Menjadi dewasa itu bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Dia, Sadewa Atmawijaya dipaksa menjadi dewasa oleh keadaan. Sebuah hal besar terjadi ketika kebahagiaan tengah membuncah akibat kehadiran calon anggota baru di keluarga Atmawija...
FOLLOW, VOTE DAN KOMENTAR, KARENA ITU SANGAT BERARTI BUAT AKU:)
Jangan lupa untuk putar mulmed yang sudah aku sediakan:*
Borobudur 2021, Febuari Minggu Ketiga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu pertama kali Kulihat dirimu hadir Rasa hati ini inginkan dirimu
Hati tenang mendengar Suara indah menyapa Geloranya hati ini tak kusangka
Rasa ini tak tertahan Hati ini selalu untukmu
Terimalah lagu ini Dari orang biasa Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga Aku tak punya harta Yang kupunya hanyalah hati yang setia Tulus padamu
🎶 Andmesh — Cinta Luar Biasa 🎶
Aw a l
Siang ini hujan begitu deras mengguyur ibu kota. Rintik airnya terjatuh bebas, membuat keramik putih koridor SMA Taruna kotor karena terkena cipratan tanah.
Beberapa siswa terlihat menerobos hujan di bawah payung yang mereka bawa. Sementara sebagian besar memilih berteduh, menunggu setidaknya hujan sedikit reda untuk kembali ke rumah.
Seorang gadis berjalan dengan tergesa melewati koridor kelas XI yang mulai terlihat sepi. Langkahnya terhenti ketika sebuah suara terdengar memanggil namanya.
"Kak Anneth!" teriak seorang gadis berkacamata tebal dari arah belakang.
Merasa terpanggil, Ann lantas menoleh. Mendapati adik kelas yang sedang berlari ke arahnya.
"Ada apa ya?" tanya Ann ketika gadis itu sudah berada di hadapannya.
"Itu ... kakak ditunggu Pak Adi di ruang musik. Katanya disuruh cepet ke sana," ucap gadis ber-name tag Fela tersebut.
"Oh, makasih kalau gitu."
Fela mengangguk sembari tersenyum. "Kalau gitu aku duluan, Kak."
Selepas kepergian gadis itu, Ann segera membuka ponselnya untuk mengirimi pesan singkat kepada sahabatnya sambil berlalu menuju ruang musik yang berada di ujung lantai dua.
Tidak butuh waktu lama, gadis berambut sepinggang itu sudah berdiri di depan pintu ruang musik. Ia menekan kenop pintu, kemudian melangkah masuk sambil mengucapkan salam.
Seorang guru berperawakan tinggi mengentikan kegiatannya memainkan piano ketika menyadari Ann tengah berjalan ke arahnya.