Bagian 3

47 16 20
                                    

Jika engkau tidak tau menau akan sesuatu, maka diamlah.
Karna bisa jadi satu kata, ah tidak. Satu huruf saja keluar dari mulutmu, bisa membuat hati yg sudah hancur jadi lebih hancur lagi

-Ex

"Assalamu'alaikum, aku pulang", Bintang segera masuk kedalam rumahnya yg bernuansa abu abu.

Sepi, tak ada jawaban

Ya begitulah keadaan rumah Bintang, selalu seperti itu. Semua keluarganya sibuk dengan urusannya masing masing yg pastinya berhubungan dengan uang.

Bintang langsung pergi menuju kamarnya untuk beristirahat


***

20.00

Bintang keluar dari kamarnya untuk mencari amunisi di dapur karna perutnya sudah terasa sangat perih.

Kosong, tidak ada makanan..

Wajar tidak ada makanan karna pembantu yg bekerja di rumah Bintang hanya bekerja sampai sore. Biasanya kalau Bintang lapar dia akan memasak sendiri.

Jangan di tanya seberapa pandai Bintang dalam hal memasak. Bintang sangat pandai memasak karna setiap hari ia selalu ditinggal sendiri di rumah dan tak ada yg memasak untuk makan malam.

Setelah selesai memasak, Bintang langsung membawa makanannya ke ruang keluarga karna ia ingin makan sambil menonton TV.

Belum selesai Bintang makan, ia seperti mendengar suara mobil memasuki area rumahnya. Ternyata Ibu Bintang sudah pulang dari urusan Butiknya

"Mama sudah pulang, tumben Mama pulangnya agak lama, biasanya setelah magrib sudah pulang" sapa Bintang dan langsung menyalami tangan Ibunya.

"Mama pasti capek, mau Bintang buatkan makan malam?"

"Ga usah, Mama sama adik mu mau langsung istirahat aja" ketus Ibunya Bintang tanpa melihat ke arah Bintang dan langsung pergi menuju kamar.

"Selalu begitu", gumam Bintang mencoba menahan air matanya.

Setelah selesai dengan urusan perutnya, Bintang kembali ke kamarnya untuk tidur, saat hendak tidur memori indah waktu ia kecil dulu muncul di kepalanya.

Flashback on

"Bintang jangan kencang kencang dong main sepedanya, nanti jatuh"

"Ayo mama coba kejar Bintang, pasti mama ga bisa kan, ah mama cemen"

Gedubrak

Gina langsung menghampiri Bintang yang terjatuh dari sepeda karena roda sepedanya menyerempet batu.

"Huaa Mama, tangan sama kaki Bintang perih ma..."

"Kan Mama udah bilang jangan kencang kencang main sepedanya, kan jadi jatuh"

"Huaaaaaaaa sakit banget ma Bintang ga tahan hiks hiks"

"Udah ya sayang jangan nangis, Bintang kan gadis kuat, nanti Mama beliin kamu mainan baru deh gimana?"

"Bener ya ma?, Janji loh " tawar gadis kecil itu sambil menyodorkan kelingkingnya

"Iya Mama janji, yaudah yuk kita pulang biar Mama obatin luka kamu", Gina membalas kelingking putri kecilnya itu menandakan ia akan menepati janjinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya Satu Bintang Di Langit (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang