"Berhenti Makan!"
Cerita Horor dari KoreaAda seorang anak lelaki bernama Yeon-Jin yang tinggal bersama ibunya di sebuah gedung apartemen yang kumuh. Mereka hidup berdua dalam kondisi yang memperihatinkan. Ayahnya telah meninggalkan keluarga tak lama setelah dia lahir. Ibunya adalah seorang pecandu narkoba dan dia tidak merawat Yeon-Jin dengan baik. Uang yang dihasilkan dari bekerja digunakan untuk membeli alkohol dan narkoba oleh ibunya. Yeon-Jin terkadang harus mencari makanan sisa di tempat sampah untuk makan sehari-hari.
Suatu hari, Yeon-Jin pulang dari bekerja sebagai pemungut sampah. Dia menemukan ibunya terbaring di lantai dapur dalam kondisi mulut berbusa. Ibunya meninggal karena overdosis narkoba. Tidak ada yang tahu bagaimana menghubungi ayah Yeon-Jin, jadi dia dikirim untuk tinggal bersama neneknya.
Nenek Yeon-Jin sangat mencintainya, tetapi dia adalah wanita miskin dan nyaris tidak mampu memberi makan untuk dirinya sendiri. Dia memiliki kios kecil di dekat stasiun kereta di mana dia menjual rokok kepada orang yang lewat dan mencari sedikit nafkah.
Setiap kali sang nenek punya uang, dia akan membeli bahan makanan dan mengisi lemari es. Tetapi tak berapa lama, Yeon-Jin akan makan semua yang ada di lemari es. Melihat banyak makanan enak yang tidak pernah Yeon-Jin lihat sebelumnya, membuat Yeon-Jin tidak tahan untuk segera memakannya. Sekarang Yeon-Jin terlihat seperti binatang kelaparan. Dia tidak bisa berhenti makan dan menjejali mulutnya dengan makanan sampai pipinya tampak seperti akan pecah. Hal itu membuat neneknya terganggu.
"Yeon-Jin!" teriak neneknya. “Kamu harus berhenti makan!."
Tetapi Yeon-Jin tidak bisa berhenti. Setiap hari, ketika neneknya sedang bekerja, dia akan menghabiskan seluruh isi lemari es, kemudian pergi berburu mencari makanan-makanan sisa di tempat sampah di sekitar rumahnya.
"Yeon-Jin!" teriak sang nenek. “Aku adalah seorang nenek tua yang miskin! Jika kamu tidak menghentikan ini, kita berdua akan mati kelaparan! "
Ketika Yeon-Jin masih tidak mendengarkan peringatannya, nenek tua yang frustrasi itu mulai memukuli Yeon-Jin. Dia tidak ingin menyakiti cucunya itu, tetapi dia harus berhenti makan berlebihan. Seluruh uang sang nenek sudah habis untuk memberi makan sang cucu. Sudah tiga bulan ia menunggak biaya sewa rumahnya dan tidak ada sepotong pun makanan di lemari es.
Yeon-Jin menjadi takut pada neneknya dan takut akan dipukul setiap kali dia pulang. Dia mulai membuat rencana untuk melarikan diri dari rumah.
Suatu hari, Yeon-Jin menghilang. Neneknya pergi berkeliling ke semua tetangga, menanyakan apakah mereka pernah melihatnya. Dia mencari di sekitar, mengetuk pintu dan mengintip di jendela, tetapi dia tidak bisa menemukannya di mana pun. Akhirnya, dia pergi ke kantor polisi dan mengajukan laporan orang hilang, tetapi polisi tidak dapat menemukan anak itu juga.
Sebulan berlalu, dan tiba-tiba, Yeon-Jin kembali. Suatu pagi, sang nenek mendengar ketukan samar di pintu apartemennya. Dia membuka pintu dan melihat cucunya berdiri di sana. Wajahnya pucat, pipinya cekung dan pakaiannya compang-camping. Wanita tua itu memeluknya dengan erat.
Yeon-Jin berkata kepadanya neneknya, "Nenek, aku ingin makan."
Sang nenek segera membuka kulkas dan mengeluarkan semua yang ada di sana, sup, salad, sosis dan semua makanan yang ada di sana. Ketika wanita tua itu sedang merebus sup, cucunya duduk di meja dan mulai makan. Yeon-Jin memasukkan wajahnya ke piring makanan, menjejalkannya ke dalam mulutnya sampai pipinya bengkak. Neneknya sangat senang melihat cucunya kembali, dia tidak mengatakan apa-apa.
Saat itu, wanita tua itu melihat sesuatu yang aneh. Setiap kali Yeon-Jin membuka mulutnya, sesuatu terjatuh dari dalam mulutnya. Dia melihat ke bawah ke meja dan melihat sekelompok belatung menggeliat. Wanita tua itu menatapnya dengan ngeri.
"Ke mana saja kamu selama ini, Yeon-Jin?" dia bertanya.
"Jangan pura-pura tidak tahu. Kamu tahu kemana saja aku selama ini kan, Nenek?" jawabnya.
Mendengar kalimat yang keluar dari mulut cucunya, sang nenek terkejut dan bangkit dari meja makan. Sang nenek hanya berdiri di sana dengan mulut terbuka, menatap Yeon-Jin. Yeon-Jin terhuyung-huyung menyusuri ruang tamu dan ketika dia mendekati pintu depan, dia pingsan dan jatuh ke lantai.
Sang nenek berlari dan memeluk cucu laki-lakinya itu dalam dekapan, tetapi Yeon-Jin tidak bergerak. Kulit Yeon-Jin berwarna abu-abu dan dia tampak pucat pasi seperti orang mati. Wanita tua itu ketakutan dan menempatkan cucunya di sofa. Kemudian, dia memanggil dokter.
Sementara dia menunggu bantuan ambulans tiba, dia berjalan mondar-mandir di ruangan, ia meraih tangan Yeon-Jin dan memeriksa denyut nadinya, tetapi Yeon-Jin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Akhirnya, dokter datang. Sang dokter membungkuk untuk melihat Yeon-Jin lebih dekat, lalu tiba-tiba sang dokter berdiri tegak.
"Nenek!" dia berseru ngeri. “Anak laki-laki ini telah mati selama berminggu-minggu! Lihat, dia sudah mulai membusuk. Mulutnya penuh dengan belatung! "
Sang nenek menangis dan berkata bahwa hanya setengah jam yang lalu, dia telah memberi makan cucunya sosis, salad dan semangkuk sup.
Dokter memanggil bantuan polisi. Mayat Yeon-Jin dibawa untuk di otopsi, dan neneknya dibawa ke kantor polisi. Setelah diselidiki, polisi memutuskan bahwa sang nenek telah membunuh cucunya lebih dari sebulan yang lalu. Ketika Yeon-Jin berniat kabur dari rumah, sang nenek marah dan memukul kepala Yeon-Jin dengan benda tumpul berkali-kali hingga terjadi gegar otak. Pengadilan memutuskan bahwa sang nenek telah menjadi gila dan wanita tua itu dikirim ke rumah sakit jiwa untuk menjalani sisa hidupnya.
By mamang debay
TamatSemoga kalian suka ceritannya ya ... enjoy the reading nantikan cerita lainnya . Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote 🌟, komet 💬 dan share ♲😄
KAMU SEDANG MEMBACA
kumpulan cerpen horor
HorrorBerisi kumpulan cerita pendek horor , tidak ada deskripsi kalo penasaran langsung mampir aja keceritannya 😉 add : Update tergantung mood