Verlighzos

60 7 0
                                    

Cleona duduk menyilangkan kakinya gadis itu memang selalu terlihat anggun. Ia sekarang berada di markas Blood Fighter bersama Lia, Daniel, dan Aurel. Cleona melirik arlojinya dan ternyata sudah sejam kedatangannya kini tapi Daniel tak kunjung bercerita apa masalah Darurat yang seperti dimaksudkan Lia pada perkatanya di Rumah sakit tadi. Mungkinkah Daniel membohonginya? Tapi tidak mungkin Abangnya itu berani berbohong jika menyangkut Blood Fighter apalagi Master OF Darkness.

Bola mata Cleona melirik Lia dan Aurel yang tertidur pulas disebelahnya dengan kepala yang menyatu lebih tepatnya Kepala Lia yang berada diatas kepala Aurel. Kedua gadis itu seperti anak kembar dengan keadaan menggemaskan seperti yang ia lihat.

"Kalo mereka akur gini Serasa Dunia tenang gitu," gumam Cleona

Cleona melahap Cemilan yang ia sempat beli tadi di minimarket karena rengekan Aurel, Cleona memberikan Cowok dihadapannya itu waktu untuk bercerita tentang maksud dari Keadaan Darurat yang menimpah Markas Blood Fighter.

Kruk, kruk, kruk, kruk (bunyi dari kunyahan Cleona yang memakan Cemilan berupa kerupuk membuat hal itu terciptanya suara didalam kesunyian markas. markas sendiri dipenuhi oleh beberapa orang ada pengawal khusus Blood Fighter, Bodyguard yang sebagian besar berasal dari Master Of Darkness, bahkan ada juga anak Remaja yang sedang nongkrong dibawah sana dan tentunya mereka termasuk anggota Blood Fighter. perlu diperjelas Anggota dari Blood Fighter beberapa terdiri dari Anak SMA dan kuliahan yang bukan sembarangan, mereka mesti punya nyali yang besar untuk bergabung dalam geng ini, mereka banyak yang berasal dari SMA Harun Jaya sekaligus untuk melindungi Queen mereka Cleona).

"Bang aku udah capek duduk disini, bahkan nunda waktu tidur siang Aul rela, jadi plis ceritain keadaan Darurat maksudnya apasih" ujar Cleona pada Akhirnya memelas kepada Daniel yang lebih mementingkan tumpukan kertas dihadapannya. dari tadi  pertanyaan yang Cleona ajukan untuk Daniel hanya itu saja membuat Daniel bosan mendengarnya.

Daniel tidak menggubris perkataan Cleona ia meraih benda yang berbentuk pipih yang terletak disudut meja, jari tangannya mengetikan sesuatu disana kemudian menelpon seseorang.

"Ren, lo kelantai atas sekarang, keruangan kerja gue seperti biasa." ucap Daniel setelah telepon tersambung dari kedua belah pihak, dan setelah kata terakhir yang ia lontarkan itu iapun mengakhiri sambungan teleponya seperti orang yang sedang menghemat pulsa.

2 menit kemudian...........

Rendi datang, dengan berjalan santai lalu dengan entengnya mendudukan bokongnya disamping Daniel serta tersenyum menyapa kepada sang leader Cleona yang memasang muka datar tanpa ekspresi. Rendi sendiri adalah salah satu sekelas Daniel sekaligus sahabatnya, Daniel mempercayai 3 orang sekelasnya untuk masuk bergabung dalam Blood Fighter karena kehebatan yang dimilikinya membuat Daniel sedikit kagum.

"Lo manggil gue buat apa?" Tanya Rendi setelah duduknya sempurna

"Gue sibuk jadi Lo aja yang ceritain problemnya."

"Oh yang soal itu,"

"Aul bangunin dulu Lia dan Aurel, mereka juga mesti tau supaya nggak ngulang lagi nanti penjelasanya". Perintah Daniel kepada Cleona yang masih sibuk dengan laptopnya.

Cleona menggoyangkan tubuh Aurel dan Lia bersamaan tapi tak ada reaksi dari kedua gadis kebo itu seperti biasa sulit untuk membangunkan gadis yang hobi tidur apalagi Aurel. satu satunya cara ia mesti menggunakan Cara tidak berperikemanusiaan kepada sahabatnya.

Dengan kasar Cleona menarik sepatu yang masing-masing digunakan oleh Aurel dan Lia, dengan jahilnya Cleona menaruh Sepatu Lia  ke Indra penciuman sang pemilik, begitupun dengan Aurel ia juga melakukan hal yang serupa menaruh sepatu Aurel sendiri ke Indra penciumannya.

EDRICONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang