Prolog

2.1K 179 13
                                    

Author POV.

BRUKKK.

Tubuh Arina terbanting keras ke dinding kamar mandi, dia hanya bisa pasrah saat segerombolan anak perempuan cantik di sekolahnya.

"Eh jelek sadar diri loh, muka buluk, badan kaya babi, berani naksir sama pacar Tasya" kata Diva.

Arina hanya bisa menangis, dia tidak tahu lagi salahnya apa lagi kali ini, setiap hari hanya dia bully dan di pukuli.

"Bawa sini airnya" perintah Tasya dingin.

BHURR

Air bekas cucian piring nendarat dengan indah di kepalanya.

"Lain kali kalau mau naksir pacar orang dasar diri, muka jelek aja mau deket sama Delon" kata Tasya.

"Yuk kita cabut jangan lama-lama deket sama orang jelek nanti ketularan lagi"

Arina meremas rok hitamnya sambil mengigit bibirnya agar tidak berteriak.

Jika dia melawan orang-orang anak-anak itu malah membullynya di depan para murib, meminta tolong dengan guru hanya tidak pernah di hiraukan.

Yang dia bisa hanya menangis dan diam, sekalipun sekolah ini yang punya kakeknya, kakeknya tidak pernah peduli padanya karena dia terlahir sebagai anak bodoh.

.

.

.

.

.

.

Arina masuk kedalam rumah dengan keadaan basah dan melihat rumahnya kosong, seperti biasa ayahnya sibuk kerja dan ibunya pasti di paksa datang ke arisan keluarga.

Dia memang tidak pernah mau mengadu pada ayah dan ibunya, jika ibu dan ayahnya tahu mereka pasti akan protes pada sekolah dan akhirnya pasti orang tuanya akan di marahi oleh kakeknya.

"Ya ampun non kok basah kuyup toh" kata mbok Yah pembantu rumahnya.

"Arin enggak papa kok mbok, Arin masuk dulu ya mau mandi sama tidur siang" kata Arina lembut.

Mbok Yah menatap punggung anak majikannya dengan wajah sedih, anak yang di urusnya dari kecil tidak pernah di akui oleh kakeknya sebagai cucunya karena itu sedikit berbeda dengan anak lain-lain.

Dari kecil nona muda manis memang susah menyerap pelajaran di sekolah dan nembuat kakeknya selalu membandingkannya dengan cucunya yang lain.

"Ya gusti allah semoga aja anak gadis ku yang cantik itu enggak terlalu sedih, maafin mbok ya neng ayu" ratap mbok Yah.

.

.

.

.

.

.

"Aku udah enggak kuat lagi sama keluarga kamu mas, memang apa salah putri ku sampai di sembunyikan dari keluarga mu" raung Delia ibu Arina.

"Aku tahu keluarga ku salah tapi mau gimana lagi itu ayah dan ibu ku Delia" balas Aryan.

"Iya mas aku tahu itu orang tua kamu,  tapi Arina itu putri ku, anak ku mas" kata Delia.

"Aku mohon bersadar lah Delia" mohon Aryan.

"Enggak mas cukup, aku udah enggak bisa bersadar lagi sama keluar kamu, lebih baik kita pisah aja mas kalau keluarga kamu enggak bisa menerima Arina" putus Delia.

"Delia mas mohon jangan kaya gini" bujuk Aryan.

Arina menutup mulutnya rapat-rapat, dia menangis dalam diam, kenapa dia harus ada di dunia ini jika hanya membuat orang tuanya sedih.

Handsome GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang