Bagian Kedelapan

423 87 14
                                    

HAPPY READING

.

Seluruh murid telah pulang saat Hyunjin kembali ke kelas. Dia membiarkan waktu terlewat begitu cepatnya hanya untuk memeluk Jeongin. Dia hanya ingin memeluk laki-laki itu dan membiarkan suasana sepi menyelimuti mereka.

Hanya satu orang yang masih bertahan di bangkunya. Chan.

"Chan...."

"Guru Kim tidak memanggilku. Hah... bagaimana ini, aku malu sekali."

"Mianhae."

"Tidak apa-apa." Chan mendekati Hyunjin, lalu berdiri sambil bersandar pada meja di belakangnya. "Apa yang kau bicarakan dengan Jeongin?"

Apa yang aku bicarakan dengan Jeongin? Hyunjin tidak yakin. Ia masih gamang untuk mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Kami sepertinya... Mulai berpacaran." Jawaban itu sama sekali tidak diantisipasi Chan. Tangannya meremat pinggir meja sembari membiarkan Hyunjin bercerita lebih jauh. "Aku hanya berniat untuk mengembalikan hubungan baik kami. Lalu-"

"Kau masih berpacaran dengan Seungmin."

"Itu masalahnya. Aku... tidak yakin."

Chan menjauhkan dirinya dari meja. Ia mendekati Hyunjin, untuk menghempaskannya ke lantai dengan sebuah tinjuan. "Bisa-bisanya kau! Apa kau tidak sadar apa yang sudah kau lakukan hah!? Kau mau menyakiti Jeongin lagi!?"

Hyunjin mengerang. Pukulan Chan tidak main-main. Laki-laki itu tidak biasa main tangan, dia pengguna kaki sejati dalam segala hal. Untuk kali ini Hyunjin bersyukur Chan tidak menendangnya.

"Yah! Jawab aku!" Chan menduduki perut Hyunjin lalu menarik kerah temannya itu. Ia kehilangan kesabaran.

"Ini satu-satunya cara agar Jeongin mau berbaikan denganku. Aku akan putuskan Seungmin saat aku siap nanti."

.

"Kau pacaran dengan Hyunjin?"

Jeongin tidak menjawab. Sebenarnya dia tahu pertanyaan itu bakal keluar dari mulut Chan saat tiba-tiba laki-laki itu menyuruhnya untuk turun dan menemuinya.

Malam semakin larut, udara pun bertambah dingin. Namun Chan tidak mau membuang waktunya hanya dengan sebuah basa-basi Jeongin untuk menyuruhnya masuk. Dia ingin kejelasan. Ia ingin memastikan tidak ada seorang pun dari sahabatnya akan terluka karena hubungan ini.

"Iya,"

"Dia pacaran dengan Seungmin. Bagaimana kau, ah! Aku tidak mengerti dirimu Je. Sungguh."

Untuk mempertemukan mata saja Jeongin tidak berani. Dia takut menemukan kebencian di mata Chan untuknya. Ia takut mendapat label sebagai perusak hubungan orang dari teman barunya itu.

"Kau bisa saja menyakiti dirimu sendiri. Hyunjin tidak mencintaimu."

"Aku cuma ingin dia tetap di sampingku. Dan kurasa ini satu-satunya cara. Dia sahabatku Chan, kupikir kau akan mengerti."

"Justru karena kau sahabatnya aku semakin tidak mengerti. Kau ini naif! Memang dengan memperjelas status kalian, akan menjamin dia akan di dekatmu selamanya? Tidak, kalian bahkan akan semakin menjauh saat putus nanti. Kau benar-benar akan kehilangan sahabatmu, Jee."

Masih terlalu dini untuk seorang berusia enam belas tahun berpikir sejauh itu. Kini Jeongin sibuk menggigit bibir bawahnya begitu menyadari kebodohan itu.

"Sudahlah terserah kau saja! Pokoknya aku tidak mau ikut campur. Dan maaf saja, tadi sore aku menonjok kekasih barumu itu."

Chan bersiap menjalankan motornya. Jeongin segera menahan tangan laki-laki itu sebelum terlambat.

Sometimes, Someone | HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang