enam

2K 203 3
                                    

Shani memajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia sudah hafal arah ke rumah Zara karena memang satu kelas dan teman baik Shani saat kelas 8.

"Shan kamu gak bareng Gre?"

Tubuh Shani sedikit menegang, demi apapun ia melupakan Gracia. Shani lupa jika hari ini gadis gingsul itu ada kegiatan. "E-eh lupa Zar, kita agak ngebut ya! Pegangan."

Ia menambah kecepatan motornya, sampai akhirnya 10 menit berlalu, Shani sudah sampai di depan rumah Zara, belum sempat gadis pendek itu berterima kasih, Shani sudah buru-buru pergi.

Zara menghela nafas pelan, jika berhubungan dengan Gracia rasanya Shani seperti jadi orang yang berbeda, atau memang itulah diri Shani yang sebenarnya? Entahlah.

***

Bisa-bisanya Shani lupa akan Gracia, sudah pasti gadis gingsul itu akan marah. Lebih parah lagi jika tadi ia melihat Shani dan Zara. Shani membawa kendaraan roda dua itu seperti orang kerasukan, cepet banget weh.

Hanya butuh waktu 5 menit gadis jangkung itu sudah berada di parkiran sekolah. Beruntungnya Gracia masih ada disana. Ia sedang mengobrol dengan teman satu klubnya mungkin.

Shani menghampiri Gracia, "Gre, maaf ayo pulang bareng!" ajak Shani.

"Eh Ci Shani, yaudah aku duluan ya Sis, bye!" Gracia melambaikan tangan pada Sisca dan mengikuti langkah kaki Shani menuju parkiran.

"Ge maaf ya."

"Emang Cici abis darimana sih bisa-bisanya lupa sama aku, kita tuh udah hampir tiap hari pulang bareng Ci kok bisa lupa!" kesal Gracia.

Shani serba salah, jujur atau tidak ya?

"Ya gimana lagi Ge."

"Ci aku nanya, jawab nya jangan pake jawaban ambigu gitu dong!"

Masalahnya Gracia ini cemburuan parah Shani dekat dengan adik kelas lain seperti tidak boleh, tapi kan Zara teman sekelas Shani? Gracia pasti tidak akan marah iya kan?

"Abis anterin Zara pulang Gre, tadi dia kedinginan gitu. Itu sebabnya juga aku ngga pake jaket sekarang, jaket ku masih di pake Zara, tadi aku buru-buru kesini Ge," jelas Shani panjang lebar, berharap semoga Gracia mau mengerti.

Tapi anak kecil itu malah menghentakkan kakinya dan menyilangkan tangan di dada tanda penolakan alias tidak suka. Jika sudah begini jujur saja Shani sangat kesal, dia selalu bertingkah seolah hal itu akan menggemaskan di mata Shani.

"Ge masa mau marah sih?"

"Lagian Ci Shani ngapain juga! Coba pake peluk-peluk lagi tadi di lapangan!"

Lapangan? Apa jangan-jangan Gracia melihat kejadian tadi? Berarti Gracia sudah cukup lama menunggu Shani disini?

"Iya Ge, maafin aku salah. Ayo pulang aku traktir boba."

Mendengar kata 'boba' otomatis membuat Gracia mengenakan helmnya sendiri dan duduk di jok belakang motor Shani.

Gadis jangkung itu sedikit berdecak, tidak menyangka hanya dengan satu sogokan boba Gracia bisa memaafkan dirinya. Tapi tak apalah.

Mereka mulai menghilang dari parkiran, saat ini keduanya sedang duduk di dekat taman, karena disana ada penjual boba dan camilan lainnya.

Adek [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang