bibir yang di balut dengan lipstik berwarna merah itu bergerak mengikuti lirik lagu yang terputar di dalam bar, ia terus menuang dan meneguk gelas berisi champagne—tak peduli jika ada sesuatu yang terus memukul kepalanya. Mata biru Skylar menatap sekitar, kepala dan tubuhnya bergerak sesuai dengan irama musik hingga kemudian ia mengangkat botol yang sudah kosong lalu mendesah kesal. "Aku baru saja meminummu beberapa menit yang lalu, tetapi kenapa sudah habis tak tersisa?!" rutuk Skylar seraya memajukan bibir merahnya.

Skylar berdeham sambil menatap sekitar lalu membenarkan gaun pendek yang warnanya senada dengan warna lipstiknya sebelum bangkit dan berjalan menuju meja bar.

Skylar menaruh botol kosong tersebut ke atas meja. "Lain kali kau harus menjual botol champagne yang lebih besar!" ucap Skylar sembari merentangkan kedua tangannya dan memberikan beberapa lembar dollar pada bartender pria di depannya.

Selesai membayar, Skylar keluar dari bar tersebut. Tatapannya terus mengeliling, takut ada seseorang yang memantaunya—entah itu orang suruhan Daddynya, kakaknya atau penjahat. Malam ini Skylar berhasil keluar dari mansion secara diam-diam, tentu saja saat Daddy dan Mommy-nya sudah tertidur. Setelah seharian pergi bekerja dan menghabiskan waktunya di kantor, Skylar membutuhkan sedikit hiburan untuk menjernihkan pikirannya.

Skylar berjalan menuju mobilnya, suara hentakan heels yang ia pakai memecah keheningan di malam hari yang sudah cukup sepi.

"Sial!" rutuk Skylar saat heels yang ia pakai membuatnya terjatuh di atas aspal, wanita itu mencoba bangkit tetapi rasanya tubuhnya sangat berat diiringi pandangannya yang mulai mengabur.

Tidak! Tidak! Jangan sekarang... Jangan pingsan sekarang. batin Skylar sembari menggelengkan kepala agar tetap sadar, ia harus pulang ke mansion lebih dulu. Tidak apa jika ia akan kena marah Xander nantinya yang terpenting ia tidak pingsan di jalan dengan kondisi mengenaskan seperti ini.

"Kau tidak apa?"

Skylar mendengus mendengar pertanyaan yang masuk ke telinganya lalu mendongakkan kepala. "Apa menurutmu aku ini baik-baik saja?"

Lelaki yang berdiri di depan Skylar tertawa lalu ia menekukkan lututnya. "Apa kau terluka?" tanyanya lagi seraya menatap kaki jenjang Skylar—memastikan kalau tidak ada luka di kaki mulus wanita itu.

Menyadari tatapan lelaki asing itu, Skylar langsung menutup kakinya yang terbuka dengan kedua tangan. Mata birunya menatap tajam lelaki dengan jaket kulit berwarna hitam dan celana bahan yang senada, kemudian Skylar mengibaskan rambut panjangnya. "Tidak. Pergi sana! hush, hush," ucap Skylar, satu tangannya bergerak seolah ia tengah mengusir kucing yang sedang mengganggu kegiatannya.

"Kau mau pulang? Ingin ku antar? Sepertinya kau mabuk, tidak baik kalau pulang sendiri—" lelaki itu menghentikan ucapannya. "Kau bawa mobil?"

Skylar menggeram kesal mendengar suara yang terus keluar dari mulut lelaki di depannya, kepalanya sudah cukup pusing dan pengganggu itu terus berbicara tanpa henti.

Ingin rasanya Skylar melakban mulut pria itu agar berhenti bicara.

Tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu, Skylar langsung bangkit—mengabaikan rasa sakit di kepalanya. Lebih baik ia pergi daripada berdiam diri di sana dan mendengarkan celotehan yang malah semakin membuatnya pusing.

"Hey, tunggu!"

"Apa?!" tanya Skylar garang, matanya melotot menatap wajah lelaki itu namun yang di tatap hanya terkekeh dan bertindak seolah dirinya adalah seorang pelawak.

"Biarkan aku mengikutimu sampai ke tujuan," katanya, lelaki asing itu mendorong pelan tubuh Skylar ke dalam mobil dan memastikan sekali lagi. Ia tidak mau wanita muda dan cantik seperti Skylar bertaruh nyawa hanya karena mengemudi di saat mabuk tetapi setelah mendengar keyakinan kalau Skylar akan baik-baik saja membuat ia menganutkan kepala lalu berjalan menuju mobilnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat Skylar.

Butuh waktu lama untuknya menjalankan mobil karena mobil Skylar sama sekali belum menyala, ia khawatir wanita itu pingsan—tetapi kekhawatiran itu langsung menguap setelah melihat lampu mobil yang ia pantau mulai menyala.

"Ah, aku lupa bertanya namanya..." gumam lelaki itu masih mengikuti mobil Skylar dari belakang.

Sesampainya di depan gerbang, Skylar meringis mendapati sosok pria bertubuh jangkung berdiri di perantaran mansion. Sepertinya itu Zion—Aish kakaknya itu... selalu saja membuat jantungnya berdebar.

"Aku menelponmu tetapi kau tidak ang—astaga, Skylar!"

"Aku menelponmu tetapi kau tidak ang—astaga, Skylar!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

To be continued


Dont forget to leave your vote and comment

Regards
Putriana

FALL For YOU [ #1 ADDISON ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang