Happy Reading.
...
"Huuuuuu!" sorak mereka semua melihat Lola berjalan sembari menunduk di koridor sekolah.
Lola terus berjalan dengan sedikit mempercepat langkahnya hingga tak sengaja menabrak badan seseorang.
"Aduh!" Lola mengusap dahinya yang menjadi korban.
"MASIH PUNYA MATA?!"
Lola tersentak mendengar teriakan pemuda yang ditabraknya tadi, dengan perlahan Lola memundurkan badannya mengantisipasi pemuda itu bertindak lebih jauh.
"Kenapa diam? Dasar cupu!"
Lola tetap diam mendengar ucapan pedas darinya. Lagipula Lola sudah terbiasa dengan panggilan itu selama kurang lebih setahun.
"MINGGIR!"
Kali ini primadona sekolah dengan sengaja menabrak bahu Lola, padahal koridor sekolah sangatlah luas.
"Cupu! Ngapain masih di sini? Sana masuk kelas, jijik tau nggak lihat wajah lo," ucap pemuda itu lagi.
Tanpa basa basi, Lola segera mematuhi perkataannya dan berjalan dengan sedikit tergesa-gesa memasuki kelas.
"Pagi Lola!" sapa Gisel, sahabat Lola semenjak MOS. Dia merupakan satu-satunya orang yang menganggap Lola sama dengan siswi yang lainnya.
Ah iya namanya Lola Anastasya, untuk saat ini dia bersekolah di SMA Nusa Bangsa dan sudah duduk di bangku kelas 11. Mengenai panggilan 'cupu' yang tersemat dalam dirinya, dia tidak bisa menjelaskannya terlalu banyak. Namun, yang pasti panggilan itu ada karena pakaiannya yang kebesaran, rambutnya yang selalu dikepang dua dan juga wajahnya yang tidak dipoles make up apapun.
Lola berjalan mendekati Gisel dan mendudukan diri di sampingnya.
"Lola, lo tau nggak?"
Lola menggeleng. "Nggak tau, emang ada apa?"
"Seluruh siswa diundang ke acara ulang tahun kak Azra! Gue yakin pasti acaranya akan sangat meriah. Oh iya lo diundang juga nggak?"
Lola menggeleng, mana mungkin seorang siswi cupu seperti dirinya diundang ke acara ulang tahun seorang pangeran sekolah. Lagi pula jika dirinya diundang, dia harus menggenakan apa? baju yang Lola punya hanya daster dan dress sederhana. Lola tidak terlalu menyukai fashion.
"Lo nggak diundang? Serius? tetapi kenapa?"
"Aku juga nggak tau Gisel, atau mungkin mereka sedang tidak ingin mengundangku."
Gisel mengangguk lesu, harusnya dia tidak terlalu berekspektasi membayangkan dirinya dan sahabatnya menghadiri undangan ulang tahun bersama-sama, karena realitanya Lola sahabatnya itu dikucilkan dan dianggap tidak layak untuk dijadikan teman hanya karena pakaiannya yang tidak modis.
Sudah berulang kali Gisel menasehati Lola agar mengubah penampilannya karena Gisel tau dibalik pakaian cupunya terdapat wajah yang sangat mempesona. Namun, Lola menolak dengan alasan dirinya sudah terlalu nyaman dengan pakaiannya sekarang dan tidak bisa menggunakan alat magic seorang perempuan.
Lola menepuk pelan bahu Gisel, "Kenapa? kamu tidak perlu merasa sedih, aku nggak papa kok," ucap Lola sambil tersenyum.
Gisel mendongak inilah keistimewaan Lola, dia tidak akan marah atau merasa sedih dengan perlakuan seseorang. Namun, Gisel tidak tau sampai kapan batas kesabaran seorang Lola.
Tok Tok Tok
Pandangan seluruh orang di kelas teralihkan oleh ketukan pintu.
Cklek
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile || Cerpen
Short StoryKumpulan cerpen dari penyuka bulan alias Apipa manis. Skuy dibaca! "Hanya kumpulan cerita pendek, tanpa harus ada konflik rumit." ... #Don't copy my story 🐾 #Nekat plagiat? Dosanya dibawa sampai mati!