MENMAKIMI ( Kutukan jinjuriki 3)

77 7 0
                                    

Hai, mimot lanjut ya
Semoga menghibur dan semua ide cerita dari otak dobe mimot hanya pinjam nama juga karakter dari om masasi.
Maaf jika nanti banyak typo




Dimitri sendiri hanya menunduk dan menarik nafas berat. Dimitri tidak tahu harus bagaimana menghadapi hatinya. Untuk meredakan hatinya dimitri kembali menyibukkan dirinya dengan setumpuk berkas di depannya.

Tak terasa malam makin larut dan tugas menma selesai tepat pukul 12.00 malam. Saat menma selesai membereskan berkasnya ia melihat dimitri yang terlelap di sofa dan disebelahnya setumpuk berkas tersusun rapi. Menma berjalan menuju ke tempat dimitri terlelap. Menma jongkok melihat berkas yang telah selesai di kerjakan kemudian menma memandang wajah lelap dimitri. Wajah tampan dimitri yang sedikit manis terlihat gelisah,

" terimakasih untuk bantuanmu, aku tahu apa yang kau rasakan tapi pikirkan ulang tentang hatimu. Carilah orang yang mencintaimu apa adanya dirimu serta tulus memberikan hatinya untukmu tanpa meminta imbalan darimu selain melihatmu bahagia!" ucap menma lembut kemudian mengambil setumpuk berkas di meja namun sebuah tangan menahan lengan kiri menma
" master, apakah tidak ada kesempatan buatku?" tanya dimitri lirih
" aku tidak ingin ada yang terluka lagi karena aku dimitri, kau berhak mendapatkan kebahagianmu tapi untuk masalah itu aku tidak bisa memberikan apa yang kau mau! " jawab menma tanpa melihat dimitri
" apa master akan menghukumku atau merubah sikap master padaku setelah ini?" ucap dimitri
" tergantung dari dirimu sendiri Dimitri! " jawab menma sambil bergerak bangkit sambil membawa berkas. Namun tiba tiba langkah menma berhenti karena sepasang lengan kuat melingkari pinggangnya.

" ijinkan aku memelukmu master! " gunam dimitri di punggung menma
" hah, untuk sekali ini saja dim, aku tidak suka dipeluk orang lain! " tegur menma
" maafkan aku master, aku memang tidak pantas meminta yang lebih dari anda!" ucap dimitri sambil melepaskan pelukannya di pinggang menma membuat menma berjalan kembali menuju kursi kerjanya. 

Menma duduk di kursinya lalu menatap sosok pria yang berdiri menunduk sambil memainkan jemarinya
" kenapa kau berdiri disitu dim, Apa kau tidak pulang? " ucap menma
" tidak master, saya mau temani master sampai selesai kerja!" jawab dimitri sambil mengangkat wajahnya hingga bertatap muka dengan menma. Wajah dimitri langsung memerah saat melihat ujung bibir menma sedikit tertarik ke atas. 
" basuh mukamu dan buatkan aku kopi!" ucap menma sambil meraih berkas di depannya.
" baik master! " ucap dimitri sambil bergegas melakukan yang di minta menma.

Sejam kemudian menma sudah selesaikan semua berkas,

" sudah selesai master, makan dulu rotinya baru saya antar kembali ke markas!" ucap dimitri sambil meletakkan piring berisi roti isi di depan menma. Tanpa menjawab menma meraih roti isi kemudian membagi dua, tangan kirinya telulur memberikan ke dimitri dan tanpa sungkan dimitri membungkuk menggigit roti di tangan menma.
" pegang sendiri, dim! " tegur menma dan dimitri meraih roti di tangan menma.

Menma sendiri makan roti isi dengan cepat kemudian berdiri sambil merenggangkan badannya. Bunyi tulang berderak terdengar nyaring di suasana sunyi.
" antar aku ke markas sekarang dim! " ucap menma dan tak berapa lama kemudian menma sudah di dalam mobil menuju ke markas atau rumah mewah di itali.

Saat menma dalam perjalanan pulang menuju markas di sebuah kamar apartemen terbaring sosok yang terjaga dari tidur lelapnya. Kimimaru mendengus kesal saat kebiasaan lamanya kambuh kembali, padahal beberapa hari sebelumnya ia bisa tidur dengan pulas tanpa terjaga. Kimimaru bergerak turun dari ranjangnya untuk mengambil air putih. Sambil meneguk air putih di gelas kimimaru merenungi kejadian 4 hari sebelumnya dan dua hari terakhir ini. 4 hari sebelumnya ia merasakan kedamaian serta nyaman seperti saat ia berada disisinya namun apa mungkin dia disini saat itu. Selama beberapa menit kimimaru diam menikmati kesunyian malam menjelang pagi sekaligus memikirkan hatinya, tapi seperti biasanya kalau hatinya tidak berubah sedikitpun bahkan ia justru tidak bisa melupakannya. Apalagi setelah kejadian yang dialami olehnya.

DIA ( Sugar Family )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang