[06.05]
Di sabtu pagi yang cerah itu Lisa dibuat kaget akan kedatangan kedua orang tuanya ke apartment yang ia dan kakaknya tinggali.
Sungguh. Ini sangat aneh karena tidak biasanya kedua orang tuanya itu berkunjung ke apartment mereka dan ditambah dengan fakta kalau mereka datang bersama. Ayahnya itu tidak pernah menemui Lisa dan kakaknya secara langsung ke apartment, mungkin pernah dua sampai tiga kali itupun hanya untuk membantu Chanyeol memanggil service pendingin ruangan yang waktu itu rusak.
"Ya Tuhan! Sejak kapan kalian ada disini?" tanya Lisa sambil mengusap dadanya kaget. "Ibu dan Ayah datang kesini berdua? Tumben sekali."
Tapi bukannya menjawab, kedua orang tuanya itu malah sibuk dengan urusannya masing-masing. Sang Ibu yang mulai sibuk mengoceh setelah melihat keadaan kulkas mereka, serta sang Ayah yang sibuk mencari keberadaan remot tv.
Sang Ibu berkacak pinggang kesal, "Apa kalian tidak pernah belanja kebutuhan sehari-hari?"
Baru saja Lisa akan menjawab pertanyaan sang Ibu, kakaknya Park Chanyeol keluar dari kamarnya dengan penampilan yang luar biasa—
berantakan.
Sibuk mengusap matanya Chanyeol meneriaki nama Lisa, "Huaa, Lalisa ayo cepat bangun dan buatkan aku sar—"
"Astaga Ibu?!" kaget Chanyeol setelah melihat muka Ibunya yang entah sejak kapan sudah berada tepat di hadapannya.
Plak
"Aw, kenapa Ibu menamparku.."
Iya, Chanyeol baru saja mendapatkan bogem mentah dari sang Ibu. Dan disisi lain jangan tanyakan apa yang Lisa lakukan karena ia sudah tertawa terpingkal-pingkal—tanpa suara—tepat setelah kakaknya itu meneriaki namanya.
"Berhenti tertawa Lalisa Park!" ucap Ibunya tiba-tiba yang membuat Lisa berhenti kaku ditempatnya. Astaga kalau Lisa pikir-pikir bagaimana bisa Ibunya itu tau kalau Lisa sedang tertawa padahal ia tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
"Kalian itu sama-sama sudah dewasa tapi masih saja saling mengejek dan mengusik satu sama lain."timpal sang Ayah yang sedang asik menonton berita pagi.
"Ayah juga ikut kesini?!" celetuk Chanyeol yang tidak percaya—sambil masih mengusap pipi tampannya yang tadi terkena bogem mentah dari Ibunya.
Lisa bergerak dari tempatnya dan pergi mengambil segelas susu yang tadi disiapkan oleh sang Ibu. "Jadi, kalian ada acara apa pagi-pagi seperti ini kesini? Tanpa mengabari pula.." tanya Lisa—lagi—yang segera duduk disamping Ayahnya.
Sang ibu menarik lengan Chanyeol paksa dan segera ikut duduk di sofa ruang tv.
"Ada apa sebenarnya? Kenapa Ibu terlihat serius seperti itu, sih?" tanya Chanyeol kali ini.
Ibunya memberikan lirikan sekilas pada sang Ayah—yang sudah pasti tidak dihiraukan olehnya—dan langsung menatap Lisa.
"A-aku? Kenapa? Aku tidak membuat masalah sungguh." jelas Lisa yang merasa kalau ia akan mendapatkan omelan panjang dari sang Ibu.
Masih menatap Lisa, sang Ibu menghembuskan nafas pelan. "Kau akan pindah ke sekolah kakakmu mulai besok lusa, Ibu sudah menyiapkan segalanya sejak dua minggu lalu."
Singkat jelas dan padat.
"APA?!"
Tidak, tidak. Itu bukan teriakan Lisa tetapi itu adalah teriakan tidak terima yang keluar dari mulut Park Chanyeol.
"Kenapa? Bagaimana bisa? Kenapa sangat mendadak seperti ini? Tentu ada alasannya bukan?" rengek Chanyeol tak terima.
Melihat reaksi dari putra sulungnya membuat sang Ibu menghembuskan nafas lagi, "Tidak ada alasan khusus, hanya saja Ibu berpikir kalau kali ini kalian harus berada di sekolah yang sama."
"Apa? Tapi kenapa? Maksudnya—"
"Kalian ini sudah mau beranjak dewasa, apa kalian akan terus saling menutupi fakta kalau kalian ini adalah kakak-beradik?" potong sang Ibu.
"Dan mungkin alasan lainnya adalah kau.." sang Ibu menunjuk putra sulungnya itu, "harus mulai menjaga adikmu dengan benar."
Park Chanyeol menganga tak percaya. Apa tadi kata Ibunya? Bagaimana bisa Ibunya itu dengan santai menekankan kata "dengan benar" seolah-olah selama ini Chanyeol tidak menjaga atau mengurus adiknya dengan benar.
Ingin rasanya Chanyeol protes kepada Ayahnya, tapi setalah melihat bagaimana sang Ayah yang hanya diam saja mendengarkan membuat Chanyeol sadar kalau sang Ayah juga sudah dipastikan ikut andil dalam keputusan ini.
Lisa? Oh jangan tanyakan keadaannya saat ini. Lisa diam bukan berarti ia setuju, tapi saat ini ia sedang marah dan protes tidak terima—di dalam hatinya. Sebenarnya Lisa tidak sepenuhnya marah, hanya saja ia tidak bisa mengerti jalan pikiran kedua orang tuanya yang suka bertindak seenaknya tanpa membicarakan apapun baik itu kepada Lisa maupun Chanyeol seperti sekarang ini.
Dan jika dipikirkan lagi, sebenarnya Lisa justru mendapat keuntungan karena ia bisa bertemu dan satu sekolah kembali dengan sahabatnya Park Chaeyoung. Jadi, bisa dikatakan kalau Lisa senang dengan perintah dari kedua orang tuanya untuk pindah.
Atau mungkin tidak?
Karena tepat setelah kedua orang tuanya pergi pada malam hari itu, Lisa merasa menyesal telah mengiyakan perintah orang tuanya untuk pindah ke sekolah yang sama dengan kakaknya.
Bagaimana bisa Lisa melupakan satu fakta itu? Fakta yang nantinya mungkin akan membuat Lisa mendapatkan suatu masalah di sekolah barunya itu.
"TIDAKKK!!" teriak Lisa di malam hari yang sunyi itu.
Apakah ini nyata? Astaga, apa yang harus aku lakukan? keluh Lisa dalam hati.
—00.00—
vomment sangat berarti♥️
hi guys chapt 1 akhirnya publish yuhu,
masih abu-abu yes jadi harap bersabar hahaha—za

KAMU SEDANG MEMBACA
Real: Time: Love
Fanfictionsummary; 〰️ Hanya seorang gadis berusia 17 tahun bernama Lalisa Park, yang menyesal karena telah menyelinap masuk ke tempat yang seharusnya tidak ia masuki. 📍Started: December 4, 2020 ©️mynightimagination