Hari kedua, kesempatan kedua, Hongjoong sedikit gelisah, ini kesempatan keduanya.
"Seonghwa, ayo ikut aku, aku ingin memberimu sesuatu" Seonghwa mengikut Hongjoong.
Mereka pergi ke sebuah rumah kosong.
"Hongjoong, ini dimana" Seonghwa sedikit takut dengan keadaan di dalam rumah itu.
"Seonghwa" Seonghwa menoleh.
"Kau masih mencintaiku kan" Seonghwa mengangguk.
"Apa kau masih menyayangiku" Seonghwa mengangguk lagi.
"Apa kau mau, berkorban demi aku" Tubuh Hongjoong sedikit bergetar."Hongjoong, kau ini bicara apa, tentu aku akan seperti itu, karena tanpamu aku pasti tidak akan seperti ini, kau seperti malaikat penyelamat ku" Hongjoong ingin menangis.
"Seonghwa, kita pernah berjanji, aku akan selalu ada untuk mu menyayangi dan mencintaimu sepenuh hati, dan akan selalu membuatmu tersenyum" Seonghwa mengangguk, saat sumpah janji di pernikahan mereka, Hongjoong memang mengatakan itu.
"Tapi, maafkan aku, jika suatu hari nanti aku tidak bisa menepati janjiku" Mata Hongjoong berkaca kaca.
Seonghwa menyadari itu, Seonghwa memeluk Hongjoong.
"Joong, ada apa" Hongjoong menangis, Seonghwa langsung menangkup pipi Hongjoong"Ada apa Joong, katakan padaku ada apa" Seonghwa ikut menangis, entah kenapa hari ini, perasaan Seonghwa tidak enak, perasaan buruk terus menghantui Seonghwa, seolah akan terjadi sesuatu yg buruk.
Mereka menangis dihari itu.
Tbc
Next chap
KAMU SEDANG MEMBACA
"MɪᴀɴHᴀᴇ" (JᴏᴏɴɢHᴡᴀ ateez)
Fanfiction"bunuh istrimu, atau dia akan tersiksa di dunia"