"Aku turut berduka atas kematian Kujou Takamasa," pemilik perusahaan Yaotome berujar, "Tak bisa dipercaya ia meninggal dalam kecelakaan naas itu."
"Terima kasih Yaotome-san. Terima kasih juga karena telah hadir dalam acara pemakaman ini," balas Tenn lesu.
Hari berkabung itu sungguh tenang. Awan mendung dan angin dingin berdesir mengiringi suasana di pemakaman. Beberapa memberi ucapan bela sungkawa dan beberapa juga menangis untuk kematian Kujou Takamasa. Disitu Aya tersedu-sedu, didampingi Tamaki yang menenangkan adiknya itu.
Haruka Isumi membisu sejak tadi. Tak bisa dia percaya juga atas kematian mendadak kepala keluarga Kujou. Tenn pun cuma bersua dengan beberapa pelayat tanpa ekspresi
Idolish7, Re:Vale, dan Trigger turut hadir. Tidak lupa ada Zool juga yang terus mendampingi Haruka. Tenn pun didampingi Ryuu dan Gaku.
Riku ingin mendampingi Tenn seperti Tamaki yang mendampingi Aya, memberi kekuatan juga untuk sang kakak. Namun apa daya saat itu banyak media meliput acara pemakaman. Dia tidak bisa berbuat nekat. Apa lagi Sang Leader sigap mengawasi tingkah lakunya.
Situasi ini membuatnya tidak nyaman.
Setelah acara pemakaman berakhir pun media masih terus meliput, melempar banyak pertanyaan kepada Tenn dan Aya. Keduanya memilih tidak berkomentar. Bahkan sampai mereka menaiki mobil dan meninggalkan area pemakaman pun mereka membisu.
~0~
Sepulang dari pemakaman, tanpa mengganti baju atau tetek bengek lainnya, Ryuu menyalakan televisi di kediaman Kujou. Layar televisi langsung menyiarkan berita kematian Kujou Takamasa. Mengganti channel-nya beberapa kali pun tetap saja semua beritanya sama.
Kujou Takamasa meninggal dalam kecelakaan fatal pagi kemarin, dalam perjalanan menuju tempat koleganya di luar kota. Mobilnya menabrak pembatas jalan dan berakhir terjun ke jurang. Evakuasi baru selesai sore hari dikarenakan jurang yang curam. Kondisi Kujou Takamasa sangat mengenaskan, sudah tidak tertolong lagi. Saat itu juga keluarga Kujou seperti disambar petir di siang hari saat mendengarnya.
Melihat beritanya Ryuu meringis. Akhirnya dia mematikan televisi, untuk menjaga perasaan si Center yang duduk diam di sofa, Menyentuh donat favoritnya saja tidak. Hanya diam seperti patung.
"Aduh, Tenn, makanlah. Kau sejak pagi buta sampai sekarang belum makan apapun, lho. Ini sudah menjelang sore," bujuk Ryuu, duduk di sebelah yang termuda di grupnya.
Tenn menggeleng, "Berikan saja padanya."
"Aya? Sebenarnya aku sudah menawarinya dan reaksinya sama denganmu," Ryuu menghela napas.
"Oh."
Gaku menghampiri mereka setelah dari toilet. Sorot matanya memberi kode pada Ryuu, Ryuu membalas dengan gelengan lemah. Leader Trigger mengacak rambutnya. Dia paham perasaan Tenn. Center-nya itu pasti sangat terpukul.
Sebuah ide terbesit di kepalanya. Dia memutuskan menelpon seseorang.
"Apa yang kau lakukan, Gaku?" Tanya Tenn, melirik si Leader yang masih bertelepon.
"Akhirnya perhatianmu teralih juga," Gaku mematikan ponselnya, "kau tidak keberatan Idolish7
kemari, kan?"Tenn diam sesaat. Senyum samar mengembang di wajahnya, "boleh."
"Sejujurnya tidak usah memanggil pun kami memang kemari."
Ketiga pemuda di sana menoleh kala mendengar suara Leader Idolish7. Sosok tujuh pemuda dengan aura postif yang menguar masuk ke ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikabane no Odori
FanfictionPemuda berambut merah muda itu bukanlah superhero, bukan pula manusia suci yang bisa bertahan dengan cobaan dalam waktu lama. Bukan juga malaikat seperti para penggemarnya menyebutnya. Dia hanyalah Idol biasa, dengan perasaan seperti manusia biasany...