Part. 1

1.3K 191 29
                                    

Author POV.

Arina menatap datar kedua orang tuanya yang panik di depannya.

"Bagaimana mas apa kamu sudah menemukan Arina ?" Tanya Delia panik.

"Aku sudah mencari Arina ke seluruh rumah tapi enggak ada aja juga sayang" Aryan berkata lemah dan menatap lemas wajah istrinya.

Arina menghelai nafas lelah, dia sudah lelah bicara dengan orang tuanya kalau  dia lah Arina.

"Ma, Pa aku ini Arina" kata Arina lagi.

"Diam kau anak ku itu perempuan bukan laki-laki" kata Delia kesal.

"Benar bagaimana bisa anak ku menjadi laki-laki hanya semalam" kata Aryan.

"Terserah kalian aja kalau tidak percaya"

Arina kesal melihat orang tuanya sama sekali tidak percaya.

"Kalau enggak gini aja kasih aku pertanyaan nanti aku kasih jawab, kasih pertanyaan yang hanya kalian saja yang tahu" tawar Arina.

"Ok tahun, bulan dan tanggal berapa kamu lahir ?" Tanya Delia.

Aryan tersenyum mendengar pertanyaan istrinya, ya pertanyaan itu sangat bagus, selain dia, istrinya dan mbok Yah hanya Arina yang tahu kelahirannya.

Bahkan keluarganya dan keluarga Delia sama sekali tidak tahu apapun tentang kelahiran Arina.

Mereka sangat pintar menutup rapat-rapat semua tentang kelahiran putrinya.

"Dann1 lagi anak ku punya tanda lahir, jika kau benar-benar Arina kamu pasti bisa menunjukan tanda lahirnya kan ?" Tantang Delia datar.

"Aku lahir tahun 2003 bulan November tanggal 12" kata Arina membuat mbok Yah, Delia dan Aryan kaget.

Mereka bertiga tersentak kaget saat tiba-tiba saja Arina berdiri.

Pemuda tampan berkulit putih bersih itu tiba-tiba saja membuka bajunya memperlihatkan otot-otot yang terbentuk dengan sempurna di depan Delia dan mbok Yah.

Delia berteriak saat melihat pemuda yang ngaku-ngaku anaknya membuka baju tidur pink bergambar Teddy bear milik Arina.

"Ini tanpa lahir ku"

Arina menunjukan tanda hitam kecil di belakang punggung, Delia berjalan kearah Arina dan menyentuh tanda lahirnya.

"OH YA TUHAN" tiba-tiba saja Delia berteriak membuat mbok Yah dan Aryan kaget.

"Kenapa sayang ?" Tanya Aryan panik dan dengan cepat menghampiri istrinya, dia memeluk tubuh istrinya yang gemetar.

"Tanda lahirnya asli mas, itu benar-benar mirip seperti Arina" kata Delia pelan.

"Itu enggak mungkin sayang, Arina kita itu pendek, kulitnya hitam, giginya maju dan tubuh gendut coba kamu perhatikan baik-baik anak itu dia tampan beda jauh sama Arina kita" kata Aryan.

Plokkk.....

Delia menampar pipi Aryan dengan keras.

"Kalau ngomong enggak usah terlalu jujur bisa enggak sih mas" kata Delia kesal.

Arina tidak mendengar perdebatan orang tuanya yang ada di pikirannya adalah perubahan yang terjadi padanya.

Ya dia baru sadar jika dia sangat tinggi kalau di lihat-lihat mungkin tingginya sekarang 180 bahkan kulitnya sangat putih, rambut panjang keritingnya juga berubah dengan rambut pendek lurus.

Arina meraba seluruh tubuhnya, dia kaget saat melihat perutnya yang berbentuk kotak-kotak dan bahunya yang lebar.

"Ok dari pada kita berdebat seperti ini, ayo kita lanjutkan pertanyaan" kata Delia yang di balas anggukkan oleh Arina, Aryan dan mbok Yah.

"Di mana Arina di besarkan dan siapa yang membesarkannya ?" Tanya Aryan.

"Aku di besarkan oleh mbok Yah di kampung halaman selama 10 tahun itu karena kakek tidak mau cucunya idiot seperti ku" jawab Arina.

Delia menangis dan dia sadar jika pemuda tampan itu di depannya itu benar-benar anaknya.

"Mas anak itu benar-benar Arina" kata Delia sambil menangis.

"Iya sayang itu Arina" balas Aryan.

"Sekarang Papa mau tanya sama kamu, bagaimana bisa kamu berubah menjadi seorang pria hanya dalam semalam ?" Tanya Aryan serius.

Ahhh

Arina menghelai nafas sebelum menutup matanya.

"Tapi sebelum itu pake dulu baju kamu, Mama enggak kuat lihat roti sobek mu" kata Delia tiba-tiba membuat Aryan dan Arina kaget.

Aryan langsung berlari ke kamarnya dan membawa kaos polo putihnya, bahkan dia langsung memakaikan kaos hitamnya ke tubuh Arina.

"Ok lanjutkan"kata Delia setelah Arina memakai kaosnya.

Arina menghelai nafas dan mulai menceritakan semua yang dia alami dari mulai di sekolah dan semua perlakuan kasar guru dan teman-teman setelah itu menceritakan perjanjiannya dengan Lao kucing hitam yang dia temui tadi malam.

"Ya Tuhan" Delia menutup mulutnya dengan air mata yang mengalir deras.

"Hikss...hikss maaf Mama enggak tahu kalau kamu mengalami semua perlakuan kasar itu, Mama juga enggak tahu kalau kakek kamu melakukan itu semua hikss maafin Mama"

Arina berjalan kearah Mama-nya dan memeluk tubuh ibunya yang bergetar karena tangisnya.

"Uuusss jangan nangis Ma ini bukan salah Mama, ini salah Arina yang terlahir sebagai perempuan dan memiliki otak idiot" kata Arina lembut.

"Lalu apa kamu bisa berubah lagi jadi perempuan ?"tanya Aryan dengan suara bergetar.

Dia juga merasa bersalah dengan putrinya, semua yang di alami Arina selama ini karena dia tidak bisa tegas pada Ayahnya.

"Arin enggak akan bisa berubah lagi Pa, lagi pula Arin lebih suka menjadi pria" kata Arina dengan suara beratnya.

Aneh saat mendengar perempuannya yang manis memiliki tubuh, wajah dan suara laki-laki tulen.

Aaahhh

Aryan menghelai nafas dan memijat keningnya yang terasa pusing.

"Mulai sekarang Mama dan Papa enggak punya anak perempuan tapi hanya anak laki-laki" putus Arina membuat kedua orang tuanya tidak bisa berkata apapun lagi.

"Baiklah nanti akan Papa urus semuanya dari mulai identitas baru mu dan semuanya" kata Aryan mengalah.

Dia tahu annaknya tidak akan mau lagi menjadi wanita saat dia mengalami semua perlakuan kasar dari keluarga dan sekolahnya dan dia memaklumi itu semua.

Arina tersenyum dan menatap ayah serta ibunya dengan datar.

"Terima kasih" kata Arina datar.

Aryan dan Delia menghelai nafas melihat sikap anak mereka yang awalnya ceria dan lembut kini sangat dingin dan tak tersentuh.

Tapi mereka berdua menerima itu, bagaimana pun juga itu adalah syarat yang harus anak mereka terima untuk menjadi laki-laki seutuhnya.

Hatinya beku, anak mereka tidak akan bisa merasakan apapun lagi, cinta, kasih sayang atau bahkan rasa iba.

Dia layaknya patung indah tanpa hati, tapi mereka akan menerima apapun terjadi pada anak mereka, sekalipun Arina mereka ingin terus menjadi anak laki-laki.

Sekarang yang terpenting adalah membuat identitas baru untuk Arina dan nama yang baru untuk anak mereka.

"Kamu bolos dulu ya hari ini, 2 lagi Papa akan memberikan semua identitas dan nama baru untuk kamu" kata Aryan lembut.

"Ok" balas Arina singkat dan berjalan kearah kamarnya lagi.

"Nanti malam Mama pergi ke moll ya sama Arina beli baju baru untuk dia, sekarang anak kita bukan perempuan lagi tapi laki-laki" kata Aryan..

"Iya mas" balas Delia lemah.

.........

TBC

Fote sampai 20 dan komen 10

Mami lanjut ya kalau enggak mami enggak mau lanjut say....

Handsome GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang