Autumn, 1 October 20xx
╭─━━━━━━━━━━━━─╮
...𝐖𝐢𝐬𝐡...╰─━━━━━━━━━━━━─╯
*****
"Ne, ayah! Bisa kau ikat rambutku?"
Gadis kecil berambut [h/c] mengulurkan sebuah pita merah dengan senyuman lebarnya. Tak ada yang akan ia tolak untuk putri kecilnya.
Shinsuke meminta putrinya untuk duduk di pangkuannya sementara saudara laki lakinya sedang tertidur pulas di pangkuan ibunya dengan tangan halus yang mengusap kepala putranya.
"dia mirip denganmu, [name]."
"dia juga mirip denganmu, Shinsuke. Mereka anakmu juga."
"ya, tapi mungkin sifatnya akan menurun dari ibunya."
"kau akan kucubit lagi untuk yang ke 5 kalinya hari ini."
Kekehan keluar dari mulut Shinsuke sembari tetap menguntun (?) rambut putrinya yang tengah bersenandung ria. Wanita di sampingnya hanya menyikut pelan suaminya dengan wajah yang bersemu merah.
"Shinsuke, apa menurutmu-..."
"aku harap bisa melihat mereka tumbuh bersamamu."
Seketika [name] bungkam mendengar kata kata yang keluar dari Shinsuke. Hanya kedua manik [e/c] yang menatap sendu putranya yang tertidur pulas. Ia berusaha menahan air mata agar tak lepas dan membangunkan pangeran kecilnya.
"ya, aku harap begitu..."
"apa yang ingin kau katakan tadi?"
"apa?"
"sebelumnya."
"yang mana?"
"sebelum aku mengatakan permohonanku."
"yhaa... Tak terlalu penting."
"katakan saja."
"bukan apa apa."
"[name]..."
"bukan apa apa, Shinsuke. Tenang saja."
"kau bisa percaya padaku."
"Shinsuke... Kurasa sifat keras kepalaku berpindah padamu."
"[name]..."
"baik baik, Tuan Tanpa Celah."
Shinsuke hanya tersenyum kecil, puas karena ia memenangkan sesi pembicaraan ini dan menunggu [name] untuk berbicara.
Tangannya mengelus puncak kepala putrinya saat ia selesai mengikat rambut putrinya.
Tangan putrinya membangunkan kakaknya yang tengah tertidur dan mengajaknya untuk pergi bermain bersama, meninggalkan ayah dan ibu mereka yang masih duduk di kuil.
"jadi?" [name] menghela nafas sejenak, menenangkan diri karena ia rasa ini bukan ide yang bagus untuk mengatakannya pada Shinsuke.
"Shinsuke, apa menurutmu sebaiknya aku tak kembali?"
[name] mengalihkan pandangannya, enggan menatap lawan bicaranya sementara setetes air mata turun membasahi pipinya.
Melihat kedua anaknya yang percaya bahwa ibu mereka masih hidup?
Bukankah itu hanya akan menambah masalah?
Ya, dia juga merindukan Shinsuke dan ingin tetap bersamanya. Namun dengan melawan aturan yang ada dimana seharusnya orang yang telah mati tetaplah mati mungkin hal yang buruk.
"aku tak pernah melarangmu, [name]..."
Ia menoleh ke arah sumber suara dan satu kecupan ia dapat di keningnya. Salah satu tangan menangkup wajahnya dan mengusap air mata di pipinya. Yang ia dapat lihat kali ini hanya senyuman lembut dari seorang Kita Shinsuke.
"kau mungkin khawatir padaku atau pada kedua anak kita. Tapi kau bisa mempercayaiku."
Air mata tak dapat terbendung lagi dan tumpah membasahi kedua pipinya. Kedua tangannya memeluk pria di hadapannya dan menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya.
Rasa hangat dan menenangkan ia rasakan saat sepasang tangan membalas pelukannya dan mengusap puncak kepalanya.
"aku selalu bersamamu, [name]. Kau tak perlu khawatir. Kau juga akan selalu bersama mereka. Kau selalu bersamaku..."
Angin berhembus kencang menerbangkan dedaunan di sekitar mereka. Isak tangis terhenti, hanya tinggal menunggu waktu memisahkan.
"berjanjilah kau akan merawat mereka."
"ya, tentu. Apa pun untukmu..."
Cahaya perlahan keluar dari tubuh [name], ia tersenyum kecil mengingat ia pernah melihat Shinsuke kewalahan mengurus kedua putra putri kesayangannya.
"jangan membuat kekacauan di desa, oke?"
"kau bisa kembali dan menyikut atau mencubitku jika kau mau."
"jangan tertidur terlalu malam."
"yhaa... Kau selalu memperhatikanku ternyata."
"jaga mereka saat berada di kerumunan festival." senyuman kembali menghiasi wajah Shinsuke mengingat ia hampir kehilangan putrinya saat festival musim panas.
"ada yang ingin kau sampaikan lagi?"
"hanya satu."
"apa itu?"
"jangan lupakan aku, oke?..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ribbon ~2 [K.Shinsuke x Reader]
De Todo"Ini bukan akhir dari segalanya..." ****** "hei... Kau bisa mendengarku? Ini aku... Bagaimana dengan mereka? Kuharap mereka bisa tumbuh sepertimu..." "Shinsuke... Bukankah ini hari ulang Tahun mereka? Apa hadiah yang m...