Part 3

23 6 4
                                    

Sekeras kerasnya orang pasti butuh makan!
Gak tau makannya batu atau bukan wkwk

Setelah mengurus perpindahan kampus seperti memberikan surat, perkenalan dengan dosen barunya dan lain-lain. Kini Gibran sudah tak tahan ingin mengisi perutnya dan langsung pergi ke kantin kampus. Kebetulan disana ada roti sang pengganjal perut tapi tinggal satu lagi! Gibran mencoba untuk mengambil roti itu, tangannya sudah sampai menyentuh bungkusan plastik itu.

"Eitttsss gua duluan!" ucap seorang cewek dengan rambut yang diikat berlagak tomboy.

Dia buru-buru melahap roti itu, tanpa melihat dan meminta maaf kepada Gibran. WATADOS (Wajah Tanpa Dosa)! Mungkin itu yang kalian lihat jika kalian berada di tempat itu dan melihat langsung kejadiannya.

"Enak mbak?" ucap Gibran menatap tajam gadis itu. "Hasil nyolong enak ya!"

"Kata siap gua nyolong! gua cuma ngam.." mendongakan wajahnya "bil" sambungnya dengan suara sedikit rendah.

"Gibran! Lo kok disini? Kapan pulang ke Bandung? Wah parah! Kok lo gak ngabarin gua sih" Ucapnya dengan beribu-ribu pertanyaan. "Selupa itu sama gua sampe gak pernah ada chat masuk?" Memasang wajah sinisnya.

"Pengen banget gua kabarin Ki?"

Yaps, cewe tomboy itu namanya Kiky,  dia sahabat Gibran sejak kecil. Kiky sejak kecil hanya hidup berdua dengan ibunya! ayah nya meninggal setelah bergelut dengan kanker. Setelah ayahnya meninggal mereka harus hidup lebih prihatin, karena itu ibunya memilih untuk membuka usaha catering. Kebetulan ibunya sudah menjadi langganan catering keluarganya Gibran, rumahnya pun persis dibelakang komplek yang ditempati Gibran.
Bisa dibilang Kiki sahabat satu-satunya Gibran di kota itu.

Ada satu rahasia Kiky yang hanya dirinya dan Tuhan yang tau. CINTA! Gadis tomboy itu rupanya pandai menyimpan perasaan.

"Duduk sana yuk?" Saran Kiky sambil menunjuk salah satu meja kosong di kantin.

Merekapun sudah duduk dengan beberapa menu makanan di depannya.

"Btw om sama tante sehat kan?"

"Mereka sehat! gimana ibu lo, masih lanjut catering?"

"Alhamdulillah sehat! catering nya juga terus berjalan sampai sekarang." Katanya antusias. "Makanya mampir dong ke rumah, masih tau jalan ke rumah gua kan?"

"Lupa gua!"

"Wah Parah, songong lu! baru tinggal di Jakarta aja sok lupa jalan rumah gua, gimana kalo tinggal di luar negeri bisa-bisa lupa lo sama gua!" Bicara khas anak tomboy.

"Becanda Ki hahah"

Mereka asyik tertawa bernostalgia masa itu, masa dimana mereka masih anak-anak. Gibran sedikit berbeda ketika sedang bersama Kiky, karena sering bersama Gibran sudah tak sungkan lagi dengannya bahkan dengan ibunya. Kerasnya seorang Gibran Alkhanza bahkan bisa mencair ketika bersamanya.

"Bran! Gua nebeng balik ya!"

"Oke, gua ke toilet dulu bentar!"

"Sip santuy!" Jawabnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Wih pas bener ada si Kiky!" Ucap salah satu cowok yang sempat celingak-celinguk entah mencari apa. "Pucuk di cinta ulam pun tiba ahay" ucapnya antusias. "Gua samperin ah!"

"Yo woyo woyo woyo woyo woyo woyo" cowok itu bernyanyi sambil sesekali menggerakan pundaknya saat berjalan menghampiri Kiky. "Hep hep" ucapnya sambil berhenti berjalan.

"Berangkat sekarang nih?" Tanya Kiky ketika Gibran sudah berada di depannya.

"Si Kiky sama siapa tuh? Wah bedebah masa nyolong start gua! Gak bisa dibiarin nih!" Cowok itu buru-buru menghampiri Kiky dan Gibran.

Five secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang