Chap 2: Putri Yang Hilang Ingatan

1.6K 171 4
                                    

Happy reading!

.

.

.

.

"Hahhh?! Tunggu-tunggu, kau bilang kerajaan??" Aku masih tidak percaya akan hal ini, masih ada yang lebih gila lagi daripada juniorku yang sudah menghilang entah kemana itu?!

"Iyaa, karena memang itu kenyataannya" Exsalia menampilkan tampang cuek sembari menyeruput pelan tehnya, sungguh gayanya itu menimbulkan semburat kesal didahiku.

"Lagi pula kenapa harus aku yang dipilih?!" Tanyaku sedikit ngegas.

Exsalia meletakkan gelasnya, tampang yang tadinya nampak acuh kini berubah serius. "Dengarkan Master, di dunia tempat Master tinggal atau mungkin lebih tepatnya dibumi. Disana sebenarnya terdapat banyak sekali sebuah sumber energi sihir..."

"Sumber energi sihir?" Potongku.

"Iya, kebanyakan orang-orang disana tak ada yang menyadari bahwa didalam dirinya terdapat sumber energi yang sangat besar. Karena jumlah energi yang terlalu besar dan itu selalu berdekatan satu sama lain, makanya sihir tidak bisa digunakan disana.. " Jelas Exsalia.

"Lalu apa urusannya denganku?"

"Hanya di dalam tubuh Master sajalah saya menemukan jiwa manusia dengan sumber energi tak sebanyak lainnya."

Melihat ia yang mulai menampilkan senyum lega, aku kembali bertanya. "Jadi??"

"Jika tubuh putri diisi dengan jiwa yang memiliki banyak sumber energi, maka tubuhnya akan hancur menjadi debu..."

"Ternyata bisa saja begitu ya.." sangat tidak masuk akal memang, tap-

"Pokoknya, hanya jiwa Masterlah yang kutemukan cocok untuk mengisi tubuh itu!!" Ucapnya sedikit berteriak, huuh ada apa dengan gadis ini!

"Memang apa yang terjadi dengan jiwa tuan putri sekarang? Dan kenapa kamu betul-betul bersikeras untuk membuatnya hidup walaupun itu jadinya nanti juga bukan dirinya?" Bukannya semua makhluk hidup itu akan berakhir dengan kematian? Kenapa ia berniat sekali menentang hal itu.

"Sebenarnya ini bukan keinginan saya, tapi dewalah yang memutuskannya. Master adalah satu-satunya dan juga merupakan manusia yang sangat-sangat-sangatlah beruntung karena dapat berbicara dengan saya, berbanggalah.." Ia mengatakan sangat tiga kali, jelas sekali niatnya ingin sombong.

"Iya-iya roh peri EXSALIA, untuk aku sudah paham garis besarnya. Tapi setelah ini apa yang harus kulakukan?"

"Hm..."

"....."

Hening sesaat diantara kami, sampai Exsalia bercelutuk.

"Kalo menurut saya sih, bagaimana jika Master pura-pura lupa ingatan saja, sembari Master mencari tau jati diri tuan putri Lauren yang sesungguhnya. Cemerlang bukan?!"

Tak ada saran yang bagus selain itu, untuk sekarang sepertinya aku harus mengambilnya. "Baiklah..." Ucapku.

"Oke, sudah diputuskan!!" Exsalia menepuk kedua telapak tangannya senang.

"Tunggu-tunggu, bagaimana caraku keluar dari sini?" Mau sampai kapan aku disini dengan tubuh yang terlihat gaib ini, aku tak mau ya jadi arwah gentayangan!

"Lakukan saja sama seperti saat Master ingin masuk ke sini." Sarannya yang langsung kuturuti.

"Dasar pendamping yang sungguh merepotkan!"

_____

Kubuka mataku perlahan.

Sekujur tubuhku tiba-tiba terasa lemas sangat berbeda tak seperti bersama Exsalia sebelumnya.

Apa itu yang biasa orang sebut dengan tubuh spiritual? Atau mungkin hanya betul-betul dunia arwah gentayangan?

Kukuatkan niatku untuk berdiri perlahan. Tapi nyatanya mustahil, ternyata tubuh lemasku seperti menolak kerasnya.

Memalingkan pandangan wajahku ke sebelah kiri, terlihat wanita kemarin. Ia nampak tertidur pulas yang sepertinya efek kelelahan karena terus menjagaku.

Bukannya sangat beruntung ditunggu oleh selir secantik ini? Ugh teruslah bermimpi setinggi bulan Fardhan!

Kucoba untuk duduk dikasur. Secara tak sengaja, geseran kecil dari tanganku membangunkan wanita tersebut.

"La-lauren?? Selamat pagi." Sapanya mengusap mata ngantuknya dengan senyuman manis dan rambut emas panjang yang sedikit jatuh menutupi setengah mata kanannya.

Kenapa perempuan ini terus bersikeras ada disampingku, seberapa pentingsih putri ini baginya?

Aku yang sekarang ialah orang terhormat, putri kerajaan.

Posisi yang terlalu bermartabat untuk orang yang setengah geblek sepertiku.

Aku berusaha untuk bangun dari tempat tidur yang beratap ini, tapi dengan cepat wanita itu secara halus melarangku.

"Lauren, sebaiknya kamu istirahat dulu sekarang. Jangan terlalu banyak bergerak dan memikirkan apapun untuk sekarang."

Aku mencoba membalasnya dengan mengangguk pelan.

"Bagaimana kalau makan?"

Aku kembali mengangguk, sebenarnya perut ini tak menunjukkan tanda-tanda kelaparan dan untuk sekarang, aku juga belum bernafsu untuk makan. Tapi kalau yang menawarkan secantik ini, sekali-kali tak apalah....

"Tunggu ya..."

Wanita tadi segera menuju pintu lalu keluar dan sesaat kembali masuk.

Hampir tak terhitung sampai satu menit, tiga orang perempuan berpakaian maid layaknya memainkan Cosplay datang menghampiri wanita tadi.

"Tolong bawakan makanannya ya"

"Siap, tuan putri Falley!" Ucap tiga maid tersebut serempak lalu menunduk hormat dan segera pergi.

Wanita tadi kembali, duduk tepat disamping tempat tidurku. Sambil mengelus kepalaku, ia berkata.

"Tunggu ya Lauren."

Aku hanya dapat kembali mengangguk untuk menjawabnya.

Para pelayan tadi memanggilnya tuan putri, Exsalia juga berkata kalau Lauren itu putri ke 2 kerajaan Celestine. Apa jangan-jangan perempuan ini kakakku yang sekarang? Mungkin juga sih, tak mungkin bukan kalau punya ibu semuda dirinya.

Apa kucoba saja ya memanggilnya kakak, tapi kalau salah bukan malunya seperti ingin menghilang saja dari bumi? Hm, masa bodoh lah sayakan juga sudah bukan dibumi!

"Ka...a...k"

Kata-kataku jelas masih terbata-bata, aku serasa seakan sudah kehilangan pita suaraku. Ini tak seberat dan seserak sebelumnya, sepertinya mereka sudah memberikanku minum ketika pingsan tadi.

"Syukurlah, kamu masih mengingat ku ternyata Lauren." Air mata nampak mengalir dipipi merahnya.

Ehh, apa aku sudah membuat kesalahan sekarang?!

Kuusap air matanya dengan tangan lemahku yang berat karena tertutup selimut.

Hari itu, kehidupan baruku dimulai. Hidup ku sebagai siswa Sma teladan yang selalu kerja paruh waktu demi uang dan selalu takut pulang malam menggunakan kereta seperti sudah berakhir dengan cepat ya.

Disisi lain, didunia ini sepertinya banyak sekali yang menunggu kedatanganku. Walaupun aku bukan orang yang tepat untuk mereka, tapi akan kuusahakan agar air mata bahagia semua orang disini tak sia-sia.

Oh dan satu lagi, sepertinya harapanku yang tadinya ingin menjadikan wanita ini salah satu selirku padam sudah.

Cantik, kenapa kamu harus menjadi kakakku sih!

***


In Another World To Be a Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang