⠀⠀ Ini tentang penaka kisah cinta, yang bukan biasa. Tak seperti asmaraloka lainnya, bukan berawal dari pertemuan tanpa sengaja. Namun, sebuah penggambaran bahwasanya sama cinta tak harus bahagia bersama, tapi butuh perjuangan jua adorasi yang terka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ Sebuah sekat yang dirundung pekat. Berada dalam hati kan bawa afeksi. Pena hitam dan lembaran kan jadi pengawalan. Sekedar kagum dalam diam, berujung titip salam lewat tulisan. Berawal dari sapaan ringan sang tuan sehabis bermain di lapangan dan tanpa sengaja berpapasan. Uluran tangan kanan diajukan, salam tuk sapaan kan jadi pembukaan.
"Hai, Wayang bukan? Saya Pandalang Wajendra, salam kenal ya!"
Sejak saat kronologi dini, tiap wengi diukir sajak singkat namun memikat. Disampaikan pada pujaan dengan nama samaran yang tak pernah dikenal. Semesta, labirin apa yang engkau berikan dalam jalan cinta yang sampai sekarang belum bertemu titik keluarnya. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
୨୧
⁂ Sekedar cepika-cepiki: Semua latar dalam papan perjalanan, berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun untuk latar sekolah, pereka menciptakan itu hanyalah latar buatan, tak nampak ada pada dunia kenyataan.
Salam hangat dari pereka, selamat membaca tuangan beberapa aksara yang susun kisahnya.
