Oleh: Adelia Setiafani
Seorang laki-laki muda beralis tebal dengan rahang yang tercipta kokoh melangkah memasuki rumah yang dikatakan selalu menjadi tempat berteduh. Kedatangannya disambut tatapan tajam seorang pria berkumis tebal dengan muka dingin yang tidak pernah lepas dari wajah garangnya.
"Mau apa?" tanya si laki-laki berkumis tebal dengan dingin. Auranya memancarkan wajah ketidaksukaan yang terlihat menyeramkan.
"Merebut sebuah kehormatan yang telah lama dipendam dalam kebohongan," ujar laki-laki beralis tebal dengan tegas lalu melangkah mendekati laki-laki berkumis tebal dengan cepat. "Mengungkap kepalsuan di atas kebenaran yang disembunyikan." Laki-laki itu meraih sebuah pedang, "Lalu membunuh kebohongan yang selalu dianggap kebenaran!" teriak laki-laki itu dengan menancapkan pedang tepat dibagian jantung laki-laki berkumis tebal. Ayahnya.
8 Desember 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Pentigraf
Short StoryAksara-aksara kami susun menjadi beberapa cerita yang disebut "Pentigraf". Duduk dan bacalah beberapa cerita yang kami tulis ini.