Buku I Kim Seokjin: Bagian I

12 0 0
                                    

Disana.

Di danau itu, aku melihatnya.

Seorang bidadari yang muncul saat keputusasaanku mulai terlihat ke permukaan.

Kehidupanku yang kupikir kelam, dia membuatnya menjadi terang.

Tatapan matanya yang lembut, rambut hitamnya yang selalu terurai, senyumannya yang cantik, tutur katanya yang lembut, tangannya yang hangat, segala sesuatu tentangnya masih terus terngiang dikepalaku.

Aku ingin menggapainya sekali lagi.

Aku ingin memperbaiki semua hal buruk yang kulakukan padanya saat itu.

Minji-ya, apa kabar?

Kenapa kau melakukan ini padaku?

Kumohon, kembalilah.

Kembali bersamaku, melewati hari-hari yang buruk, kemudian mengubahnya menjadi hari yang menyenangkan.

Aku merindukanmu, Minji.

***

Seokjin berlari kencang sambil menyandang tasnya. Sesekali ia melirik jam tangannya. "Aish, aku terlambat lagi." Gerutunya. Ia menggantung headphone-nya di leher. "Oh! Bus-nya!" gumamnya.

Ia berlari lebih kencang. "Ajeossi! Tunggu aku!" teriaknya.

Tepat sebelum pintu bus ditutup, Seokjin langsung melompat naik ke bus. Ia terengah-engah sambil menempelkan kartu bus untuk membayar, kemudian duduk di kursi yang kosong.

Begitu sampai di depan halte Universitas, ia turun kemudian menarik nafas dalam untuk berlari lagi. "Ah aku bisa mati kalau aku terlambat setiap hari." Lirihnya.

"Hei! Kenapa kau berlari?"

Seokjin yang terengah-engah menunjukkan telapak tangannya untuk memberi tanda sebentar.

"Lihatlah keringatmu itu. Apa kau berlari dari rumahmu kesini?"

"Yoongi-ya, tunggu sebentar. Aku lelah sekali. Ambilkan aku air." Katanya.

Yoongi langsung mengambil botol air minum dari tasnya dan memberikannya kepada Seokjin. "Kau terlambat lagi? Wah, kenapa akhir-akhir ini kau selalu terlambat?"

Seokjin meneguk setengah dari isi botol itu. Ia mengambil nafas panjang. "Aku membanting jam weker ku kemarin." Jawabnya.

Yoongi menghela nafas. "Hei! Apa setiap malam kau begadang? Kau harus segera menghilangkan kebiasaan itu sebelum kau mati."

Seokjin tersentak kaget. "Hei? Jang Gyosu-nim, tidak datang?" Yoongi mengangguk. "Wah, benar-benar. Kenapa kau tak mengabariku? Setidaknya aku tidak harus berlari hari ini."

"Kau tidak bertanya."

Seokjin menarik nafas. Ia terdiam sebentar kemudian berdiri dan menarik tasnya.

"Kau mau kemana?"

"Menikmati hari yang cerah ini. Aku tidak ada kelas lagi."

"Jinjja? Wah, aku iri sekali." Kata Yoongi.

"Aku pergi dulu. Belajarlah yang benar." Pamit Seokjin Sambil melambaikan tangannya.

Seokjin melangkah perlahan mendekati pinggiran danau sambil menutup botol minuman yang ada di tangannya. "Sudah berapa lama aku tidak kesini?" lirihnya.

Ia menutup mata dan menarik nafas panjang. Membiarkan udara sejuk masuk ke paru-parunya. Ponselnya bergetar. Ia membuka matanya kemudian menarik ponselnya dari saku celana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bangtan Boys Story SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang