KIBUM POV
"Lebih baik aku lompat saja, rasanya ada atau tidak nya diriku di dunia ini tidak akan mengubah apapun".
"Eomma, Appa, terimakasih telah membuat aku menderita selama hidupku, tapi aku tidak akan membenci kalian, aku anggap ini memang sudah takdirku".
Aku menatap ke langit, matahari sudah beranjak turun namun tetap gagah memancarkan sinarnya.
"Setelah ini seluruh penderitaanku akan selesai"."Kata siapa? Kamu pikir jatuh kebawah sana, kamu tidak merasa sakit?".
Eh, siapa itu, aku yakin ketika masuk ke gedung ini tidak ada siapa siapa, dan memang selalu tidak ada siapa-siapa disini.
"Siapa kamu? Sejak kapan kamu disitu?".
"Aku sudah disini sejak pagi, kamu mengganggu istirahatku, ngomong-ngomong kamu kenapa mau terjun kebawah? Seberat apa masalah hidupmu? Paling hanya masalah cinta cintaan?".
"Bukan urusan mu!".
Aku menatapnya kesal. Kenapa namja sipit ini menyebalkan sekali.
"Kamu tidak berfikir bagaimana sedihnya orang tuamu kalau tahu anaknya mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini?".
"Aku tidak peduli, lagipula mereka sudah lebih dulu di neraka, sudah tidak usah perdulikan aku, dan berpura-pura saja tidak tahu jika seseorang menemukan mayatku nanti".
Kenapa dari tadi dia hanya berbicara tanpa berusaha mencegahku, bukankah biasanya di cerita cerita orang, kalau ada yg mau melompat seperti ini maka seseorang akan berusaha menahan.
"Eh, aarghh!".
Kaki ku tergelincir dan kehilangan keseimbangan. Matilah aku, Kim Kibum selamat menemui ajalmu.HUP!
Seseorang menangkap tanganku, ternyata namja sipit itu.
"Arghhh tolong, tolong aku!".
"Tenang saja, aku memegangi tanganmu, kau bilang mau terjun kenapa sekarang minta tolong? Mau aku lepaskan atau aku tarik?".
"Lepaskan saja kalo kau mau lepaskan, tak perlu repot-repot membantuku".
"Eoh, benarkah, baik aku lepas".
"Aaaa!! Ok ok tolong, jangan lepaskan".
Susah payah aku naik dengan bantuan namja sipit itu.
Baiklah sepertinya aku urungkan niatku hari ini. Nyali ku masih terlalu kecil. Mungkin selanjutnya aku bisa memikirkan cara yg lebih mudah, tidak menyeramkan seperti ini.
KIBUM POV END
.Setelah dirasa kibum telah aman. Namja sipit itu mengulurkan tangan, namun kibum hanya merespon dengan menaikan sebelah alisnya.
"Onew". Namja sipit itu memperkenalkan namanya.
"Aku Kibum, tapi orang orang sering memanggilku dengan Key". Kibum menyambut uluran tangan Onew.
"By the way, terimakasih Onew".
"No problem, sekarang kalau tidak keberatan kau boleh menceritakan masalahmu, aku mungkin tidak bisa membantu tapi setidaknya masalahmu bisa sedikit terbagi".Kibum memandang lurus ke mata Onew, terlihat tulus, namun ia masih ragu apakah harus menceritakan kisah hidupnya ke orang yang baru dikenalnya ini.
"Aku Kim Kibum, tahun ini usia ku 25 tahun" Kibum mulai bercerita, mereka berdua duduk berdampingan di pagar balkon gedung kosong itu.
"Aku tidak punya pekerjaan tetap, segalanya aku lakukan untuk mendapatkan uang, menjadi tukang cuci piring harian di kedai, buruh angkut di pasar, bahkan melayani one night stand laki laki atau perempuan kesepian di bar, terkadang jika terdesak aku mencuri uang pengunjung pasar, ya semua demi mendapatkan uang untuk kehidupanku.
Aku tidak punya keluarga, yang aku tahu aku tinggal di panti asuhan sejak lahir, orangtuaku meninggalkan aku yang baru lahir di depan pintu, bahkan ibu panti yang mengurusku tidak tahu siapa orang tuaku, sampai umurku 15 tahun aku tinggal di panti lalu setelah itu kami harus meninggalkan panti karena disita oleh bank, ibu pengurus kami terlilit hutang dan tidak sanggup lagi membiayai kami.
Untuk biaya sekolah aku bekerja sebagai pengantar koran dipagi hari, pelayan di sore hari sepulang sekolah sampai aku lulus sekolah. Saat itu kehidupanku belum terlalu buruk. Aku masih sempat melanjutkan kuliah sambil terus bekerja. Namun ditahun kedua aku sudah tidak sanggup melanjutkan kuliahku karena biaya yang sangat besar.
Saat itu kehidupanku mulai terasa berantakan, penghianatan oleh teman, kekasih, membuatku merasa hidupku seakan tidak pernah ditakdirkan untuk berjalan mudah".Onew masih terus dengan tenang mendengarkan cerita kibum, sedikit menyesal karena menyangka permasalahan yang dialami namja bermata cantik seperti rubah ini hanya permasalahan ringan. Hidupnya ternyata sangat berat.
"Saat ini kau pasti mengasihani jalan hidupku kan?" Kibum bertanya miris.
"Ah, tidak, aku tidak berfikir seperti itu, aku berfikir selama ini kau sudah bertahan sejauh ini harusnya kau bisa bertahan lebih jauh lagi bukan malah ingin mengakhiri hidupmu"."Lalu kau sendiri, siapa kamu, dan kenapa bisa ada disini. Aku selalu kesini dan tidak pernah ada orang lain selain aku". Kibum mulai bertanya.
"Mmm.. aku akan ceritakan siapa aku, tapi sebelumnya bagaimana kita makan dulu. Hari mulai gelap dan aku lapar".
"Tapi aku tidak punya uang, kalau kamu mau kita tunggu beberapa jam lagi sampai bar buka aku akan mendapatkan uang dari sana".
"Tidak perlu, aku rasa uangku cukup untuk membeli dua cup ramen untuk kita, ayo!".
Masih sedikit ragu tapi kibum cuma bisa mengikuti saja..
.
Tbc.
Jangan lupa vote dan komennya ya.
Terimakasih. Happy reading 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain and Love
FanfictionKim Kibum hampir menyerah dengan kehidupannya. merasa dirinya tidak berguna bahkan jika ia mati pun ia yakin tidak akan ada yang menangisi kepergiannya. berdiri diujung rooftop sebuah gedung kosong, melihat kebawah, tanah terlihat begitu jauh dari p...