'makasih Bim' -Maya.

11 1 0
                                    

Aku sedang duduk sendiri di Halte dekat taman bermain anak-anak. Hujan lebat membuat banyak hal yang tertunda. Motor yang belum kembali dari bengkel itu mengharuskan ku untuk menaiki kendaraan umum selama berhari – hari.

Waktu telah menunjukkan pukul 10.43 WIB, dan hujan masih saja sederas air terjun. Aku menghela nafas dan berkali-kali melihat kearah handphone ku. Sedikit lagi jam perkuliahan ku berakhir, tapi aku belum juga beranjak dari halte ini.

'ah, sial'

Aku memutuskan untuk berdiri dan menerobos hujan lebat ini sambil berjalan kaki dan kembali ke kos. Untung hari ini aku tidak membawa barang elektronik yang lebih berharga dari pada handphone. Jadwal kuliah hari ini hanya sebatas pelajaran umum. Mungkin mengambil jatah libur satu kali tidak masalah.

Saat melewati jembatan dengan sungai yang sedang mengalir deras sekali arus nya, dibalik kabut dan rintikan hujan yang sangat mengganggu penglihatan ini aku melihat seorang perempuan sedang berdiri menatap kearah langit-langit dengan membentangkan kedua tangan nya lebar-lebar.

Aku yang mengerti tujuan perempuan itu segera berlari, menghampiri perempuan berbaju merah berlengan pendek dan bercelana jeans gelap yang sedang ingin membahaya kan diri nya sendiri.

'dapat!' batin ku.

Aku pun menarik tangan nya. Tidak ada perlawanan sama sekali yang diberikan oleh perempuan ini. Bahkan untuk memalingkan wajah nya saja tidak. Licin sekali. Hujan yang deras ini membuat ku kesulitan untuk menarik tangan nya.

Setelah berhasil diselamatkan, perempuan ini segera berdiri. Menoleh kearah ku dalam beberapa detik, lalu membalikkan badan nya. Ia ingin berlalu begitu saja. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut nya.

"sama-sama!"

Aku berteriak ketika ia mulai melangkah pergi dari hadapan ku. Tidak ada balasan. Masih diam. Dan dia tidak menghiraukan ku. Aku pun mulai merasa kedinginan berdiri ditengah hujan yang sangat deras dengan waktu yang cukup lama.

'ck, sudah lah. Yang penting dia selamat'

**

Krek...

Pintu kamar yang tadi nya terkunci akhirnya telah terbuka. Sulit sekali tinggal di kos-kosan dengan bangunan yang sangat tua. Pintu nya sering kali sulit untuk terbuka dan terkadang tidak dapat terkunci. Untung saja, sudah hampir 3 tahun tinggal disini tidak ada pengalaman paranormal apapun. Tuhan melindungi ku.

Aku melihat handphone ku yang basah kuyup dan tidak dapat dinyalakan. Ku cari-cari bak berisikan beras. Konon, kalau ponsel kita tenggelam dalam air dan tidak dapat digunanan, merendamnya dalam beras akan membantu.

Tidak ada. Entah kemana pergi nya beras-beras itu, aku tidak dapat menemukan nya disekitar kamar ku. Baiklah, tidak masalah. Besok akan aku bawa pada tukang service. Akhirnya aku meninggalkan ponsel ku dengan keadaan tidak menyala.

**

Tok.. tok.. tok...

"bim? Bima?!"

Suara ketukan pintu dan panggilan dari seseorang membuat ku terbangun. Aku melihat ke arah jam dinding. Masih pagi.

"apaan dit?"

aku membuka pintu kamar ku setengah lebar, cukup untuk melihat tubuh dan wajah Adit, teman ku yang berdiri dengan gelisah sambil memegang ponsel nya.

"hp lo mati?"

Aku mengangguk pelan sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakang ku dan beberapa kali menguap. Jujur saja, pukul 5 pagi bukan hal yang baik untuk memulai percakapan dengan manusia.

KISAH SEMUA PATAH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang